DA | 13

210 52 58
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA!


____Happy_Reading____




"Al laper." Rengek Ayara.

"Ayo makan!"

"Mau baksoooo."

"Astagfirullah Ra! Ini Amerika bukan Jakarta!"

"Tapi mau baksooo." Rengek Ayara seraya menggoyangkan lengan Alaric.

"Tempatnya jauh Ra."

"Tapi aku mau itu! Ya ya ya!!" Ayara mengeluarkan jurus puppy eyes nya membuat Alaric semakin gemas pada Ayara.

"Tempatnya jauh lo mau jalan?!! Kita kan gak bawa kendaraan."

Ayara memasang wajah sendunya seraya mengusap perut datarnya. "Aku lagi laper banget gak sanggup lagi jalan."

Alaric memutar otaknya kemudian mengangguk singkat. "Hm, oke lo tunggu disini bentar!"

Alaric segera melenggang pergi meninggalkan Ayara sendiri di pinggir jalan. Cukup lama membuat Ayara terus menggerutu ingin rasanya gadis itu pergi meninggalkan Alaric.

"Ayo naik!"

Ayara memincingkan matanya. "Naik sepeda?"

"Hm! Ayo naik!"

"Tapi___"

Belum selesai Ayara berbicara Alaric terlebih dahulu menarik Ayara untuk duduk di belakangnya. Dengan senyum mengembang Alaric menggoes sepedanya.

"Pelan-pelan, Al!!" Pekik Ayara seraya memukul kesal punggung Alaric.

Seolah tuli, Alaric mengabaikan pekikan Ayara dan terus menggoeskan sepedanya dengan melenggok-lenggokan sepedanya dengan kecepatan kencang membuat Ayara semakin histeris dan memeluk erat pinggang Alaric. Romantis bukan? Wkwkwk

Ciiiiitttttttt

"ALARIC ADDERSOOOOON!!!!" Pekik Ayara seraya mengusap hidungnya yang telah menabrak pungguk kekar Alaric membuat hidungnya terasa ngilu karenanya.

"Kamu kalo benci sama aku tuh bilang!! Segitu niatnya kamu mau bunuh aku!" Gerutu Ayara.

Alaric terkekeh pelan. "Gak mungkin gue bunuh lo Ra." Alaric mengusap pelan hidung Ayara.

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini! Punya dendam apa sih kamu!!"

"Kalo gue bunuh lo siapa yang jadi istri di masa depan gue?"

Ayara terpaku beberapa saat dan menatap Alaric intens.

Tak

Ayara meringis saat mendapat sentilan di keningnya membuat Alaric terkekeh geli seraya mengusap kening Ayara lembut. "Serius amat sih lo! Becanda kali! Siapa juga yang mau nikah sama cewek galak dan bar-bar kayak lo!"

"Alariiicccc!!!!"

Tawa Alaric menggelegar dan segera berlari memasuki kedai bakso, dengan segera Ayara menyusulnya

"Bakso tiga!!" Pesan Alaric

Ayara mengernyit bingung. "Satunya buat siapa?"

"Lo lah!"

Ayara tersenyum lebar. "Makasih!! Lo yang terbaik!!" Ayara mengacungkan kedua jempolnya sebelum meninggalkan Alaric menuju meja tunggu.

"Ra."

"Apa?!" Ayara mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Sementara Alaric menatapnya intens.

"Kok lo tambah kurusan ya? Lo gak pernah makan ya selama menghilang?"

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang