DA | 42

144 34 174
                                    

Siapkan tisu krn part mengandung unsur bawang🤧

Yg belom follow tolong di follow dulu ya sist!

Ish_BlackRose

꧁Happy Reading꧂

Los Angeles, California.

"Nana ngapain?" Tanya Juna dengan membawa secangkir cokelat di tangannya.

Gadis kecil itu menoleh. "Kapan kakak Ala dateng?" Lirihnya sendu.

Juna meletakan cangkirnya sebelum duduk di samping Ayana yang sedari tadi menatap keluar melalui jendela di ruang tamu. Juna mengusap lembut puncak kepala Ayana. "Kakak juga gak tau, gimana dong? Lagian kenapa Nana tanyain kak Ara terus, hm? Kan ada kak Juna disini."

Ayana semakin memanyunkan bibirnya. "Tapi kak Ala udah janji bakal cepet dateng kalo Nana nulut di sini, kak Juna apa Nana nakal sampe kak Ala lama banget pelginya?"

Juna mengangkat tubuh mungil Ayana dan mendudukannya ke pangkuannya. "Siapa yang bilang, hm? Nana gak nakal tapi kak Ara yang lagi sibuk makanya kak Ara lama kesininya. Sekarang Nana main sama kakak dulu ya? Kakak janji bakal memenin Nana terus selama Nana di sini sampe kak Ara datang ke sini. Nana mau kan lebih sabar lagi nunggu kak Ara?"

Gadis kecil itu mengangguk pelan sebelum menyenderkan tubuhnya ke dada bidang Juna dan semua itu kebiasaan Ayana jika bersama Ayasa beserta sahabatnya. Ah Ayana jadi mengingat ke tiga pria yang berbeda sifat itu tapi selalu bersama, bahkan sejak ke tiganya balita.

"Dali kecil Nana jalang ketemu sama kak Ala, kalena kakak pelgi jauh dan Nana gak tau kemana. Setiap hali Nana selalu di temenin Abang sama kak Ley yang selalu lusuhin Nana kalo abang gak ada kak Al yang bakal nenangin Nana kalo lagi nangis gala-gala kak Ley." Celoteh Ayana seraya memainkan kancing kemeja Juna.

Juna mengusap lembut punggung Ayana. "Selain mereka Nana main sama siapa?"

Ayana menggeleng pelan. "Kadang sama oma kalo oma gak pelgi sama opa kalena opa seling pelgi jauh jadi oma ikut opa."

Juna semakin tertarik dengan kehidupan gadis kecil di pangkuannya ini. Setahunya Ayara sudah tidak memiliki orang tua berarti Ayana pun tumbuh tanpa orang tua. Namun ia tak tau pasti sejak kapan kedua krang tua mereka pergi. "Emang Nana gak punya temen main seumuran Nana?"

Ayana terdiam sesaat sebelum menggeleng singkat. "Gak ada! Aku punya temen namanya Lay adiknya kak Ley tapi dia sama kayak abang, gak selu gak bisa di ajak main." Ujar Ayara dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

Ah juna baru ingat jika sepupunya itu juga memiliki adik semuran Ayana, namun ia baru tahu jika adik Reynand sifatnya berbanding terbalik dengan pria itu pantas saja Reynand suka mengusili Ayana. "Terus kalo abang sama temen-temennya sekolah dan oma pergi ikut opa, Nana di rumah sama siapa?"

"Biasanya Nana di titipin di lumah kak Al kalo gak di lumah Lay sampe abang pulang sekolah." Jawab Ayana polos membuat Juna tersenyum miris.

Tidak seharusnya di usianya Ayana yang masih kecil itu harus terombang-ambing oleh arus kehidupan tanpa orang tua dan orang-orang yang seharusnya terus berada di sampingnya. Ingin rasanya Juna mengambil gadis mungil ini dari keluarganya untuk ia rawat namun ia sadar jika itu tidak mungkin bisa, apalagi Ayana memiliki 2 pawang yang berbahaya.

"Emang di rumah Nana gak ada pembantu atau baby sitter yang mau nemenin Nana kalo keluarga Nana lagi sibuk gitu?"

Ayana menggeleng pelan. "Kata kak Ley dulu waktu Nana kecil Nana pelnah di siksa sama baby sitter Nana jadi kak Ala sama abang gak mau Nana di lawat sama olang yang gak meleka kenal."

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang