DA | 17

159 48 67
                                    

Pagi ini Ayara kembali pergi ke sekolah dari apartemennya setelah semalam Ayara tidak pulang ke mansionnya. Waktu menunjukan pukul 7 dan itu menunjukan beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi. Setelah memarkirkan mobilnya dengan santai Ayara berjalan menuju kelasnya namun di pertengahan jalan matanya tak sengaja melihat keberadaan Alaric, dengan acuh Ayara berjalan melewatinya namun tepat saat keduanya bersisihan Alaric mencekal lengannya.

"Lo kemana aja?!! Kenapa gak pulang?!"

"Bukan urusan lo!" Ayara segera menepisnya namun Alaric kembali mencekalnya.

"Semua tentang lo menjadi urusan gue Ayara!" Ujar Alaric penuh penekanan.

Ayara kembali menepis cekalan Alaric dan melilat kedua tangannya di depan dadanya dengan wajah datarnya kemudian terkekeh hambar.

"Siapa lo?!! Jangan karena lo sepupu gue, lo ngerasa berhak atas diri gue!! Urus aja urusan lo!!"

Alaric terhenyak sesaat, untuk pertama kalinya Ayara menggunakan kosa kata lo-gue menandakan jika gadis itu benar-benar tengah marah padanya, namun yang di fikirannya Ayara marah karena apa? Mengingat semenjak kepulangan Albara keduanya jarang bertegur sapa apalagi berbicara.

"Lo kenapa sih Ra? Kenapa lo tiba-tiba berubah gini?" Lirihnya.

Ayara terkekeh hambar. "Asal lo tau gue berubah semenjak gue memutuskan untuk pergi jauh kesini dan salah satu alasannya itu karena lo Alaric!" Desis Ayara penuh penekanan, setelahnya Ayara pergi meninggalkan Alaric yang masih termenung di tempatnya.

Banyak yang melihat perseteruan kedua sepupu itu namun tidak ada yang paham karena keduanya menggunakan bahasa asalnya namun yang mereka tahu dari raut keduanya jika hubungan Alaric dan Ayara sedang tidak baik-baik saja.




⚔⚔⚔





Bel pun berbunyi Ayara segera keluar dari kelasnya menuju taman belakang namun langkahnya harus terhenti saat ponselnya bergetar.

"Hallo. Ayara speak."

"Maaf mengganggu miss, saya hanya ingin mengingatkan jika jam 11 nanti ada rapat dengan investor dari bangkok."

"Hm aku akan segera kesana, siapkan semua berkas-berkasnya."

Sambungan pun terputus dan Ayara mengubah tujuannya kembali ke kelas mengambil tasnya dan segera bergegas menuju mobilnya berada. Namun saat Ayara hendak memasuki mobilnya lagi-lagi tangannya di cekal membuat Ayara kembali mengurungkan niatnya.

"Lo mau kemana?!!"

"Apa urusannya sama lo?!!"

"Semalem lo dimana?!"

"Kantor."

"Lo tidur dimana?!"

"Apart." Ketusnya seraya menghempaskan cekalannya.

Ayara kembali hendak memasuki mobilnya namun dengan cepat Alaric memeluknya erat.

"Pulang ya, semua orang mencemaskan lo."

"Hm dan sekarang gue harus pergi."

Ayara pun melepaskan tangan Alaric kemudian memasuki mobilnya dan meninggalkan Alaric, Ayara sempat melirik Alaric yang masih berdiri di tempatnya melalui kaca spionnya.



Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang