DA | 52

176 38 230
                                    

Suasana haru yang begitu ramai tadi kini menyisakan kedua insan yang enggan berjauhan, sepasang kekasih itu sedari tadi tidak ada yang mau melepaskan pelukannya melupakan jika salah satu dari mereka sudah di tunggu oleh keluarganya di dalam pesawat.

"Kabarin aku ya kalo udah sampai." Bisik Arthur lembut.

Ayara mengangguk singkat. "Kamu yakin gak mau ikut aku pulang ke Jakarta?"

Arthur menggeleng pelan. "Aku ingin memberikanmu ruang untuk melepas rindu dengan keluargamu. So, take your time with your family."

"Terimakasih. Kamu juga janji ya kalo ada apa-apa telfon aku! Aku selalu ada untuk kamu 24/7."

"Siap bos!" Seru Arthur seraya memberi hormat pada sang kekasih membuat keduanya tertawa pelan.

"Nanti kalo senggang aku bakal nyusul kamu kesana. Aku juga cukup merindukan kota Jakarta." Lanjut Arthur.

Ayara mendongakan kepalanya dan menatap Arthur berbinar. "Janji ya!"

Arthur mengangguk mantap dengan senyuman manisnya sebelum mengecup lama kening Ayara. "Udah sana! Keluarga kamu udah nungguin kamu. Pesawat kamu juga udah mau landing, begitupun dengan pesawatku."

Ayara mengerucutkan bibirnya dan menatap Arthur sendu. "Kita bakal ketemu lagi kan?"

Arthur tersenyum tipis, ia tahu jika kekasihnya masih menyimpan ketakutan jika ia akan kembali pergi lalu menghilang seperti kejadian hampir dua tahun yang lalu. Namun yang terjadi di hari itu di luar prediksinya, ia tak tahu jika hari itu menjadi perpisahan terlamanya kembali dengan sang pujaan hati. "Aku janji, aku bakal ke Jakarta kalo kamu udah sebulan di sana."

Ayara mencebik kesal. "Lama banget!!"

"Ya masa baru sehari kamu di sana aku langsung nyusulin kamu kesana?! Ya gak mungkin dong!"

"Kamu ikut aku aja ya ya ya!" Ujar Ayara memohon.

Arthur menggeleng pelan. "Aku mau kamu menikmati kebersamaan kamu dengan keluarga kamu sayang. Nanti kalo udah puas aku bakal ikat kamu sampai setiap hari kamu bosen lihat aku dari bangun tidur sampe sebelum tidur, cuma ada aku yang berada di dekatmu saat itu." Ujar Arthur dengan senyum misteriusnya.

Ayara memukul pelan lengan Arthur. "Kamu nyeremin ih!"

Arthur tergelak pelan. "Udah sana! Bentar lagi pesawat kamu landing!"

"Kamu jaga diri baik-baik ya di Las Vegas. Jangan kaget kalo tiba-tiba aku nyusulun kamu kesana." Ujar Auara dengan mengerlingkan matanya.

"Aku tunggu kedatanganmu sayang!"


⚔⚔⚔

At 7.50 pm, Jakarta, Indonesia.

Suasana mansion besar itu begitu sepi menyisakan dua orang pria berbeda usia dengan salah satu di antaranya terbaring lemah. Ayasa menatap sendu pria lanjut usia yang tengah memejamkan matanya. Tangannya terulur menggenggam lembut tangan yang sudah keriput itu.

"Opa bertahan ya, opa gak boleh tinggalin Ayas sendirian di sini! Mereka juga belum pulang dan Ayas percaya Ara pasti akan menepati janjinya." Lirih Ayasa.

Setelahnya Ayasa pergi meninggalkan kamar sang opa dan beralih ke balkon ruang tamu di lantai tersebut. Ayasa menatap lamat langit malam, malam ini cukup cerah karena ada beberapa bintang yang menemani bulan sabit itu seolah sang malam ingin menghiburnya dan menyuruhnya untuk tetap tersenyum.

"Gue iri karena lo punya bintang yang selalu nemenin lo di kegelapan malam." Monolog pria remaja tersebut menatap sang bulan sabit.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang