DA | 03

451 70 32
                                    

Tok tok tok

Lama tak ada sautan maupun pergerakan dari pintu di depannya.

Tok tok

Ceklek

Tuk

Terdengar ringisan membuat yang pelaku terkekeh pelan. "Upss sorry."

Mengabaikan sang pelaku, gadis piyama pink itu kembali ke kamarnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut membuat sang pelaku mengernyit bingung.

"Lo sakit?" Tangan Alaric terulur dan menempelkannya ke dahi Ayara, gadis itu hanya terdiam dan berguling-guling di atas tempat tidurnya.

"Lo kenapa sih?!" Laki-laki itu semakin khawatir karena tak ada jawaban dari Ayara.

"Perut ku." Lirihnya dengan wajah sendunya.

"Kenapa? Mag lo kumat?"

Ayara hanya menggeleng pelan. "Anter aku ke kamar mandi." Cicitnya pelan.

Alaric pun menggendong Ayara ala bridal style setelah di pastikan aman laki-laki itu kembali ke tempat tidur milik Ayara. Baru saja ia hendak memejamkan matanya, suara lengkingan dari dalam kamar mandi membuatnya berlari tergopoh-gopoh dengan raut cemas nampak jelas di wajahnya.

"ALARIC!!!"

Duk duk dukkkk

"Ra are you okey?" Seru Alaric dari depan pintu kamar mandi.

Terdengar suara pintu terbuka, kepala Ayara pun menyembul dari balik pintu dan tersenyum kikuk pada laki-laki di depannya itu. "Tolongin aku." Cicitnya.

"Apa? Kenapa?"

"Beliin aku pembalut. Pembalutku habis." Cicitnya lagi.

Mata Alaric membulat sempurna. "Are you sereously?!!! Lo nyuruh gue beli barang keramat punya cewek itu Ra?!!"

Gadis itu pun mengeluarkan jurus puppy eyes nya dengan senyum manisnya membuat Alaric tak bisa berkata tidak, mau tak mau laki-laki itu pun mengangguk pelan.

"Yeay!! Al yang terbaik!!! Yang ada sayapnya ya Al!!"

Laki-laki itu speechles. "Hah?! Sayap?! Bisa terbang dong?!!" Kekehnya.

"Ihhh bukan gitu!! Udah sana beli keburu banjir darah di kamar mandi."

Laki-laki itu melotot seraya menoyor pelan dahi Ayara. "Lebay lo!" Gadis itu hanya terkekeh melihat laki-laki itu melenggang pergi.

Tak lama kemudian Alaric kembali dengan kantung belanjaannya dengan cepat ia mengetuk kembali pintu kamar mandi tersebut.

Ayara tersenyum manis. "Makasih."

Alaric hanya mengguman dan berjalan ke arah sofa dan mulai mencari channel TV yang menarik. Hingga pandangannya teralihkan saat Ayara berjalan melewatinya membuat laki-laki itu berjalan mendekatinya.

Alaric menyenderkan tubuhnya ke tembok seraya menatap setiap pergerakan gadis di depannya. "Ra .." gadis itu hanya bergumam.

"Masih sakit?" Gadis itu kembali bergumam.

"Lo udah minum jamu yang gue beli?"

"Udah. Makasih."

Alaric hanya mengangguk pelan. "Emmm Ra gue laper." Adunya.

"Pergi aja ke dapur dan buka tudung sajinya."

Alaric berjalan meninggalkannya dan segera membuka tudung saji membuat senyum laki-laki berusia 16 tahun itu tersenyum lebar.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang