"Vic ..."
Victor mengangkat satu alisnya saat Ayara memanggil namanya, belum lagi dari rautnya gadis itu ingin menanyakan sesuatu yang sangat ingin di ketahuinya.
"Siapa yang memberitahmu aku di sini?"
"Mattew. Kenapa?"
Mata Ayara bergerak gelisah. "Sebelum aku tidak sadarkan diri malam itu, a-aku melihat dan mendengar jelas suara ..... Arthur. A-aku ... tidak mungkin berhalusinasi kan?"
Raut tegang terlihat jelas wajah Victor sebelum pria itu terkekeh hambar. "Apa yang kau katakan Ayara? Bukan kah kita semua tau jika kita belum mendapat kabar tentang Arthur?!"
Ayara menautkan kedua alisnya dan menatap Victor penuh tanda tanya. "Tidak ada yang kalian sembunyikan dariku kan?!!" Tuntut Ayara.
Reflek Victor menggeleng ribut seraya menggerakan kedua tangannya. "Tidak! Aku benar-benar mendapat kabarmu dari Mattew! Bahkan aku sempat berpapasan dengan Mattew beberapa menit yang lalu sebelum masuk ke ruanganmu."
Raut Ayara semakin di buat penasaran. "Bagaimana bisa Mattew menghubungimu dan berada di sini?!"
Victor mengangkat satu alisnya. "Bukan kah orang suruhanmu juga merupakan orang-orang Mattew?!"
Ah itu! Kenapa ia baru menyadarinya sekarang?! Pertanyaan konyol! Pikir Ayara. Tapi ia masih yakin jika malam itu yang di lihatnya adalah Arthur.
Ayara mengangguk pelan, sebelum tersenyum kikuk. "Maaf, aku lupa. Lalu di mana Mattew?!!"
Victor duduk di kursi samping ranjang. Victor mengangkat bahunya acuh. "Setibanya aku di sini hanya sempat berpapasan dengannya di koridor dan berpesan jika dia menitipkanmu padaku. Dan dari jalan serta rautnya, pria itu terlihat sedang buru-buru jadi kami tidak sempat mengobrol panjang."
Ayara kembali mengangguk pelan. "Berarti selama ini Mattew yang menjagaku di sini?!"
Victor menggelengkan kepalanya. "Ada Jackson, mereka bertugas menjagamu bergantian, itu informasi yang ku dapatkan dari Samuel. Dan mungkin tadi jatahnya Mattew karena aku hanya bertemu dengannya. Sisanya aku tidak tau apa-apa."
Raut Victor menjadi serius dan menatap Ayara dalam. "Sekarang katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi Ayara?!!"
Ayara menelan salivanya seraya mengerjapkan matanya. "A-aku loncat dari mobil yang ku kendarai."
Vitor memincingkan matanya. "Lalu?!"
"Aku terguling beberapa meter dan berakhir membentur tebing."
"Tapi lukamu sangat parah Ayara jika hanya terguling dan membentur tebing!" Victor semakin menatap intimidasi Ayara.
Sontak Ayara melototkan matanya. "Cuma kau bilang?!!" Seru Ayara tak terima.
Victor mengangkat satu alisnya. "Aku juga pernah di posisimu tapi tidak separah ini, Ayara! Kecuali .... jika kau melompat dari kecepatan di atas rata-rata! Jadi jelaskan dengan sejelas-jelasnya!"
Ayara mengalihkan pandangannya saat Victor menatapnya semakin menusuk. "A-aku mengendarai dengan kecepatan 120 km/jam." Cicit Ayara pelan.
Sontak mata Victor membulat sempurna dan menatap Ayara horor.
"Dan karena di dalam sana sudah aku pasangkan bom, jadi aku harus cepat-cepat keluar dari sana sebelum bom itu meledak dan mobil itu terjun bebas di atas laut."
Victor menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi dan menatap Ayara tidak percaya. "K-kau..?!!!"
"Apa yang ada pikiranmu Ayara?!! Kenapa kau melakukan itu tanpa mendiskusikannya dengan kami?!! Aku yakin kau tidak memberitahu rencanamu itu pada salah satu di antara kami kan?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]
Action#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 3 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕽𝖔𝖒𝖆𝖓𝖈𝖊 - 𝖆𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓 - 𝖙𝖊𝖊𝖓𝖋𝖎𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓 ⚠️ 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 ⚠️ 𝑨𝒚𝒂𝒓𝒂 𝑲𝒆𝒚𝒍𝒂 𝑺𝒕𝒐𝒏𝒆, dunia gadis cantik, cerewet dan manja itu berubah seratus...