DA | 32

149 45 149
                                    

Hari terus berjalan bahkan 3 bulan sudah berlalu semenjak Ayara mengajukan skripsinya. Gadis itu semakin sibuk dan sulit untuk di temui oleh teman-teman Arthur membuat mereka kadang kalang kabut sendiri karena tidak bisa mengetahui keadaan Ayara secara langsung. Dengan berbagai akal cerdiknya mereka selalu membuat alasan supaya gadis itu mau di temui maupun menemui mereka. Setidaknya mereka harus memastikan lokasi gadis itu tersebut sebelum di temui, yang berakhir memasang alat pelacak di beberapa barang milik gadis itu tanpa sepengetahuannya tentu saja.

Seperti saat ini mereka berniat menemui Ayara yang tengah berada di taman fakultasnya di temani MacBook miliknya tentunya. Mungkin gadis itu memperlukan udara segar untuk menyegarkan otaknya yang jika di buat anime mungkin sudah berkepul asap karena harus terus berkutat dengan materi dan skripsinya.

Bahkan siapapun yang melihatnya akan prihatin dengan kondisi Ayara saat ini yang jauh lebih kurus dari sebelumnya, mungkin karena jam makan dan istirahatnya yang tidak teratur membuatnya kehilangan banyak berat badannya, membuat ke 3 pria itu semakin protective dan sering mengirimnya makanan dimanapun gadis itu berada, tidak hanya itu terkadang mereka juga memergoki Ayara yang ketiduran di depan MacBook nya yang masih menyala membuat mereka semakin khawatir dengan kondisi gadis cantik itu.

"Makan dulu, Ayara." Ujar Mattew seraya menyodorkan sekantung keresek yang berisi makanan dan minuman pada Ayara.

Ayara yang tengah duduk lesehan dengan senderan pohon di belakangnya pun terkejut, reflek Ayara mengangkat wajahnya dan mendapati Mattew yang tengah mengulurkan tangannya dengan wajah datarnya. Ayara mendengus kesal kenapa mereka selalu dapat menemukannya dimanapun ia berada, ia menjadi curiga jika mereka telah memasang pelacak di salah satu barangnya.

Tidak tau saja jika mereka sudah lama melakukannya. Xixixi

Ayara mengambil kantung tersebut seraya memajukan bibirnya kesal. "Kenapa kalian selalu bisa menemukanku dimanapun aku berada padahal kampus ini kan luas!" Gerutunya kesal.

Samuel dan Victor mengambil duduk di kedua sisi Ayara sementara Mattew duduk di depan Ayara membuat ketiganya duduk mengelilingi Ayara. Victor segera mengambil alih laptop Ayara dan meng-save semua file skripsi Ayara sebelum menutupnya, sementara Samuel segera membukakan box makanannya dan menyodorkannya pada sang pemiliknya.

"Makan Ayara!" Ujar Mattew lagi.

Ayara memutar bola matanya. "Kalian sudah seperti babysitter ku tau tidak?!!" Kesalnya.

"Tau."

Ujar ketiganya kompak dan membuat Ayara semakin kesal tentunya, membuat gadis cantik itu melototkan matanya. Bukannya membuat mereka takut justru mereka semakin gemas dengan ekspresinya saat ini. Tolong ingatkan jika gadis itu sudah berusia 17 tahun masih ada 7 bulan lagi sebelum usianya genap 18 tahun. Masih sangat kecil bukan jika di bandingnkan dengan para pria yang mengelilinginya yang sudah sangat jelas jika mereka sudah dewasa?

Dengan kesal Ayara memakan makanannya, mengabaikan mereka yang terkekeh dengan tingkahnya yang sedang kesal.

"Kalian memperlalukanku seperti bayi tau tidak! Aku bukan anak kecil lagi asal kalian tau!!" Kesalnya di tengah kunyahannya.

"Makan yang benar Ayara!" Peringat Samuel.

Ayara mencebik kesal. "Kalian menyebalkan!"

Mattew membersihkan sudut bibir Ayara yang cemong karena saus. Sementara Victor mengusap lembut surai Ayara. "Kau memang bayi kami, Ayara." Celetuk Victor membuat Ayara melotot kesal.

Sontak ketiganya terkekeh pelan melihat ekspresi Ayara saat ini. Mata melotot dengan ekspresi kesalnya, sementara pipinya mengembung karena makanan yang tengah di kunyahnya. Menggemaskan bukan? Bahkan mereka menahan mati-matian untuk tidak mencubit gemas pipi Ayara.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang