DA | 53

251 37 202
                                    

Tak terasa seminggu sudah Ayara berada Inggris, ya setelah kejadian seminggu yang lalu gadis itu segera meninggalkan apartemen dan terbang ke Oxford. Dan sudah satu minggu ini gadis itu mengurung dirinya di asrama putri untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan bertemu sang pacar maupun teman-temannya mengingat jika masih ada Samuel dan Victor yang masih berkuliah di sini. Dan jika Arthur sudah menyadari dirinya yang menghilang bukan tidak mungkin lagi jika pria itu kini tengah mencarinya bersama teman-temannya.

Meskipun ia bersembunyi dari Arthur namun ia sudah memberi pesan terlebih dahulu pada saudaranya jika ia ingin me time tanpa gangguan siapapun bahkan Ayara meminta pada sang kembaran untuk tidak memberikan informasi apapun jika ada yang mencarinya dan sudah seminggu ini Ayara mematikan ponselnya setelah mengirim pesan pada saudaranya.

Dan kurang dari dua minggu lagi acara wisuda Ayara akan di laksanakan dan pasti Ayasa bersama keluarganya akan datang untuk merayakan hari wisudanya. Ayara menghela nafas panjangnya.

Sepintar apapun aku bersembunyi pada akhirnya kami pasti akan bertemu lagi. Aku sadar apa yang ku lakukan saat ini hanya mengulur waktu bukan menyelesaikan permasalahannya. Tapi bagaimanapun sebagai seorang wanita akan selalu memiliki ketakutannya tersendiri jika di paksa untuk melepaskan apa yang sudah di miliki. Terlebih aku sudah banyak berharap akan banyak hari bahagia yang ku habiskan bersamanya hingga kami menua.

Bahkan seminggu ini pula Ayara selalu mengorder makanan via online, gadis itu benar-benar berniat menyembunyikan dirinya. Tapi tidak untuk hari berikutnya, dengan menepis semua kemungkinan-kemungkinan Ayara memberanikan diri untuk keluar dari asramanya. Bahkan gadis itu memakai masker dengan hoody oversize dan celana jeans hitam menutupi kaki jenjangnya untuk memenuhi keinginannya yang menginginkan makanan yang berada di taman yang cukup jauh dari asramanya. Ia meyakinkan diri tidak akan bertemu dengan siapapun.

Ayara melepas maskernya setelah menoleh kesana kemari memastikan tidak ada yang mengenalinya bahkan ia telah memilih bangku yang berada di pojokan yang cukup jauh dari keramaian taman tersebut. Ayara menghela nafas panjangnya sebelum menikmati satu cup cokelat hangatnya dan makanan yang di inginkannya.

"Berasa buronan gue." Monolognya.

Ayara memukul pelan kepalanya. "Lagian pede banget sih lo Ra! Ya kali dia bakal nyariin lo! Dia aja udah gak ada hubungin lo dari hari-hari sebelumnya, mana dia sadar kalo lo lagi bersembunyi dari dia!"

Ayara menatap kosong ke arah langit taman. "Gini amat nasib gue! Panjang bener drama percintaan gue, dari cinta bertepuk sebelah tangan sama si Al, di tinggal pergi selamanya sama Bara, eh sekarang cinta tak di restui sampe drama perjodohan dari orang tua Arthur. Bushet kapan kisah gue happy ending kayak emak bapak gue, walaupun banyak drama sampe pura-pura mati tapi mereka terus bersama sampe saat ini."

Ayara memakan makanannya dengan pelan hingga minumannya mendingin bahkan tak terasa sudah sejam lebih gadis itu meratapi nasib percintaannya. Setelah puas Ayara pun memutuskan untuk kembali ke asramanya.

"AYARAAA!!!"

Sontak Ayara menghentikan langkahnya, tubuhnya menegang kaku bahkan nafasnya pun tercekat, ia mengenal suara itu. Dan bodohnya ia lupa mengenakan kembali maskernya.

"Oh my god!!! Kau beneran Ayara?!! Astaga kau kemana saja hah?!!"

Ayara tersenyum kaku. "O-oh hay Vic!"

Victor berkacak pinggang dan menatap kesal Ayara. "Kemana saja seminggu ini huh?!! Tidak tahu kah dirimu jika di cari oleh semua orang?!! Bahkan ponsel mu pun terakhir aktif di Las Vegas dan ternyata sekarang kau berada di sini?! Jangan-jangan seminggu ini kau sudah berada di sini huh?!! Kau bersembunyi di sini huh?!"

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang