Extra Part 6

200 32 236
                                    

Hari sudah siang bahkan matahari sudah tepat di atas kepala, gadis yang sedari tadi bergelimung dengan selimut pun mengeliat pelan seraya menyesuaikan pencahayaan di sekitarnya. Matanya membulat sempurna saat melihat jam di nakas samping ranjangnya. Reflek ia pin terduduk di atas ranjangnya.

"Udah jam 12? Una gak sekolah dong!" Gerutunya kesal namun setelahnya ia meringis pelan saat merasa pening melanda di kepalanya.

"Kok pusing banget ya?" Aluna memukul pelan kepalanya berharap bisa menghilangkan peningnya.

Setelahnya ia pun bergegas ke kamar mandi karena merasa lengket di tubuhnya di tambah ia mencium aroma yang sangat asing di indra penciumannya. "Una mabuk??" Monolognya.

Setengah jam ia berendam lalu membersihkan dirinya. Setelahnya ia pun menuju dapur karena merasa lapar melanda perutnya.

"Kakak gak sekolah?"

Sontak tubuhnya menegang seketika, ia lupa dengan keberadaan orang tuanya!

Aluna tersenyum kaku. "Eumm Una pusing, mom. Jadi gak berangkat sekolah." Cicitnya pelan.

Mendengar itu, raut Ayara berubah panik. "Kamu sakit? Udah minum obat belum? Atau perlu ke rumah sakit?!!" Todong Ayara.

Reflek Aluna mengibaskan kedua tangannya panik. "Gak usah mom!! Una cuma pusing aja tadi pagi dan sekarang udah mendingan kok soalnya udah di bawa tidur. Ini juga Una baru bangun tidur."

Ayara menghela nafas lega lalu mengusap kepala Aluna. "Mommy takut kamu kenapa-napa. Kalo ada apa-apa bilang ya. Sekarang kamu lapar kan? Ayo makan mommy juga udah selesai masaknya."

Aluna tersenyum kikuk, dalam hati ia sangat menyesal karena telah membohongi orang tuanya, beruntung ia sudah membersihkan diri terlebih dahulu sebelum turun ke dapur. Jika tidak pasti sang ibu akan mencium aroma alkohol yang menempel di tubuhnya dan setelahnya pasti ia akan mendapat teguran dan omelan panjang dari sang ibunda ratu lalu mendapat hukuman dari sang ayah. Membayangkannya saja ia tidak bisa.

"Daddy kemana mom?"

"Ngecek restoran, ayo makan dulu! Mommy mau bangunin adek dulu ya."

🧸🧸🧸

Waktu menunjukan pukul setelah 4 sore dan kedua anaknya belum pulang dari sekolahnya padahal jam pulang sudah lewat dari satu jam yang lalu dan jikalaupun mereka pulang telat pasti mereka akan mengabarinya terlebih dahulu. Apa mereka lupa? Entahlah namun sebagai seorang ibu ia merasakan perasaan yang tidak enak. Hatinya gelisah, sangat.

Sedari tadi Ayara terus menatap ponselnya berharap ada kabar mengenai kedua anak kembarnya. Hingga dering ponsel pun berdering nyaring dan ia justru mendapati sang suami yang menghubunginya. Tumben sekali pria itu menghubunginya di jam-jam seperti ini.

"Hallo."

"Sayang kamu cepet dateng ke alamat yang aku kirim sekarang ya!"

Kening Ayara mengernyit mendengar suara panik dari seberang sana. "Kamu dimana? Apa yang terjadi?!!"

"Alice masuk rumah sakit!"

Tubuh Ayara menegang kaku mendapati berita dari sang suami, sontak kepalanya berputar dengan kilasan masa lalu dimana Alice berkali-kali masuk tempat itu. Ayara tahu betul sifat anaknya itu, Alice tidak akan terluka jika bukan karena melindungi orang di sekitarnya!

"By!! Kamu denger kan?!! Aku share lock ya!! Aku tunggu kamu di sini."

Panggilan pun di putus sepihak hingga suara notif masuk dimana sang suami mengirimkan alamat rumah sakit dimana putri bungsunya di rawat.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang