DA | 18

143 48 67
                                    

Sedih makin hari makin sedikit readers sama yg vote tp gpp, gw bakal tetep istiqomah up 3 hari sekali kalo 2 hari sekali rasanya gw gk bisa bernapas harus kejar"an waktu di tambah mood swing bikin gw makin males aja🤣 dan ...

BUAT KALIAN YG NEMUIN CERITA INI DAN BACA CERITA INI KAPAN PUN ITU. TOLONG TINGGALKAN JEJAK VOTE DI SEMUA PART

Thanks banget buat yg udah vote dan dukung karya gw😘
Semangat untuk kalian!!!

⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔

Sesuai perjanjian malam itu kini Ayara menepati janjinya untuk menghabiskan satu hari penuh bersama Bastian meski Bastian sempat menolaknya karena itu sudah lama berlalu di tambah tidak apa pemenang maupun kalah pada balapan malam itu.

Namun Ayara tetaplah Ayara, si gadis cantik yang selalu menepati janjinya, apapun dan bagaimana pun caranya Ayara akan berusaha untuk menepatinya sekalipun untuk menghilangkan nyawa orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya. Terlebih mereka pernah menculiknya kala dia bayi dan ketika masih menjadi gadis kecil kesayangan keluarga besarnya sebelum Ayana lahir.

"Sorry lama."

Bastian tersenyum tipis. "Cantik."

Ayara terkekeh kecil. "Kalo tidak cantik kau tidak mungkin akan tertarik." Ayara mengerlingkan matanya.

Bastian pun tergelak. "Hahaaa tepat sekali! Ayo." Ajaknya seraya mengulurkan tangannya.

Ayara pun tersenyum dan menyambut ulurannya hingga keduanya berjalan bersisian menuju Ferari hitam milik Bastian.

Tak membutuhkan perjalanan lama kini keduanya berada di Times Square, keduanya berjalan kaki mengelilingi salah satu tempat wisata yang terkenal di New York itu. Tak hanya itu keduanya pun sesekali memasuki toko yang menarik perhatian keduanya.

"Tian ..." rengek Ayara seraya menggoyangkan lengan Bastian.

Bastian tersenyum kecil. "Kenapa?"

Ayara segera memasang wajah memelasnya seraya memegang perutnya. "Laper ..."

Bastian tergelak melihat betapa imutnya gadis cantik di sampingnya itu, ekspresi yang tidak pernah Bastian lihat sebelumnya terlebih setelah kecelakaan Ayara lebih banyak diam dan dingin dengan sekitarnya.

Dengan gemas Bastian mencubit pelan pipi Ayara membuat bibir gadis itu mengerucut kesal. "Gemesin banget sih! Ayo cari tempat makan! Kau mau makan apa?"

"Western aja kali ya?"

Bastian hanya mengangguk kecil kemudian merangkul bahu sempit Ayara sebelum menggiring gadis cantik itu ke restoran.

Cukup lama keduanya berada di dalam sana, satu hari ini Ayara benar-benar merasa bebas tanpa beban bersama Bastian. Bahkan tak terlintas sedikit pun di benaknya akan masalah-masalah yang beberapa minggu ini menghimpitnya hingga rasanya ia sangat sulit bernafas.

"Kau tunggu di depan sebentar, aku mau membayar terlebih dahulu."

Lagi, Ayara mengangguk seraya tersenyum manis pada pria tampan di depannya itu, seiring Bastian yang melenggang pergi Ayara pun berjalan keluar restoran dan memilih untuk menunggunya di depan seraya melihat keramaian sore hari di Times Square karena Ayara pribadi jarang mengunjungi tempat keramaian seperti ini. Waktunya terlalu banyak ia habiskan untuk sekolah dan kerja.

Namun tak lama Ayara menatap keramaian orang berlalu lalang, tubuhnya kini menegang dan senyumnya pun luntur saat melihat pria yang sangat di kenalinya sedang jalan bersama seorang wanita yang tengah memeluk lengan pria itu.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang