DA | 29

147 47 102
                                    

Teruntuk teman"ku mari kita mendoakan saudara" kita yg tengah di landa musibah!

Buat saudara" kita yg terkena banjir di bogor dan jakarta serta untuk saudara" kita yang tinggal di sekitaran gunung semeru dan merapi semoga Allah selalu melindungi mereka dan dimanapun kalian berada.

Tetap sabar dan teruslah berdoa!





⚔⚔⚔



Ruangan serba putih dengan bau khas retanol menyeruak di seluruh penjuru ruangan yang cukup luas itu. Di sana hanya ada satu sofa dan satu brangkar yang terdapat seorang gadis cantik masih tetap memejamkan kedua matanya. Gadis itu seolah tidak terusik dengan suara di sekitarnya.

Sementara di sofa yang cukup panjang tersebut terdapat 3 orang yang tengah berbincang riang sembari sesekali mata mereka melirik ke arah brangkar, berharap gadis disana mau membuka matanya.

"Kenapa dia tidak bangun-bangun? Bukan kah dia sudah melewati masa kritisnya?" Tanya Andrew.

"Aku pun juga tidak tau. Dan yah dia sudah melewati masa kritisnya sejak dari 2 hari yang lalu. Tapi entah apa yang terjadi di alam bawah sadarnya, seolah ada sesuatu yang membuatnya enggang kembali ke alam nyata." Jawab Samuel.

"Mungkin dia lelah yang membuatnya enggan bangun dari tidur panjangnya." Sahut Victor.

Ya ketiga pria itu kini menjaga Ayara di rumah sakit, mereka akan bergantian menjaga Ayara hingga gadis itu pulih.

"Sudah 3 hari Arthur belum di temukan dan Ayara pun belum juga sadarkan diri. Yang ku khawatirkan adalah jika Arthur belum juga di temukan sampai Ayara bangun dari tidur panjangnya, apa yang harus kita jawab saat dia menanyakan keberadaan Arthur? Jika Ayara tau kalau Athur menghilang dan hanyut terbawa arus sungai pasti gadis itu akan terus-terusan menyalahkan dirinya." Ujar Andrew.

Kedua pria lainnya mengangguk kompak, entah bagaimana reaksi Ayara jika Arthur menghilang dan belum di temukan.

"Tapi ada sesuatu yang ingin ku katakan sebelumnya." Celetuk Victor.

"Apa?" Tanya Andrew dan Samuel kompak.

"Entah perasaanku atau tidak, selama seminggu sebelum hari itu terjadi Arthur terus memberi wejangan kepada kita untuk melindungi dan menjaga Ayara jika Arthur tidak ada di sampingnya. Apa kalian tidak terpikirkan ini sebelumnya?"

"Ah iya aku baru sadar jika selama disini Arthur selalu memberi wejangan itu di saat kita tengah berkumpul untuk mengatur strategi." Sahut Andrew.

"Aku tidak terlalu paham karena aku jarang berkumpul bersama kalian. Kalian tau kan jika aku punya tugas khusus?" Celetuk Samuel.

Keduanya mengangguk kompak membenarkan perkataan Samuel. Pria itu memang tidak sering berkumpul karena pria itu tidak memiliki peran di lapangan langsung.

"Dan satu hari sebelum hari itu terjadi, Arthur menitipkan surat untuk Ayara. Dan kalian tau apa yang dia katakan?"

Samuel dan Andrew menggeleng kompak dan menunggu kelanjutan perkataan Victor.

Victor menghela nafas panjangnya seraya menatap langit-langit kamar.

"Aku titip Ayara dan jangan biarkan gadis itu berpergian ataupun berjuang sendiri karena setelah ini gadis itu pasti akan berpindah tempat untuk menuntaskan misinya. Aku ingin beberapa dari kalian terus bersamanya jika dia menolak maka teruslah mengikutinya dari jauh, jangan biarkan ia melawan musuhnya sendiri bagaimanapun dia hanya seorang gadis remaja yang masih membutuhkan pelindung. Tapi karena keadaan sosok yang seharusnya menjadi pelindungnya harus melindungi sosok lain yang lebih lemah dan membutuhkannya. Kau ingat bukan untuk apa kita selalu berada di sekitarnya?"

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang