DA | 28

132 48 138
                                    

Setengah jam Ayara tenggelam dengan pikirannya sendiri hingga ia tak merasakan luka di lengannya lagi padahal wajah cantiknya sudah begitu pucat namun gadis itu seolah tengah asik dengan dunianya sendiri, terdengar jelas derap kaki bersautan menuju ke arahnya namun tidak mengganggu lamunan gadis cantik itu.

"Ayara!"

Gadis itu tersentak kaget saat ada yang memanggilnya dan tanpa sadar sudah ada 5 orang yang tengah mengelilinginya. Ada sedikit rasa takut tapi melihat Gerald dan Victor di depannya membuatnya sedikit lega.

"Kau tidak papa?" Tanya Victor cemas.

"Bohong kalo aku bilang tidak papa." Ayara tersenyum miris.

Victor pun mengangguk paham terlebih melihat ikatan di lengan Ayara yang sudah berganti warna dengan darah, dia harus cepat membawa Ayara pergi dari tempat ini.

"Gerald bawalah Ayara pergi dan langsung di bawa ke rumah sakit, aku takut dia kehabisan lebih banyak darah."

Gerald mengangguk paham.

"Dan kalian berdua ikutlah pergi bersama mereka! Biarkan aku dan Andrew mencari keberadaan Arthur seraya menunggu bantuan udara dan yang lainnya."

Gerald dan kedua pria lainnya pun mengangguk paham, Gerald pun segera menggendong Ayara menuju tempat mobilnya terparkir yang cukup jauh dari posisi mereka.

"Arthur pasti selamat kan?" Lirih Ayara.

Gerald mengangguk kaku pasalnya ia tidak bisa memastikannya dan ia pun berharap pria itu selamat dan baik-baik saja. Sementara Ayara tersenyum tipis melihat keraguan dari pria yang tengah menggendongnya sebelum pada akhirnya gadis itu benar-benar kehilangan kesadarannya.

Gerald yang merasakan kaitan tangan Ayara yang mengendur bersamaan beban yang begitu berat di pundaknya membuat pria itu menoleh dan menatap Ayara yang bersandar di bahunya dan mendapati Ayara yang sudah memejamkan matanya, pria itu pun semakin panik di buatnya.

"Ra?!! Ayara?!! Hey!" Seru Gerald seraya menggoyangkan tubuhnya berharap mendapat balasan dari gadis itu.

Kedua pria yang mengikuti mereka dari belakang pun tergesa-gesa mendekati Gerald yang tengah menggoyangkan tubuhnya seraya memanggil nama Ayara.

"Apa yang terjadi?!!" Tanya Jackson.

Sementara Samuel pria satunya terus menepuk pelan pipi Ayara namun tidak ada balasan maupun pergerakan sari gadis tersebut. "Dia pinsan!!" Serunya.

"Cepat bawa ke mobil!!" Sahut Jackson.

Mereka pun berlari menuju mobil secepat mungkin.

"Bertahanlah, Ayara."







⚔⚔⚔








Di lain tempat, Andrew dan Victor terus berjalan menuju lokasi terakhir Arthur berada yang cukup jauh dari lokasi mereka menemukan Ayara. Langkah mereka terhenti tepat di titik terakhir, matanya membulat sempurna saat mendapati di depan sana adalah sebuah jurang. Dengan tergesa-gesa mereka mendekatinya. Tubuh mereka melemas saat mendapati aliran sungai yang deras di bawah sana, mereka terus mencoba menepis pikiran-pikiran negatif mereka.

"Gak mungkin kan Vic?" Lirih Andrew.

Victor menggeleng lemas. "Titik terakhir disini, mungkin Arthur lagi sembunyi di sekitar sini. Ayo cari dia!!"

Victor segera menjauh dan mencari keberadaan Arthur di ikuti Andrew, keduanya berpencar berlawanan arah. Mereka yakin Arthur berada disana karena titiknya menunjukan jika pria itu berada disana.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang