DA | 33

137 44 129
                                    

Dengan langkah gontai, kaki jenjang Ayara melangkah keluar dari ruangan yang membuat para mahasiswa dan mahasiswi semester akhir merasa tertekan dengan berbagai pertanyaan yang di ajukan oleh para dosen penguji. Ya hari ini adalah hari dimana Ayara menjalani sesi terakhir sebagai mahasiswi untuk mendapat gelar program S1 yang ia geluti selama satu setengah tahun terakhir ini. Dan perjuangannya di beberapa bulan terakhir ini dengan mengorbankan banyak waktu dan tenaganya, hari ini Ayara bisa kembali melemaskan tulang-tulangnya dan rehat sejenak dari rasa lelah serta penatnya.

Ada rasa sedih juga rasa bahagia yang menyelimuti hatinya hari ini. Sedih karena tidak ada saudara dan keluarga yang menemani atau yang menunggunya di depan ruang penguji, ia ingin berbagi rasa bahagianya hari ini pada orang tuanya, saudaranya, dan keluarganya tapi sekali lagi takdir mengizinkannya untuk itu.

Di sisin lain ia juga bahagia karena ia bisa membuktikan pada dunia jika ia mampu melampaui batasan kekurangannya. Dimana ia harus melihat orang lain kehangatan sebuah keluarga serta bahagia karena mendapat dukungan dan ucapan selamat dari orang-orang terkasihnya, ia harus tersenyum sendiri menatap langit dan bersyukur pada Tuhan yang selalu bersamanya di dunia yang kejam ini. Terlebih untuk seseorang yang masih ia tunggu hingga saat ini, motivasi terbesarnya yang selalu mendorongnya hingga sampai di titik ini. Meski raganya tak lagi bersama namun kenangan dan semua kata penyemangatnya yang dia ucapkan maupun dia tulis di lembaran surat pertama dan terakhir untuknya selalu tersimpan rapih di memorinya.

Arthur aku berhasil! Dan sebentar lagi aku akan wisuda, bisakah takdir berbaik hati pada ku untuk kali ini saja? Aku hanya ingin kau hadir di hari wisudaku, Arthur.

Ayara menghela nafas panjangnya dan mulai menarik handle pintu hitam di depannya. Bagaimanapun hidup masih berjalan bukan? Ada tidak adanya orang-orang yang ia sayangi, ia harus kuat melewati garis takdirnya.

HAPPY GRADUATION!!!!

Suara seruan dan pekikan mengejutkan Ayara saat gadis itu membuka pintu ruangan itu. Ayara speechless melihat orang-orang yang telah menunggu dan menyambutnya dari ruangan itu, Ayara tidak bisa menyembunyikan rasa harunya bahkan matanya pun sudah memerah dan berkaca-kaca.

Disana sudah ada Samuel dan Victor yang tengah merentangkan tangannya bahkan Mattew yang tengah pergi mejalankan tugasnya di Mexico beberapa hari yang lalu pun kini sudah berada di hadapannya dengan senyum manisnya. Tidak hanya mereka yang sudah terbiasa bersamanya dalam kurun waktu satu setengah tahun terakhir ini, bahkan Charly, Petter, Andrew, Gerald, dan Jackson pun turut hadir di hari dimana ia berfikir akan merayakan hari ini sendiri seraya meratapi nasibnya di dalam kamar asramanya. Tapi ternyata takdir Tuhan begitu indah, Tuhan memberinya orang-orang baik yang tidak akan membiarkannya melewati takdir buruknya sendiri.

"K-kalian~" lirih Ayara dengan suara bergetarnya.

Victor segera memeluk tubuh ringkih Ayara, tubuh yang selalu berdiri tegap menyembunyikan kerapuhannya, tubuh yang selalu di paksa berjuang melewati batas dengan mengandalkan kemampuannya sendiri dengan kaki kokoh yang terus menopang dirinya sendiri. Victor pun ikut meneteskan air mata haru saat Ayara terisak di pelukannya.

"Happy graduation my little sister. I am proud of you!" Bisiknya lirih.

Samuel pun ikut memeluk Ayara dari samping di ikuti oleh yang lainnya kecuali Mattew. Ucapan selamat terus mengalir dari bibir para pria itu.

Merasa puas mereka pun melepaskan pelukannya, Ayara segera menghapus jejak air matanya dan memaksakan senyumannya.

"Terimakasih sudah hadir di hari ini. Terimakasih sudah mau menunggu dan menyambutku disini." Ujar Ayara serak.

"Tidak masalah. Kami memang sudah merencanakan semua ini dari jauh-jauh hari." Ujar Charly.

"Maaf lama tidak mengunjungimu disini, Ayara." Ujar Petter.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang