Bag 33. Awal yang baru

16.4K 1.2K 35
                                    

Tandain kalau ada typo ya guys :)

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Jeanna tak tahu apa yang terjadi setelahnya. Ia tak menerima kabar apa pun soal peperangan yang terjadi saat itu, Jeanna bahkan tak tahu kabar tentang Alaric.

Dan soal keberadaannya, ternyata kini ia kembali ke Indonesia, ia pun tak mengerti saat tiba-tiba Ben datang menemuinya dan membawanya pergi dari kastil. Ben juga menyuruh Jeanna untuk kembali ke Indonesia.

Sampai saat ini Jeanna tak tahu apa alasan di balik semua itu. Karena sudah terlanjur pulang ke Indonesia, Jeanna pun memutuskan untuk kembali menjadi seorang pelajar, melanjutkan sekolahnya dan kini ia telah sampai di bangku akhir. Sebentar lagi Jeanna akan melangsungkan wisuda atas kelulusannya di SMA.

Hari-hari ia jalani seperti biasanya, kini Jeanna kembali menjadi dirinya yang dulu. Kembali tinggal bersama kedua orang tuanya, bermain dengan teman-temannya, hingga melakukan aktivitas yang dulu sering ia lakukan.

Namun entah kenapa Jeanna merasa separuh jiwanya kosong, seperti tak ada semangat hidup. Apa ini ada hubungannya dengan Alaric? Well, seharusnya Jeanna senang saat ini karena ia bisa bebas seperti yang ia inginkan.

Ditambah lagi ucapan kakak-nya yang menyuruh Jeanna untuk melupakan kejadian yang sudah berlalu itu, Stefen meminta Jeanna untuk melanjutkan kehidupannya seperti dulu.

Semua ini ia lakukan untuk keselamatan Jeanna. Meski pun ia tahu ini tidak benar, namun Stefen tak ingin membuat Jeanna kembali terlibat dengan para makhluk immortal yang dapat membahayakan dirinya.

"Lo sendiri gimana Je? Buat perpisahan nanti kira-kira kelas kita bagusnya ngadain acara apa ya?" Jeanna tetap diam, tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Sera.

"Je? You okey?" Sera menepuk lengan Jeanna mencoba menyadarkan temannya itu.

"Hah? Gimana? Gue gak fokus guys sorry ya," balas Jeanna dengan cepat.

"Kayaknya lo butuh healing deh Je, lo sering banget ngelamun akhir-akhir ini, apa ada hubungannya sama kejadiaan yang lalu itu?" Sera tak habis pikir, sikap Jeanna benar-benar aneh setelah kembali dari luar negeri.

"Engga kok, gue emmh... cuma pusing aja mikirin kuliah kira-kira masuk jurusan apa ya nantinya," ujarnya berbohong.

"Yailah lo ngapain mikirin itu sih Je, santai aja kali kaya kita nih, ya kan bro!" ujar Riko santai seraya merangkul bahu Kevin di sampingnya.

"Kagak ya! Sekarang gue mau jadi anak rajin kaya Sera. Supaya masa depan gue cerah, tertata, nah setelah itu tunggu gue dateng ke rumah lo ya Je."

"Ngapain lo kerumah gue?"

"Ya mau ngelamar lah apa lagi terus?" ujar Kevin seraya tersenyum ke arahnya.

"Halunya gausah ketinggian! Ntar jatoh sakit. Gayanya mau jadi anak rajin, ada ulangan langsung minta dijokiin!" balas Sera tak mau kalah.

"Semuanya itu butuh proses, mungkin aja suatu saat gue bisa ngerjain soal ulangan tanpa bantuan lo."

"Dih gayanya, kapan emang hah?" tanya Sera menantang.

"Liat aja nanti," balas Kevin tak mau kalah.

"Duuh udah napa gulet mulu heran! Gue jomblangin juga lo berdua, gue mau balik aja deh," pinta Jeanna.

Sebenarnya sejak tadi mereka berempat masih berada di dalam kelas meskipun bell pulang sekolah sudah berbunyi. Mereka tengah merencanakan sesuatu untuk acara perpisahan di sekolahnya nanti. Sejujurnya Jeanna tak ingin ikut menjadi partisipan dalam acara ini.

Tetapi temannya itu selalu saja memaksanya untuk ikut, dengan alasan agar menjadi kenangan mereka selama berada di sekolah ini.

"Kalau gitu gue juga balik deh," Sera ikut bangkit dari duduknya.

"Yaudah kita juga pulang aja kalau gitu, lo berdua pulang terus kita ngapain di kelas berduaan?" ucap Riko yang kini tengah memakai tas ranselnya.

Mereka pun berjalan keluar kelas bersamaan. Saat sedang berjalan menyusuri koridor, Kevin dan Riko terlihat sedang berbisik tengah membicarakan Jeanna.

"Menurut lo, apa yang diceritain Jeanna beneran nyata gak?" Riko berucap lirih ke arah Kevin.

"Gue juga gak tau, gak masuk akal aja gitu. Kayaknya tu anak kesambet setan Jerman deh! Lo liat kan sikapnya jadi aneh gitu sekarang."

"Iya sih, gue jadi kasian sama Jeanna. Kita mesti gimana ya Vin? Lo ada kenalan orang pinter gak bro?"

"Oy, lo berdua napa bisik-bisik gitu, gak biasanya kaya gitu, ngomongin siapa lo?" Sera yang sejak tadi memperhatikan kedua lelaki itu langsung bertanya secara spontan .

"Kepo lo! Ini kita berdua lagi ngobrolin soal... soal apa ya Vin?"

"Soal kencan buta!" balas Kevin cepat.

Sera menatap sinis ke arah mereka berdua. "Gak jelas lo pada!" ia pun menggelengkan kepalanya.

"Je, itu Je gebetan lo!" tiba-tiba Sera menyikut lengan Jeanna, membuatnya sedikit terlonjak.

"Gebetan? Siapa?" Jeanna mengikuti arah pandang Sera, ternyata yang dimaksud temannya itu Zeyn.

"Kak Zeyn!" teriak Sera, lelaki itu pun mendekat ke arah mereka. "Lanjut kuliah di mana Kak?" tanya Sera antusias.

"Gue ambil jurusan hukum di UI," balas Zeyn tentunya dengan senyum manisnya itu.

"Kalian baru balik sekolah?"

"Eh iya nih Kak, kita abis ngumpul biasa lah anak rajin selalu pulang belakangan," balas Sera sambil terseyum memamerkan giginya. Tiba-tiba gadis itu mencubit lengan Jeanna hingga ia memekik sakit.

"Apaan sih Ra!" Sera hanya mengedipkan mata, entahlah apa maksud dari raut wajah temannya itu.

"Oh iya Je, gue denger Stefen ikut balik ke sini ya?"

"Iya Kak, " balas Jeanna singkat, Zeyn hanya mengangguk paham.

"Kalau gitu gue duluan ya, mau ke ruang kepala sekolah," mereka berdua hanya mengangguk iya, setelahnya Zeyn melanjutkan langkahnya menuju ruangan kepala sekolah.

"Makin ganteng aja si Mas-nya," ujar Sera setelah kepergian Zeyn.

"Iya," balas Jeanna singkat.

"Tenang bestie, lo masih ada kesempatan buat dapetin Zeyn. Soal gosip kemarin, ternyata mereka itu cuma sepupuan, jadi gue bakal bantu lo deket sama Zeyn!" ujarnya dengan semangat seraya menaik turunkan alisnya.

"Thanks ya, tapi kayaknya gue gak minat"

"Seriosly?"

Jeanna menghadap ke arah Sera sepenuhnya. "YA, dan sekarang gue mesti balik sekarang juga keburu sore!" ia pun kembali melanjutkan langkahnya.

"What? Lo serius gak mau sama Zeyn Je? Kan lo sendiri yang bilang dia paling ganteng sedunia!" Sera mengejar langkah Jeanna yang semakin jauh. "Jeanna tungguin gue! Baliknya bareng!" teriaknya.


















»Jangan lupa Vote & Komennya ya, thx u

{ 12-09-22 }

Switch OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang