Sama seperti hari-hari sebelumnya, kini Jeanna kembali menjalani aktivitasnya di pagi hari. Tentu saja kembali menjadi seorang pelajar. Jeanna yocelyn, gadis dengan rambut berwarna dark brown senada dengan warna matanya itu, kini dirinya menginjak usia 17 tahun. Dan saat ini ia tengah menempuh pendidikan menengah atas tepatnya di bangku kelas 11.Jeanna tengah menempuh pendidikan di Indonesia, tepatnya di kota Depok. Tentu saja karena ia lahir dan besar di negara ini, jadi sudah sewajarnya jika Jeanna sangat betah tinggal di negara dengan iklim tropis ini. Lain halnya dengan Stefen, kakak lelakinya itu.
Saat usianya menginjak 12 tahun, Stefen memilih tinggal di Jerman, menemani sang nenek. Dan ternyata kini Stefen telah menikah, jadi ia memilih untuk tinggal dengan sang istri di sana. Meskipun begitu, Stefen sesekali pulang ke Indonesia saat semester baru dimulai. Seperti sekarang ini, mungkin sebentar lagi kakaknya itu akan datang kerumah.
Kini Jeanna tengah berangkat menuju sekolah diantar oleh sang Papa menggunakan kendaraan roda empat. Dari dulu Jeanna ingin sekali berangkat ke sekolah seorang diri sambil menyetir kendaraan ini. Namun David, papanya itu selalu melarangnya dengan alasan jika dirinya belum cukup umur. Siapa bilang Jeanna belum cukup umur, ia sudah cukup mahir untuk sekedar mengemudikan mobil.
"Pa, besok-besok Jeje berangkat sendiri aja ya?!" pintanya pada David.
"Kamu mau naik kendaraan umum Je?"
Jeanna yang kesal karena David yang tak peka langsung mendelik tajam ke arahnya.
"Papa kenapa sih gak peka, Jeje itu mau berangkat ke sekolah sendiri bawa mobil!"
"Belum waktunya kamu nyetir sendiri. Lagi pula Papa masih bisa antar jemput kamu setiap hari kok," balas David yang saat ini tengah menepikan mobilnya, rupanya mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.
"Iya kapan Pa?"
"Nunggu Jeje lulus dari sekolah dulu, baru Papa kasih izin?" ujar Jeanna dengan nada kesalnya.
Saat David ingin menjawab ucapan anaknya itu, Jeanna lebih dulu pamit dan segera berlari masuk ke dalam sekolah.
David hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anak perempuannya itu jika sedang dalam mode ngambek.
_____________
Saat ini Jeanna berada di kelasnya, ia segera berjalan ke arah tempat duduknya di barisan pojok kedua dari depan. Terlihat sudah ada teman sebangkunya di sana tengah memanggilnya agar segera duduk di sampingnya.
"Napa muka lo murung gitu? Masih pagi loh bestie," tanya Sera pada Jeanna.
Jeanna yang sudah duduk di sebelah Sera hanya membalas dengan gelengan. "Gak papa kok Ra," ujarnya berbohong, seraya menghela napas untuk menghilangkan kekesalannya.
"Yaudah jangan ditekuk terus dong Je mukanya. Senyum dong!" Sera yang masih melihat raut kesal pada wajah Jeanna mencoba menghibur temannya itu.
Jeanna menurut, ia pun tersenyum ke arah Sera, yah meskipun itu terpaksa. Tak lama pelajaran pun dimulai, kini mereka berdua tengah fokus mengikuti pelajaraan tersebut.
Dua jam berlalu, bell istirahat pun berbunyi. Mereka berdua segera berjalan meninggalkan kelas menuju kantin untuk menuntaskan rasa laparnya.
Sesampainya di kantin, Jeanna langsung mengambil langkah untuk menduduki meja yang kosong, sedangkan temannya itu memesan makanan seperti biasanya. Jeanna yang tengah memainkan ponselnya tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan dua orang lelaki.
"WOY JE!" ucap Riko dan Kevin berbarengan, mereka berdua ikut duduk di hadapan Jeanna.
"Astaga. Lo berdua bisa ga sih, ga usah teriak gitu!" ujar Jeanna dengan nada kesalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Over
FantasyJeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas. Namun Jeanna harus berhenti menempuh pendidikannya begitu saja, ketika orang tuanya harus pindah...