Jeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas. Namun Jeanna harus berhenti menempuh pendidikannya begitu saja, ketika orang tuanya harus pindah...
Aku mau kasih tau lagi ya guys, karena banyak dari kalian yg nanya terutama lewat dm, dan mungkin blm ngerti juga. Cerita yg di bawah ini tuh semacam squel dari Switch Over. Bedanya Red Cold itu pembahasannya tentang penyebab pasti Lucius terbunuh, gimana dia bisa balik hidup lagi dan juga pembalasan dendamnya.
Juga di sini author akan bahas soal Bella, iya Arabella, kenapa dia cacat ya? Terus nanti gimana cara dia menemukan matenya? Masih bersama Sera dkk, Ben dan keluarganya. Juga bakal ada Jeanna dan Alaric pastinya, tapi gak banyak muncul ya, hehe. Ada tokoh baru yang tentunya bakal bikin kalian penasaran. Banyak cogan baru nih 😳
Kalau kalian penasaran tungguin update-an Red Cold, Oke 😉
See u~~~
¤¤¤¤¤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah kenapa malam ini suasana terasa sedikit berbeda dari biasanya, tak ingin membuang waktunya lebih lama, gadis itu pun semakin cepat melangkahkan kakinya menuju mini market.
Saat ia hendak membuka pintu minimarket, sebuah notifikasi di ponselnya membuatnya menghentikan gerakan tangannya. Ia pun segera mengambil ponselnya yang berada di saku hoodie nya. Matanya membulat sempurna saat mengetahui isi pesan tersebut.
"Apa? Sebentar lagi aku akan punya ponakan?" ujarnya seraya menggeleng tak percaya.
Setelah sebulan Jeanna pergi dari sini, Bella seringkali menemui teman-teman Jeanna, tentu saja karena ia merasa kesepian di sini. Teman-teman Jeanna pun menerima kehadirannya dengan senang hati, Sera bilang Bella itu seakan menggantikan sosok Jeanna.
Dan karena hal itulah Bella yang sekarang terlihat jauh berbeda. Pengaruh teman-teman Jeanna itu membuat Bella memahami dengan cepat kehidupan di sini, ia bahkan sudah sangat fasih menggunakan bahasa indonesia.
Setelah selesai dengan ponselnya, Bella kembali melanjutkan langkahnya ke dalam mini market untuk membeli sesuatu yang ia butuhkan.
Selesai membeli barang-barang, Bella pun segera berjalan keluar, entah kenapa malam ini ia sangat menginginkan ice cream boba. Ice cream kesukaan Jeanna, ya Bella tahu akan hal itu dari Sera, gadis itu bahkan menceritakan semua tentang Jeanna.
Ia pun segera berjalan mencari penjual ice cream tersebut. Hingga di sebuah taman yang cukup sepi, Bella melihat seorang penjual ice cream yang tengah mengemasi barang dagangannya.
Bella pun segera berlari ke arahnya. "Yah, sudah habis ya?"
"Sebenarnya masih ada sih Kak, tapi kita mau tutup karena udah malem banget." ujar sang penjual seraya melirik ke arah jam tangannya.
"Bisa bikinin satu aja gak? Please yah?" sang penjual ice cream tampak terdiam tengah berpikir.
"Yaudah Kak, tapi tunggu sebentar ya!" Bella pun tersenyum senang karena keinginannya terpenuhi.
Lama menunggu, akhirnya pesanan ice creamnya pun jadi, Bella segera mengambil ice cream tersebut lalu menyerahkan selembar uang berawarna merah ke arah sang penjual.
"Gak ada uang pas aja Kak?"
"Ambil aja kembaliannya," ia pun berlalu untuk segera pulang ke apartemennya.
______________
'Seorang wanita ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di taman bermain dengan luka pada lehernya, polisi menduga kejadian tersebut tejadi pada tengah malam. Setelah dibawa menuju rumah sakit terdekat, dokter mengatakan bahwa korban kehilangan cukup banyak darah.'
"Luka di leher, kehilangan banyak darah?" Bella tampak berpikir, ia tak mungkin salah mengira, ini pasti ulah mereka, para makhluk penghisap darah.
Tapi siapa yang melakulan hal itu, tidak mungkin keluarga Ainsley melakukan hal demikian. Ia kembali teringat sesuatu, penjual ice cream itu- jangan bilang dia sosok penjual ice cream yang bertemu dengannya semalam?
Jika benar begitu, tandanya dirinya pun dalam bahaya semalam. Mungkinkah vampire itu mengetahui siapa Bella? Atau yang lebih parah lagi, apa mungkin vampir itu tengah mencari tahu keberadaannya?
Tiba-tiba suara ketukan pintu yang terdengar cukup keras membuat Bella sedikit tersentak, ia pun berjalan ke arahnya. Perasaan gelisah membuat Bella berpikir sejenak, apa ia harus membuka pintu tersebut atau sebaiknya jangan?
Dan dengan penuh pertimbangan, ia pun memberanikan diri. Perlahan tangan Bella mulai terulur membuka pintu apartemennya.