"Oh ayolah, apa kalian berdua akan terus diam seperti ini?"Queen Azura merasa kesal karena sejak tadi Jeanna dan Bella hanya diam tanpa mengucap sepatah kata pun.
"Jadi bagaimana, apa dia masuk dalam kriteriamu?" raut wajah Jeanna seketika berubah bingung ketika mendengar hal demikian, apa maksudnya?
"Tolong beri kami tempat dan waktu Mom!" akhirnya Bella membuka suara.
"Apa kau mengusirku Bella?" Bella mengangguk dengan polos. "Ya baiklah, sepertinya aku harus memberi kesempatan agar kalian saling mengenal satu sama lain." Setelahnya Azura benar-benar meninggalkan mereka berdua.
"Hmmm... Kau tahu? kupikir pertemuan kita seperti sebuah takdir, sungguh aku tak mengira jika kita akan dipertemukan kembali di sini," ujar Bella dengan sedikit gugup.
"Tadi maksudunya apaan?"
"Mak-sud... yang mana?"
Jeanna menggelengkan kepalanya. "Kenapa lo bisa ada di sini HAH? Jadi lo nipu gue selama ini Ndin, trus maksudnya tadi kriteria apaan tuh, lo harus jelasin semuanya ke gue sekarang!"
Bella terkejut saat tiba-tiba Jeanna mengomelinya. "How to explain–"
"Indonesia please!" Jeanna memotong ucapannya.
"A-aku juga gak ngerti kenapa jadi begini, tapi aku bener-bener gak ada niatan untuk nipu kamu sama sekali Je," ujarnya penuh keyakinan.
"Jadi lo sebenernya Andin atau Arabella?"
"Andin itu... it's second name for me," balasnya seraya memerkan gigi.
Jeanna baru tahu jika teman sekelasnya yang bernama Andin itu adalah sosok Bella, adik dari Alaric. Sosok Andin yang tak pernah banyak bicara dan suka menyendiri, membuatnya terlihat misterius.
Kedatangan sosok Bella di hadapannya membuat Jeanna bingung, bagaimana bisa ia menyamar menjadi seorang pelajar di sekolahnya.
"Sebenarnya bahasa indonesiaku gak terlalu bagus, karena itulah aku memilih diam dan hampir gak pernah bicara sama yang lain."
"Terus masalah yang waktu itu kenapa lo diem aja, kenapa lo gak ngelawan? Padahal bisa aja kan lo ngelawan para jalang itu."
Bella mencoba mengingat ucapan Jeanna. "Apa itu soal tiga perempuan itu," Jeanna mengangguk iya.
"Tadinya aku mau menghajarnya tapi kamu tiba-tiba datang dengan temanmu itu."
"Aksenmu buruk sekali, lebih baik kita bicara seperti ini saja," ujar Jeanna seraya meringis, Bella pun mengangguk patuh.
"Aku mendapat kabar jika Lazarus mengutus salah seorang vampir dari klannya untuk mencari manusia yang lahir pada saat bulan purnama merah, aku pun mengikutinya hingga sampai di negaramu. Dan ternyata, beberapa dari mereka mulai membuat rusuh di sana."
"Ah aku tahu sekarang, ternyata itu ulah mereka, tapi siapa Lazarus dan untuk apa dia melakukan itu?" tanyanya penasaran.
"Dia Raja vampir yang sangat licik dan penuh ambisi, namun ambisinya itu melanggar peraturan yang telah ditetapkan untuk makhluk immortal. Ia juga melakukan hal itu tak lain untuk membangkitkan anaknya sendiri, dan mungkin saja ia akan membalaskan dendam pada keluargaku."
"Kenapa begitu?"
Bella menghela napasnya sesaat "Karena ayahku yang telah membuat pangeran vampir itu tewas, Mom sempat menceritakan padaku, dulu saat aku masih kecil sempat terjadi kericuhan besar antara dua kaum, vampir dan werewolf. Para vampir itu sangat menginginkan kebebasan, mereka akan menentang siapa pun yang menghalanginya. Para wereweolf lah yang menjadi sasaran mereka, kaum kami dibantai habis oleh mereka, sampai kabar itu terdengar oleh ayahku ia sangat marah. Akhirnya ayahku turun tangan." Bella terdiam sesaat.
"Apa sebelumnya kau pernah mendengar kelemahan makhluk seperti kami?"
Jeanna mengingat ingat, ia pernah membaca buku yang diberikan oleh temannya itu. "Apa benar makhluk seperti kalian takut akan perak? Entahlah aku pernah membacanya di suatu buku."
"Kau benar Jeanna, itu adalah kelemahan kami. Karena jika itu tepat mengenai jantung, we die!"
Jeanna terkejut. "Jadi, apa King Arthur menembaknya?"
"Ayahku memiliki sebuah belati perak, ia bilang jika saat itu ia hendak menusukkan ke arah Lazarus tapi justru yang terkena adalah sosok pangeran vampir itu. Mom tak menjelaskan lebih detail padaku soal kejadian pada waktu itu, jadi aku tak begitu mengetahuinya."
Jeanna mengangguk mengerti. "Aku ingin bertanya tapi maaf jika pertanyaanku menyinggungmu, kudengar kau kabur dari kastil karena–"
"Aku cacat?" Jeanna menampilkan raut bersalahnya saat Bella berkata demikian.
"Santai saja, yah aku memang seperti itu tapi bukan berarti aku lemah. Aku masih bisa merasakan dan membedakan antara manusia dan makhluk immortal, aku hanya tak bisa menemukan sosok serigala di dalam tubuhku, mungkin ia sedang tertidur," ujarnya seraya mengedikkan bahu.
______________
Sejak mendengar cerita dari Bella, Jeanna terus memikirkan keadaan Alaric saat ini. Entah kenapa hatinya benar-benar gelisah, apa pria itu akan baik-baik saja?
"Luna sebaiknya kita masuk ke dalam, nona Bella ingin menemui Luna, ia bilang ada hal yang ingin ia tanyakan."
"Baiklah aku akan segera masuk, kau duluan saja." Glory mengangguk, ia pun berlalu meninggalkan Jeanna sendirian.
Saat hendak masuk ke dalam kastil, Jeanna melihat sekelibat bayangan orang dari arah pohon besar itu. Jeanna merasa seperti sedang diawasi sejak tadi, ia pun memberanikan diri untuk mendekat ke arah pohon itu.
"Siapa sih, gak ada kerjaan banget ya!" ujarnya saat tak mendapati siapa pun di belakang pohon tersebut.
Tiba-tiba sosok lelaki menggunakan hoodie hitam muncul di belakangnya membuat Jeanna terlonjak kaget. "Kau, sedang apa kau di sini?"
"Kau harus ikut denganku Je!"
"Memangnya ada apa Ben? Apa terjadi sesuatu pada Stefen?"
"Ikutlah denganku!" Ben menarik paksa Jeanna, mereka pun meninggalkan kastil tanpa ada satu pun yang mengetahuinya.
"Luna..." Glory panik saat dirinya tak mendapati Jeanna, ia pun meneriaki nama Jeanna beberapa kali hingga membuat penghuni kastil keluar dan menghampirinya.
"Ada apa Glory?" tanya Queen Azura.
"Di mana Jeanna?" Bella terlihat sangat panik saat ini.
"Ada jejak vampir di sini, tidak salah lagi pasti dia salah satu anak buah Lazarus. Mereka belum jauh dari sini!" ia hendak mengikuti jejak vampir itu, namun langkahnya terhenti saat kawanan vampir lain tiba-tiba muncul dan mengepung mereka.
Para vampir itu mendekat kearahnya, sepertinya mereka memang mengincar Bella.
'Jika aku tertangkap, jangan mengejarku Mom. Biarkan saja mereka membawaku, dengan begitu aku akan menemukan Jeanna.' Ujarnya melalui mindlink.
Yeeey akhirnnya Switch Over mau tamaaat
Tapi boong hehe...
Sebelum lanjut baca tolong di Vote dulu ya guys 😚
»Jangan lupa Vote & Komennya ya, thx u
{ 25-08-22 }
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Over
FantasyJeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas. Namun Jeanna harus berhenti menempuh pendidikannya begitu saja, ketika orang tuanya harus pindah...