Keesokan harinya, karena masih hari libur Jeanna memutuskan untuk mengerjakan tugas kelompoknya yang sempat tertunda kemarin. Ia dan teman-temannya saat ini berada di perpustakaan yang berada tak jauh dari sekolahnya.“Lagian lo yang ngajak, lo juga yang lupa! Gimana ceritanya coba?!” Jeanna hanya bisa memamerkan giginya saat Sera tak henti henti mencibirnya.
“Ya maap deh, gue beneran lupa guys sumpah!”
“Makannya kalau mau pergi bilang-bilang kek! Gue telfonin juga gak diangkat-angkat!”
“Iyaa maap ya Ra, gak lagi-lagi kok janji! Jangan ngambek lagi dong Ra!” akhirnya Sera sedikit melunak.
“Yaudah, kita lanjut kerjain lagi!” lanjutnya, mereka pun saling mengerjakan bagiannya masing-masing.
“Je, kayaknya bagian Virus sama Monera kurang lengkap deh, perlu di tambahin nih!” ujar Sera, Jeanna mengangguk setuju.
“Lo berdua," tunjuk Sera ke arah dua manusia di hadapannya itu. "Cari referensi buku yang lebih lengkap gih sono!”
Kevin dan Riko saling tatap. “Kita berdua mana ngerti Ra, lo aja ya Je!” ujar Kevin seraya memamerkan giginya.
Sera yang kesal pun hanya bisa mencibir para lelaki di hadapannya ini. “Katanya mau pinter, disuruh begini aja gak bisa!” lirihnya.
“Yaudah, gue coba cari buku lain ya, kali aja ada yang lebih lengkap.” Jeanna pun beranjak dari tempat duduknya dan mulai mencari tumbukan buku Biologi.
Ia mulai mencari di setiap rak, matanya meneliti satu persatu buku. Hingga ia melirik ke arah satu buku yang cukup tebal, Jeanna memutuskan untuk mengambil buku tersebut.
Namun karena letak bukunya berada di rak paling atas, juga tubuh Jeanna tak terlalu tinggi, ia pun harus berjinjit agar dapat meraih buku tersebut. Sialnya saat ia menarik buku tersebut, salah satu buku di sebelahnya ikut tertarik dan jatuh mengenai kepalanya.
“Adooh!” Jeanna meringis sambil mengusap kepalanya, suasana perpustakaan yang cukup sepi membuat suara Jeanna terdengar jelas. Apalagi suaranya cukup keras.
“Jeanna?” tiba-tiba seseorang memanggil namanya, sedikit membuatnya terkejut.
Jeanna menoleh dan mendapati sosok itu mendekat ke arahnya, dengan raut paniknya.
“Gak papa?” tanyanya yang kini berada tepat di hadapan Jeanna.
“Iya gak papa kok Kak,” balasnya dengan sebuah cengiran. “Kak Zeyn ngapain di sini?” yah, sosok itu adalah Zeyn.
“Gue lagi nyari referensi buku, kebetulan perpus di sini bukunya lumayan lengkap,” Zeyn terus memperhatikan tangan Jeanna yang masih setia mengusap kepalanya.
Ia mendekat ke arah Jeanna “Kayaknya kepala lo bengkak dikit.”
“Hah? Masa sih? Keliatan banget ya benjolnya?” ujar Jeanna panik, lebih tepatnya ia merasa sangat malu sekarang!
Ia begitu ceroboh, hanya mengambil sebuah buku saja sampai membuat kegaduhan di tempat ini.
Zeyn semakin mendekat pada Jeanna, ia pun mengulurkan tangannya untuk meneliti lebih jelas. “Gak terlalu sih, cuma sedikit bengkak itu pun gak terlalu kelihatan,” Jeanna merasakan tangan Zeyn yang mulai mengusap kepalanya.
Namun kaki Jeanna reflek mundur selangkah. “Kalau gitu, gue mau lanjut ngerjain tugas bareng yang lain,” ia pun berlalu begitu saja meninggalkan Zeyn.
_____________
“Lo beneran gak mau pulang bareng gue aja?”
“Gak, udah lo balik duluan aja gih bentar lagi abang gue jemput kok!” mengingat mobilnya dibawa oleh sang papa untuk tugas di luar kota, Jeanna jadi terpaksa berangkat sekolah bersama dengan temannya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Over
FantasiaJeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas. Namun Jeanna harus berhenti menempuh pendidikannya begitu saja, ketika orang tuanya harus pindah...