Bag 32. Kekhawatiran

17.1K 1.3K 14
                                    


Raut wajah Alaric terlihat terkejut saat tiba di kastilnya, keadaan di luar kastil membuatnya kembali dilanda panik. Beberapa warrior tewas, tak salah lagi ini adalah ulah para kawanan vampir. Ia pun segera masuk ke dalam kastil.

"Queen, kau tak apa?" Alaric berjalan mendekat ke arah Queen Azura, ia melihat wanita itu tengah menangis sejadi-jadinya.

Azura memeluk tubuh Alaric. "Mom tak bisa menjaganya, vampir itu berhasil membawa Jeanna dan juga Bella" Alaric kembali terkejut akan ucapan Queen Azura.

"Bella? Sejak kapan ia kembali?"

"Bella baru saja kembali Alaric, dan dia sengaja menyerahkan dirinya agar bisa menemukan Jeanna." Lanjutnya.

Alaric mengeraskan rahangnya. "Sial! Kenapa jadi seperti ini." Ia mengacak rambutnya frustasi, Alaric bersumpah ia akan menghabisi Lazarus jika dua perempuan itu terluka.

"Aku akan mencari keberadaan mereka, lebih baik kau tunggu di dalam." Azura mencengkram lengan Alaric dengan sangat erat.

"Bagaimana aku bisa berdiam diri saat tahu kalian semua sedang dalam bahaya." Alaric pun mengenggam tangan Queen Azura.

"Kupastikan semua akan baik-baik saja, turutilah perkataanku ini. Aku akan merasa tenang jika kau dalam keadaan aman Mom." Ujarnya, ia pun tersenyum mencoba meyakinkan Queen Azura.

"Dad bersama dengan Edward, tentunya ia akan aman di sana." Lanjutnya lagi.

"Lalu bagaimana denganmu?" ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku akan baik-baik saja, apa kau lupa siapa putramu ini? Aku adalah Alpha terkuat ingat itu!" Queen Azura mencoba menuruti perkataan Alaric, perlahan ia melepas cengkraman tangannya pada lengan Alaric.

"Pastikan Queen Azura tetap aman selama aku pergi!" ujarnya pada warrior yang tersisa. Mereka pun mengangguk patuh.

Setelah Queen Azura masuk ke dalam kastil, Alaric segera melesat pergi untuk mencari keberadaan Jeanna dan juga adiknya, Arabella.

____________

"Apa kau berhasil membawa manusia itu?"

"Dia ada di dalam yang mulia."

Lazarus tersenyum senang. "Baguslah, malam ini adalah purnama merah. Sebentar lagi kau akan segera terbangun dari tidur panjangmu Lucius, tunggulah!" ujarnya seraya menatap ke arah peti mati di hadapannya.

Bella terus mencoba keluar dari ruangan ini, segala cara ia lakukan namun semuanya tak berguna. Ini semua karena sisi serigalanya yang tersegel. Andai saja jika serigala di dalam dirinya itu muncul, yah setidaknya untuk saat ini saja, mungkin dirinya akan lebih mudah menemukan keberadaan Jeanna.

"Ah lupakan, jika menghajar sekolompok manusia aku masih mampu, tapi ini kawanan vampir." Ujarnya kesal.

Bagaimana bisa dirinya menemukan Jeanna jika ia saja terjebak di dalam sini dan tak bisa keluar. "Kuharap kau baik-baik saja Je," ujarnya khawatir.

Bella terus mencoba membuka pintu ruangan ini, entah itu akan berhasil atau tidak, namun tak ada salahnya jika ia terus mencoba. Sayup-sayup ia mendengar suara seseorang tengah berbicara.

"Dengan darah manusia yang lahir pada saat bulan purnama merah, maka kau akan kembali bangkit Lucius. Dan kupastikan dendammu akan segera terbalaskan!" setelahnya ia mendengar gelak tawa yang sangat nyaring.

"Apa yang dimaksudnya adalah Jeanna?" jika benar begitu, Jeanna dalam bahaya. Bella harus bisa keluar dari tempat ini dan mencari Jeanna secepatnya.

_____________

Alaric terus mengikuti jejak vampir yang telah membawa matenya dan juga adiknya itu, ia terus berlari kencang, beberapa kawanan vampir sempat menghadang Alaric seorang diri. Karena tak ingin membuang waktu Alaric membiarkan Rolf untuk mengambil alih dirinya.

Rolf menyerang kawanan vampir itu dengan brutal, amarahnya benar-benar tak terkendali. Beberapa vampir itu berhasil melukai tubuh Alaric, namun ia tak memedulikannya. Yang Alaric pikirkan hanya keadaan mereka berdua, ia harus bergerak cepat, bagaimana jika ia terlambat menyelamatkan keduanya.

Setelah menghabisi kawanan vampir yang menghadangnya, Alaric kembali berlari untuk mencari keberadaan Jeanna dan juga Bella. Langkahnya terus membawa Alaric menelusuri setiap sudut hutan ini, hingga matanya tertuju pada sebuah bangunan tua. Ia bisa mencium aroma vampir dari dalam tempat itu. Alaric sangat yakin mereka menyembunyikan Jeanna dan juga Bella di tempat itu.

Seakan tahu jika tempat ini sudah di pasang beberapa jebakan, Alaric mencoba berpikir sejenak, ia mengambil sebuah batu yang cukup besar dan melemparkannya ke arah kaca jendela. Alaric melakukan hal tersebut beberapa kali.

Setelah para vampir itu terpancing keluar, Alaric mulai melesat ke belakang bangunan tua itu, ia mencari celah agar bisa masuk ke dalam. Tatapan Alaric terfokus pada seorang gadis yang tengah berjalan tertatih dari kejauhan.

Ia pun segera mendekat ke arahnya. "Alaric? Oh syukurlah kau tepat waktu!"

"Kenapa denganmu?" tanya Alaric ketika melihat tangan Bella yang berdarah.

"Aku tidak apa-apa. Lebih baik kita pergi dari sini!"

"Lalu bagaimana dengan Jeanna? Kenapa kau tak bersamanya?" raut wajah Alaric terlihat penuh kekhawatiran.

"Dia tidak ada di sini, mereka hanya membawaku." Ujarnya penuh yakin.

"Tidak mungkin!" tiba-tiba kawanan vampir itu datang menghampirinya, disusul oleh Lazarus. Rupanya Raja vampir itu bersembunyi di sini.

"Kita pergi Alaric!"

"Aku tidak bisa pergi begitu saja sebelum menemukannya!"

"Sudah kubilang dia tidak ada di sini"

"Diamlah Bella!" baiklah, kali ini bukan lagi Alaric melainkan Rolf, sosok serigalanya. Jika sudah begini Bella hanya bisa diam dan menuruti perkataan kakaknya.

"Dasar keras kepala!" gumamnya, ia hanya bisa menurut saat Alaric menyuruhnya mundur dan berlindung di belakangnya.

"Aku akan menghabisimu saat ini juga, vampir sialan!" geraman Alaric terdengar begitu mengerikan bagi Bella.

Meskipun begitu Bella tetap khawatir melihat kakaknya yang hanya seorang diri melawan kawanan vampir di hadapannya ini.

"Ternyata kau berhasil menemukanku, kau memang sosok Alpha yang hebat Alaric, aku sempat takjub akan kemampuanmu itu," ujarnya seraya tersenyum meremahkan.

"Tapi sepertinya kau salah mengambil langkah, apa kau sengaja kemari untuk menghatarkan nyawamu secara sukarela?"

"Lebih baik kau serahkan gadis itu!" lanjutnya seraya melirik ke arah Bella.

"Simpan omong kosongmu itu! kemarilah Lazarus, aku tak sabar untuk memisahkan kepalamu itu!" dan setelahnya, Rolf kembali mengambil alih tubuhnya dan menyerang kawanan vampir itu.

Pukulan dan cakaran dari vampir itu berhasil mengenai tubuh Alaric namun pria itu tetap bertahan dan terus menyerang. Bella tak bisa menolong, ia terus menyesali dirinya yang tak bisa berbuat apa-apa di saat seperti ini. Yang bisa Bella perbuat hanyalah berdoa agar mereka berdua bisa selamat.












Maapin ya guys author lama up nya, ini semua karena kesibukan sehari hari 😪

Sebelum lanjut baca, jangan lupa follow ni akun ya guys biar author makin mangat update critanya, hayu di follow yu~~~

»Jangan lupa untuk selalu Vote & Komen di setiap BABnya, Oke

{ 06-09-22 }

Switch OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang