Dua hari berlalu, tak ada tanda-tanda Alaric kembali. Baik ada maupun tak ada pria itu, Jeanna sama bosannya, ia hanya berdiam diri di dalam kastil ini. Sebenarnya Jeanna akui ia mulai khawatir akan keadaan Alaric saat ini, apakah pria itu baik-baik saja?Jeanna berjalan mencari seseorang yang belakangan ini sering menemaninya, siapa lagi kalau bukan Glory. Karena mendengar suara dari arah perpustakaan, ia pun berjalan ke arah ruangan tersebut.
“Sedang apa kau di sini? Dari tadi aku mencarimu.”
“Ah Luna maaf...” Glory menaruh kemoncengnya di atas buku. “Aku sedang membersihkan tumpukan buku yang terlihat berdebu.” Lanjutnya.
Jeanna mendengus, ia berjalan ke arah sofa. “Kemarilah!” ujarnya seraya mengayunkan tangannya bermaksud menyuruh Glory duduk di sebelahnya.
“Kau tak perlu serajin itu, lagi pula tak ada siapa-siapa di sini.”
“Aku tak bisa jika melihat sesuatu tampak kotor, tanganku akan bergerak otomatis jika melihat hal itu.” Balasnya seraya tersenyum memamerkan gigi.
“Yang benar saja, apa kau mengidap OCD?” Lirihnya
Glory mengerutkan dahi. “Apa itu Luna?”
“Lupakan dan duduklah di sini!” balas Jeanna seraya menepuk sofa, Glory pun menurutinya.
“Apa berperang itu memerlukan waktu berhari-hari? Apa kau juga tahu soal ini?” tanya Jeanna pada sosok di sampingnya.
“Yah, biasanya seperti itu.”
“Kenapa lama sekali!” Jeanna mendengus kesal.
“Karena wilayah perbatasan antara kaum kami dan kaum vampir yang bisa dibilang cukup jauh. Dan juga, biasanya mereka akan memasang taktik atau strategi terlebih dahulu, yah semacam itu, aku tak terlalu tahu akan hal itu Luna.”
Jeanna mengerucutkan bibirnya. “Apa mereka akan baik-baik saja...”
“Apa Luna sedang mengkhawatirkan Alpha?”
“Hah, aku? Entahlah yang pasti aku khawatir akan keadaan mereka semua.”
“Yah, semoga saja mereka akan pulang dengan selamat.”
____________
“Kau, benar-benar kembali Bella?”
“Ya seperti yang kau lihat Mom.” Azura langsung memeluk gadis di hadapannya ini, gadis itu adalah putrinya yang selama ini pergi meninggalkannya entah ke mana.
“Kau ke mana saja selama ini?” ujarnya masih dengan memeluk anaknya.
“Aku hanya sedang menenangkan diriku untuk sementara waktu, seharusnya kau tak perlu sekhawatir itu Mom!” balasnya santai.
“Bagaimana aku tak khawatir, kau menghilang dengan tiba-tiba dan sekarang lihatlah...” ujarnya seraya melepas pelukannya. “Kau muncul dihadapanku begitu saja, lalu kau hanya memasang raut wajah teramat tenang, yang benar saja!” sambungnya.
“Baiklah Mom, tapi tolong jangan omeli aku seperti itu karena aku lelah.” Bella memasang raut memohon.
“Ah aku hampir lupa, kudengar pria datar itu sudah menemukan matenya, apa benar?”
“Kau pergi jauh meninggalkan kastil tapi kau masih bisa mendapatkan informasi dari sini? Katakan dengan jujur, kau membayar siapa?” ujar Azura seraya menyipitkan mata.
“Emm soal ituu… kuberitahu nanti, karena sekarang aku sangat ingin bertemu dengan kakak iparku, ayolah Mom.”
Queen Azura mendengus pasrah. “Ya baiklah,” akhirnya mereka berdua pun mencari sosok Jeanna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Over
FantasiaJeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas. Namun Jeanna harus berhenti menempuh pendidikannya begitu saja, ketika orang tuanya harus pindah...