“Aku lelah! Kita istirahat dulu ya?”Alaric menggeleng. “Kita akan tiba malam hari jika berhenti.”
“Tapi aku benar-benar lelah.” Jeanna menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon.
Tiba-tiba Alaric berjongkok di hadapannya. Jeanna mengernyitkan dahinya, apa maksud pria ini?
“Naiklah, kita harus terus berjalan.”
“Apa kau akan menggendongku?” tanya Jeanna ragu.
“Tentu saja, apa lagi?” ia mendengus kesal, kenapa pria ini tak menawarinya sejak tadi.
Jeanna mulai mengalungkan tangannya pada leher pria di depannya ini, Alaric pun berdiri dan melanjutkan perjalanannya kembali, dengan Jeanna yang saat ini berada di gendongannya.
“Kenapa kita tak berlari cepat saja, seperti yang sebelumnya.”
“Aku lebih suka seperti ini, tentunya kita akan lebih lama untuk berduaan.”
“Itu hanya berlaku untukmu, tapi tidak denganku. Aku tidak kuat jika harus berjalan sejauh itu!” ujarnya dengan nada kesal.
Alaric tersenyum mendengar perkataan Jeanna, sepertinya akhir-akhir ini ia sering tersenyum karena sosok Jeanna yang hadir dalam hidupnya.
Karena langit yang sebentar lagi akan menggelap, mau tak mau Alaric harus berlari seperti yang diminta oleh Jeanna tadi. Ia juga tak tega jika harus membiarkan Jeanna berlama-lama di gendongannya, sepertinya gadisnya ini benar-benar kelelahan.
____________
Mereka telah tiba di kastil, Alaric terus melangkahkan kakinya menuju kamar dengan Jeanna yang masih setia berada di gendongannya.
“Apa sebelumnya kau pernah berpacaran?” ujarnya tiba-tiba, entah kenapa Jeanna penasaran akan hal itu.
“Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?”
“Aku, hanya ingin tahu,” cicitnya. Alaric menghela napasnya sesaat.
“Tidak pernah.” Balasnya singkat.
“Benarkah? Sepertinya kau berbohong.” Jeanna menyipitkan matanya.
“Tentu saja aku mengatakan yang sebenarnya, kenapa kau begitu penasaran akan hal tersebut?”
“Aku hanya penasaran soal waktu itu...” Ujar Jeanna terpotong.
Alaric menurunkan tubuh Jeanna di pinggir kasur, lalu ia ikut duduk di samping gadis itu.
“Apa yang kau maksud?” Alaric mengerutkan dahinya.
“Emm saat itu, Edward menyebutkan nama seseorang, apa dia pacarmu?” Alaric terdiam mencerna perkataan Jeanna.
“Maksudmu, Arabella?”
“Ya itu! Aku terus mengingat-ingat namanya karena lupa. Apa dia orang yang spesial?”
“Tentu saja, dia wanita yang sangat spesial. Setelah Mom...” Ujar Alaric dengan nada sedih.
Entah kenapa hati Jeanna sedikit sakit mendengar pernyataan dari pria di sampingnya ini, tanpa sadar raut wajahnya ikut berubah menjadi murung.
“Pasti dia sangat cantik.”
“Bagaimana kau bisa tahu?”
“Tentu saja selalu begitu, di dunia ini yang tampan pasti akan bertemu dengan yang cantik,” ya contohnya saja seperti kakak kelasnya itu, Zeyn.
Mengingat unggahan di instagramnya dengan seorang wanita cantik. Tak hanya cantik, ia juga pintar dan sangat ramah, cara bicaranya yang begitu halus. Dibandingkan dengan dirinya, tentu saja sangat berbanding terbalik.
“Hey, apa kau cemburu dengannya?”
“Aku, cemburu? Tentu saja tidak!”
Alaric benar-benar gemas melihat raut wajah Jeanna saat ini. Tiba-tiba saja ia mencium pipi Jeanna, membuat sang pemilik membulatkan matanya kaget.
“Kau ini...”
“Kenapa? Ya aku tahu aku memang tampan.”
“Kapan aku berkata seperti itu, kau sama sekali tidak tampan!” sinisnya.
“Benarkah begitu?”
Alaric mendekat ke arahnya, Jeanna yang tak nyaman langsung bergeser ke samping hingga semakin ke ujung. Hampir saja dirinya jatuh terduduk ke lantai, namun dengan cekatan tangan Alaric menarik pinggangnya.
Dan ya, tentu saja kini tubuhnya menempel sempurna pada tubuh Alaric. Satu tangan pria itu membelai halus wajah Jeanna, seakan menyuruhnya untuk menatap ke arahnya. Jeanna hanya diam, untuk saat ini ia tak akan menghentikan pria itu.
Sesaat Jeanna terpaku pada mata biru safir milik Alaric. Ia tak bisa mengelak, yah Alaric memang tampan, bahkan sangat. Ia benar-benar kagum akan wajah milik Alaric, rahangnya yang kokoh, dengan sorot mata tajam, hidung mancung dan jangan lupakan tentang bibirnya itu. Jeanna kembali mengingat saat Alaric menciumnya waktu itu, otaknya ini malah memutar kembali kejadian memalukan itu.
“Ternyata benar bukan? Aku memang tampan,” lirih Alaric.
“Ya...” ujarnya refleks, ia masih memandangi wajah Alaric. “Tidak!” seru Jeanna tersadar, Alaric menaikkan sebelah alisnya.
“M-maksudku, ya, kau tidak tampan!” Jeanna tergugup.
Alaric terkekeh, ia mencubit pipi Jeanna gemas. “Baiklah, mulutmu memang pandai sekali berbohong.”
“Aww sakit! Nanti pipiku semakin bengkak.”
“Justru itu akan membuatku semakin gemas padamu,” ia kembali mencium pipi Jeanna.
“Alaric!”
“Hmm?”
“Aku ingin istirahat, kau lebih baik keluar dari sini!”
“Apa kau mengusirku?”
“Bukan. Maksudku, kau harus kembali ke kamarmu sendiri bukan?”
“Tentu saja, ini kamarku!” ujar Alaric dengan penuh penekanan.
Jeanna terkejut bukan main, berarti selama ini dirinya tidur di kamar Alaric? Kenapa pria ini tak bilang sejak awal? Dengan begitu mungkin Jeanna akan pindah ke kamar yang lain.
“Kau, kenapa baru bilang sekarang? Kalau begitu aku saja yang keluar,” ucapnya sambil berdiri dari duduknya.
Melihat Jeanna yang akan pergi dari kamar, Alaric segera mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya kembali ke kasur.
“Alaric kau mau apa?” ucapnya panik
“Tentu saja kita akan tidur, apa lagi memang?”
“I-ini kan kamarmu bukan kamarku!” Jeanna kembali gugup saat Alaric mendekapnya seperti kemarin malam.
“Ini kamar kita, apa kau lupa jika kau ini mateku? Sudah seharusnya kita seperti ini!”
Jeanna melupakan kalau dirinya ini pasangan dari pria yang saat ini tengah mendekapnya erat.
“Ya kau benar, aku lupa akan hal itu.” Alaric menatap Jeanna dengan lekat.
“Bagaimana bisa kau melupakannya?” tanya Alaric dengan sorot mata tajam, tentu saja hal itu membuat jeanna menjadi panik.
“B-bukan begitu, aku hanya tak terbiasa akan semua ini. Entahlah, mungkin karena aku tak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun, jadi ini terasa aneh bagiku.”
“Benarkah begitu?” Jeanna mengangguk. “Baguslah, berarti aku adalah orang pertama dan juga terkahir untukmu.”
Apakah benar Alaric akan jadi yang pertama dan terakhir untuknya? Jika memang benar demikian, Jeanna harap Alaric tak akan mengecewakannya.
»Jangan lupa Vote & Komennya ya, thx u
{ 04-08-22 }

KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Over
FantasiJeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah atas. Namun Jeanna harus berhenti menempuh pendidikannya begitu saja, ketika orang tuanya harus pindah...