pertengkaran

281 29 7
                                    

*pyar pyar brak *
Terdengar beberapa kali suara pecahan barang, serta bunyi yang nyaring lainnya disebuah monsion tepatnya didalam ruangan yang sepi didalamnya hanya terdapat dua orang yang sedari tadi beradu mulut dan diantara mereka tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.

Entah apa yang mereka bahas sampai-sampai menguras emosi ke dua orang tersebut, karena dari banyaknya orang disana tak berani menghampiri orang yang sedang bertengkar tersebut.

"Sudah beberapa kali aku katakan jauhi anakku apa peringatanku kurang jelas untukmu?".

"Dan beberapa kali aku katakan aku tak akan menjauhi dia ingat itu dan sampai kapan pun aku tak akan melakukkan itu".

"Dia harus tahu kebusukan ayahnya selama ini dan dia harus tahu bahwa aku adalah ibunya, ibu yang melahirkannya". Lanjutnya.

"Ingat ini baik-baik, bahwa dia tak akan tahu bahwa kau adalah ibunya karena yang dia tahu ibunya telah meninggal dan dia hanya mempunyai Daddy karena dia hanya anakku seorang bukan anak siapapun "

"Kau begitu cilik dulu kau memanfaatkan aku dan sekarang kau ingin menfaatkan putraku demi ambisimu?".

"Jawab aku". Teriaknya didepan lawan bicaranya

"Ternyata kau tahu bagaimana diriku".

"Ya betul sekali yang kau ucapkan dan apapun akanku lakukan demi ambisi yang aku punya terwujud"

"Sungguh kau pria licik yang pernah aku temui". Umpatnya dengan begitu bengisnya.

"Iya itulah aku dan aku akan lakukannya termasuk membunuhmu untuk kedua kalinya dan jika kau berani mengatakan itu pada anakku bukan hanya kau yang akan dalam bahaya tetapiii..."

Kemudian orang itu berdiri dari tempatnya dan berjalan kearah lawan bicaranya untuk membisikkan sesuatu ditelinga lawan bicaranya.

"Putramu yang dirumah nan manis itu akan aku bunuh didepan matamu seperti aku membunuhmu dulu didepan mata anak kita, bagaimana Son Wendy ". Ucapnya tepat ditelinga wanita itu.

"Kau....". Geram wanita itu dengan menunjuk wajah laki-laki itu.

Murka tentu saja wanita itu murka karena mendengar bahwa dia menyeret sang putra kedalam masalah ini bahkan putranya pun tak mengetahui masalah ini bahkan dia tak mengenal siapa pria itu.

"Tak akan aku biarkan kau menyentuhnya, jika kau berani menyentuhnya bahkan sampai membunuhnya akan aku pastikan kau akan mati ditanganku ingat itu bahwa aku tak takut dengan semua ancamanmu". Ucap lantang wanita itu.

Laki-laki itu tersenyum remeh terhadap lawan bicaranya dan berjalan dengan santainya menuju meja kebesaranya dan duduk disana dengan menatap lawan bicaranya.

"Aku mempunyai satu tawaran yang sangat menguntungkan untukmu". Ucapnya dengan begitu angkuhnya.

Dahi wanita itu mengerit saat mendengarkan kata-kata laki-laki itu.

"Aku tak akan mengulangi kebodohan untuk kedua kalinya". Ucap sengit wanita itu.

"Sungguh kau tak tertarik dengan ini, baiklah akan aku beritahu. Jauhi dan tinggalkan anak itu dan tinggallah disini bersama anak kita dan menjadi ratuku kembali". Tawar laki-laki itu.

"Sungguh gila kau. Sampai badai menerpaku pun, aku tak akan meninggalkan anakku".

"Dia bilang tawaran menguntungkan, yang jelas saja kau?, itu bagiku tawaran yang sangat bodoh dan merugikan". Batin Wanita Wendy.

"Ternyata kau memilih anak yang tak jelas asal usulnya itu, anak harammu". Ucapanya dengan menatap remeh lawan bicaranya.

*plak*
Tiba tiba Wanita itu berjalan kearah pria tersebut dan menampar sang pria karena mendengar hinaan laki laki itu tengang anaknya.

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang