"Elu siap?". Tanya seorang yang berdiri disamping seorang yang sedang naik motor kesayangannya.
"Gue selalu siap". Balasnya dan bersiap memakai hlemnya dan sarung tangannya.
"Gue yakin elu menang". Ucap satunya lagi dengan menepuk bahunya dan dibalas acungan jempol olehnya.
"Mending lu mundur, gue yakin lu kalah". Ucap sengit orang disampingnya dengan mengendari motornya juga.
"In your dream". Ucap orang itu kemudian menutup kaca hlemnya.
Setelah mereka bersiap dan datang seorang wanita membawa bendera setelah wanita itu melemparkan bendera tersebut segera saja balapan itu dimulai.
Sorakan serta tepuk tangan terdengar untuk memberi semangat serta dukungan untuk calon pemenang.
Motor pun melaju dengan kencangnya menuju garis finish yang ditentukan.
"Sialan dia main curang". Ucap orang karena melihat lawannya melemparkan asap kearahnya.
"Jadi ini akal busuknya, oke gue jabanin". Kemudian ia menambah kecepatan untuk mengejar motor lawannya.
Setelah motor yang ia kendarai berhasil mengejar awalanya ia tak melihat sesuatu yang mengganjal diarena balapan tersebut.
"Sial dia nyalip gue".
"Lakukan plen b". Ucapnye melalui erpot yang terpasang ditelinganya.
"Elu pikir bisa ngalahin gue Renjun, elu salah besar". Ucapnya dan menyusul Renjun melajukan motornya
Garis finish sudah dekat bertanda kemenangan sebentar lagi akan ia raih.
"Tinggal dikit lagi". Ucapnya dan menambah kecepatan motornya.
Matanya membola saat menyadari sesuatu yang mengganjal didepannya dengan sepontar ia langsung menghindar dari sebuah botol yang entah dari mana datangnya.
"Bangsat lu Felix". Saat ekor matanya melihat anak buah Felix berlari dengan membawa botol yang sama. Untung saja ia dapat menghindar dan berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu
Tapi nasnya saat mencapai garis finish ia kehilangan kesimbangan tubuhnya. Tepuk tangan terdengar begitu meriah menandakan menyambut sang juara.
"RENJUNNN".
----
----
----Hari ini entah mengapa Mark sangat malas mengikuti ketiga temannya untuk lihat bapalan malam ini. Padahal biasanya ia yang paling semangat diantara mereka semua, bahkan tanpa ada yang menantangnya untuk bertanding ia pasti akan ikut balapan.
"Mark tuh ada balapan cuma dua orang elu gak mau ikut?". Tanya Dejun saat melihat arena balap yang diisi hanya dua orang.
"Kagak males, gue baru enak-enak tidur dan elu pada malah dateng. Dan kalau bukan yang nyuruh bunda males gue keluar".
Ini sebenarnya karena Renjun yang keluar dengan temannya dan malah datang ketiga temannya tanpa diundang kerumahnya. Dan kalian tau apa yang diucapkan bundanya keMark
"Mark main sana sama temannya jangan nempel bunda, kasihan temannya dah jauh-jauh kesini". Sebenarnya bundanya itu suka anaknya dirumah apa keliayaran sih?. Batin Mark yang meronta-ronta.Masih dengan buka sebalnya dan berjalan sekitar arena balap ia mendapat tepukan dari temannya.
"Mark itu bukannya temen adek elu". Ucap Lucas saat melihat seluk wujudan Haechan.
"Mana sih?". Tanya Mark dengan malas-malasnya.
"Itu". Tunjuk Hendery kearah Haechan.
"Tunggu, bukanya mereka pergi ama adek elu?". Ucap Dejun setelah menghitung jumlah teman Renjun dan hanya bertiga.
"Jangan-jangan....". Belum sempat Dejun menyelesaikan ucapan nya. Mereka semua dikagetkan oleh suara yang meneriaki nama Renjun dan bertepatan dengan itu terdengar suara.
*brakkk*
"Renjunnn". Teriak ketiga temannya saat melihat motor yang Renjun kendarai terjatuh dan Renjun terpental."Mark adek elu ternyata yang balapan". Teriak Lucas setelah menyadari siapa yang sedang main.
"Haa". Ucap Mark dan langsung saja ia berlari menuju dimana Renjun berada.
Buru-buru saja Haechan, Jeno dan Jaemin berlari kearah Renjun terjatuh.
"Njun elu gak papa?". Tanya Jaemin setelah sampai disamping Renjun dan berhasil melepas hlem Renjun.
"Jae jangan mulai deh itu Rejun dah gak sadar dan ashhh". Balasnya Haechan dan mengacak-ngacak rambutnya.
"BAJINGAN LU FELIX". Teriak Jeno. Sebenarnya ia tau siapa yang melempar botol ketengah arena pertandingan.
"Renjun". Teriak Mark setelah berlari menuju Renjun.
"Dah Mark tenang kita bawa Renjun kerumah sakit". Ucap Hendery.
Kemudian mereka membantu Mark membawa Renjun kerumah sakit. Sementara Jeno dan Haechan telah menghilang yang jelas saja memberi perhitungan kepada Felix karena melakukan kecurangan dan membuat temannya masuk rumah sakit.
*bugh*.
"Brengsek lu, bangga kok main kotor". Ucap Jeno dengan memukuli Felix, sementara Felix tersungkur dari motornya karena pukulan Jeno yang tak main-main.
Sementara Haechan hanya melihat saja, benarnya dia juga mau ikutan tapi melihat keadaan Felix yang babak belur karena tonjokan Jeno ia urungkan.
"Udah Jen ngeladeni orang kaya dia gak ada puasnya kita, mending kita susul Renjun aja". Ajak Haechan setelah melihat Felix yang babak belur.
Kemudian mereka beranjak pergi untuk menyusul kerumah sakit baru saja ia melangkahkan kakinya tiba-tiba Haechan menghentikan langkahnya.
"Bentar jen". Ucap Haechan yang membuat dahi Jeno mengerit karena melihat kelakukan aneh Haechan. Dan tanpa berkata lagi tiba-tiba Haechan berlari.
*bugh*.
"Jangan anggep gue diem aja gue gak punya jiwa pengen nonjok elu, dan ingat ini Renjun yang menang dan ingat janji elu". Ucapnya dan menginggalkan Felix bahkan ia juga meninggalkan Jeno."Inget Lix ini baru gue ama Haechan bukan, Renjun atau Mark hyung yang mukulin elu semoga elu selamat sih do'a gue, Bye". Ucap Jeno dan meninggalkan Felix sendirian. Masa bodoh dengan Felix pasti anak buahnya akan menolongnya. Lebih baik ia segera menyusul temannya itu.
"Sial". Umpat Felix.
"Bos kau tak apa?". Tanya anak buahnya yang baru saja datang dan langsung menolongnya.
Sementara Felix hanya menyeka darah yang ada dibibirnya tanpa menjawab apa yang dikatakan anak buahnya.
-----
Nb: banyak typo bertebaran
28_06
Yang mau mampir kecerita yang lain boleh kok 😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drak (END)
Romance"Kenapa kau kembali?" "Jangan ganggu aku lagii karena kita tidak saling mengenal" "Ternyata selama ini yang aku anggap meninggal ternyata selalu disampingku" "Orang yang membuat bundaku menangis adalah musuhku" ~~~~~ "Selamat tuhan telah mengabulkan...