"Ah panasnya sudah turun". Ujur Wanita selah meletakan tangannya didahi seseorang.
Kemudian ia melihat kearah sampingnya dan melihat seseorang yang sedari tadi malam menangis karena darah didadanya sungkar membeku tapi untung saja itu tak berlangsung lama dan yang membutanya aneh adalah sejak kapan laki-laki itu ikut tidur dikasur ini bahkan posisinya sekarang merangkul anaknya dan anaknya seperti menikmati pelukan orang tersebut untung saja kasur ini cukup besar dan muat untuk mereka berempat walaupun terkesan berdesakan.
"Sejak kapan dia ikut tidur disini?. Ah sudahlah lebih baik aku membuatkan bubur untuk Mark dan Renjun saja". Ujurnya dan mulai bangkit dari tempat tidur tanpa membangunkan siapapun.
Sesampainya ia disana ia segera membuat bubur untuk Mark dan Renjun serta tak lupa membuat makasan yang disukai putranya telur brokuli.
"Buatkan saya minum saya harus".
Sedangkan Wendy agak sedikit aneh dengan suara itu karena itu merupakan suara perempuan bukan laki-laki dan apa bila itu temannya maka ia tak mungkin tak mengenali suara itu.
"Hai kau tak mendengarkanku". Ujurnya lagi dengan gaya angkuhnya.
Dan Wendy tak munggubis itu kan seandainya ia tamu bukannya harusnya menunggu diruang tamu bukan kedapur.
"Maaf nona itu bukan ranah saya jadi tolong jagan ganggu saya, saya akan panggilkan maid untuk membuatkan anda minum dan silahkan tunggu diruang tamu". Tolak Wendy dengan halus karena ia harus dengan segera menyelesaikan memasaknya sebelum kedua putranya bangun.
"Hai berani sekali kau menolakku". Marah Wanita itu atas tolakan Wendy.
"Tapi maaf nona aku sedang menjalankan tugasku jadi jangan ganggu saya permisi". Pamit Wendy saat sudah selesai menata makanannya diatas nampan.
"Kau tak tau siapa aku ha". Bentak orang itu kepada Wendy.
"Mohon maaf nona jangan kau halangi saya karena saya sudah ditunggu permisi". Pamitnya kemudian berjalan meninggalkan orang itu untuk kembalu kekamar anaknya sebelum mereka bangun.
"Kau beraninya....". Ucap orang itu dan mencengkal tangan Wendy saat akan pergi meninggalkannya bahkan tanganya kini sudah diatas udara.
🌱🌱🌱
Saat matahari melewati celah jendela seorang laki-laki terusik tidurnya kemudian membuka matanya saat melihat diantara tengah-tengah kasur tersebut tak menemukan seorang wanita disana ia segera bangun dan duduk diatas kasurnya.
Setelah kesadarannya sepenuhnya pulih ia melihat kesisi sampingnya dan memandang wajah duplikat serta perpaduanya.
"Sepertinya dia tak terusik sedikitpun, mungkin ia terlalu capek menangis tadi malam". Ucapnya dan menbetulkan selimut samapi keatas dada.
Setelah itu ia berjalan kearah sisi ranjang satunya dan meletakan tanganya didahi orang tersebut.
"Syukurlah panasnya sudah turun dan tak sepanas tadi malam".
Sebenarnya dari tadi malam ia sangat cemas dengan keadaan keduanya akan tetapi ia mencoba menutupi itu agar tak membuat seorang wanita semakin cemas akan hal itu.
Setelah memastikan kedua orang tersebut masih tidur sepenuhnya dengan keadaan aman ia berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Ah ia jadi ingat bahwa semenjak seminggu paska anak bungsunya itu koma ia tak pernah masuk kekantor dan menyerahkan semua ketangan kanannya sekaligus sahabatnya.
Setelah selesai membersihkan diri ia segera turun kebawah membuat kopi dipagi hari bukanya hal yang burukkan sebelum kembali kekamar sang anak. Dan saat akan menuju kearah dapur ia mendengar nada teriakan seseorang bahkan matanya langsung membola saking kagetnya sehingga ia buru-buru melangkahkan kakinya kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drak (END)
Romance"Kenapa kau kembali?" "Jangan ganggu aku lagii karena kita tidak saling mengenal" "Ternyata selama ini yang aku anggap meninggal ternyata selalu disampingku" "Orang yang membuat bundaku menangis adalah musuhku" ~~~~~ "Selamat tuhan telah mengabulkan...