pertengkaran 2

219 29 5
                                    

Sementra disebuah mansion terpadat seorang yang berlari tergesa-gesa menuju lantai bawah untuk segera pergi karena mendapat pesen bahwa ia harus segera menuju kesekolah anaknya untuk menjadi wali murid. Entah apa yang dilakukan anaknya sampai ia harus dipanggil kesekolah anaknya.

Dan bertepatan dengan itu ia berpas-pasan dengan seseorang laki-laki yang juga berlari menuju kedalam rumah. Laki-laki itu adalah Park Chanyeol yang kembali kerumah karena ingin mengambil berkas yang tertinggal diruang kerjanya.

Akan tetapi ia malah dikejutkan dengan seorang wanita yang berlari dari lantai atas dengan membawa tas kecil, walaupun ia tak membawa tas besar tetap saja ia meresakan dejavu dihatinya.

"Wendy tak akan meninggalkanku kan?, bukanya ia bilang akan memberi kesempatan kedua untukku kenapa dia ingin pergi?".

"Tidak- tidak itu tidak boleh terjadi". Batin Chanyeol dan langsung berlari menghadang Wendy.

"Mau kemana kau". Tanya Chanyeol dengan nada khawatir serta menahan tangan Wendy.

"Lepas, aku sedang tak mau bertengkar denganmu". Balasnya karena terburu-buru yang ia fikirkan ia harus segera sampai kesekolahan putranya.

"Jawab aku dulu baru aku lepaskan".

"Aku harus segera kesekolah Renjun, karena aku mendapat panggilan dari gurunya". Balasnya karena ia harus segera kesana ia tak mau putranya kenapa-napa.

*degh*.

"Jangan-jangan..., semoga saja tak terjadi sesuatu". Batinnya.

"Kenapa tak bilang dari tadi?, ayo kita segera kesana". Ajak Chanyeol dan segera menarik tangan Wendy untuk pergi kesekolah Renjun secepatnya.

"Nyeol mau kemana bentar lagi rapat lho?". Tanya Chen yang heran dengan temannya. Katanya tadi suruh nunggu diluar aja biar dia yang ambil berkasnya lah ini malah gandeng tangan cewe mau kemana dia?. Batin Chen yang bertanya-tanya.

"Elu handel ya Chen gue ada keperluan penting". Ucap Chanyeol dan bergegas menuju mobilnya dan diikuti oleh Wendy.

"Tapikan...". Belum sempat Chen melanjutkan kata-katanya ia membelakkan matanya saat mendengar temannya memanggil nama seseorang.

"Ayo cepat Wendy sebelum Renjun kenapa-napa". Ajak Chanyeol yang mulai khawatir kepada Renjun sementara Wendy hanya menganggukkan kepalanya saja dan mengikuti langkah Chanyeol.

"What, Wendyy. Sebentar sejak kapan Wendy disini bukannya Wendy udah meninggal?. Dan siapa Renjun ?. Bukanya anak mereka Mark ya?. Aneh, elu utang penjelasa kegue nyeol". Ucap Chen setelah sadar dengan apa yang terjadi mau neriaki temannya tapi dia dah pergi. Sudahlah lebih baik dia menghandel rapat saja untuk masalah itu biar dia mencari waktu luang dan bertanya apa yang terjadi.

🌱🌱🌱

Sesampainya ia disana mereka segera turun untuk menuju ruang BK berada. Dan sialnya Chanyeol malah bertemu dengan Kepala sekolah saat akan menuju kesana. Karena merasa tak enak hati ia sedikit berbincang dengan kepala sekolah tersebut sedangkan Wendy memilih berpamitan dan dahulu untuk keruangan BK berada.

Sesampainya disana Wendy dikejutkan oleh suara yang tinggi dan menggunjing anaknya. Buru-buru ia mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk keruangan tersebut.

*tok tok tok*
"Permisi, saya wali dari Renjun". Ucap Wendy dan masuk kerungan tersebut.

"Ah silahkan bu mari masuk".

Belum sepenuhnya Wendy duduk ia melihat Mark dan Renjun yang sedang mengatur nafasnya karena menahan Emosi.

"Saya ingin anak itu dikeluarkan dari sekolah ini". Ucap angkuh orang tersebut.

"Siapa kau berani bicara seperti itu?". Balas Mark yang tak suka dengan orang tersebut.

"Hay kau tak tau aku. Aku donatur disekolah ini jadi jangan macam-macam kau".

"Cihh baru donatur saja belagu. Bahkan saya bisa membeli rumah anda". Ucap mark untuk membalas orang tersebut.

"Siapa kau berani ikut campur?".

"Saya, saya adalah...". Ucap mark belum selesai karena menyadari seseorang memegang bahunya

"Bang tahan dulu". Ucap Renjun yang menahan kakaknya untuk membuka identitasnya.

"Permisi ada apa ya bu saya dipanggil kemari?". Tanya Wendy saat duduk disamping kedua putranya. Dan belum guru itu menjawab ia mendengar suara yang familiar untuknya.

"Ohh jadi ini ibunya . Pantas saja anaknya tak bisa berbiacara baik dan tak punya sopan santun ternyata ibunya seperti ini. Kelihatan sih kalau ia wanita tak betul yang benar saja, saya tebak pasti usia anda 30an dan anakmu anak haramkan. Sebentar bukannya kau Son Wendy kan wanita penggoda itu?". Ucapnya dan hanya dibalas senyum ramah Wendy yang bertujuan agar tak mengundang keributan.

"Tutup mulut anda Nyonya sebelum saya memberi pelajaran kepada anda". Teriak Mark yang murka sedari tadi. Pantas saja Renjun sampai berkelahi dengan anak orang itu ternyata mereka merendahakna bunda mereka.

"Apa perlu saya menghajar anda". Umpat Renjun yang mulai terpancing kembali.

Sementara guru yang sedari tadi memisahkan mulai pening dengan kelakukan Mark. Karena ia tau siapa Mark itu dan ia tak mau mengambil langkah yang salah karena Mark saja membela Renjun dan orang yang dipanggil Renjun Bunda.

"Bukanya kata Jalang pantas untuk wanita yang memiliki anak dan tak punya suami bahkan anaknya saja sudah sebesar ini sungguh menjijikkan". Ucap orang tersebut.

"Nyonya kau boleh menghina saya tapi jangan menghina bunda saya".

Sungguh Wendy dibuat pusing oleh perkataan putranya, dan Wendy sangat tau siapa orang didepannya ini mereka adalah orang tua dari teman anaknya yang tak suka kepadanya karena suaminya pernah berbincang-bincang dengannya. Dan entah informasi dari mana orang tersebut mengatainya seperti itu.

"Memang kenapa?. Bukanya itu fakta dan bukanya bunda kau juga seorang penggoda suami orang?" Tanya balik orang tersebut.

"Sudah mah jangan buat malu. Kita disini mau menyelesaikan masalah anak kita bukan mau menambah masalah". Lerai suami orang tersebut.

"Halah ngaku aja kamu tertarik sama diakan?".

"Cukup mah".

Sudah cukup kesabaran Mark diuji dan jangan salahkan dia sampai bermain tangan tanpa banyak kata mark berjalan kearah orang tersebut dan sampai disana.

*plak*.
Bunya nyaring itu mengejutkan semua orang terutama Wendy. Ia yang mengenal anaknya yang tak akan memulai kekerasaan apabila tak dipancing terlebih dahulu.

"Jangan salahkan saya bermain tangan kepada anda, karena itu salah anda sendiri. Untung saja saya yang mendengar perkataan anda dan bukan Daddy saya dan saya tak tau apa yang akan daddy saya lakukan apabila mendengar istrinya dihina seperti itu".

*Bugh*.

"Sialan kenapa elu pukul nyokap gue".

"Itu pantas untuknya". Balas Mark dan menyeka darah diujung bibirnya.

Dan baru saja orang tersebut akan memukul kembali Mark segera saja Renjun mencegahnya. Dan malah kedua orang tersebut melakukan adu tinju.

Sementara Mark menatap wanita yang menghina bundanya dengan mata menyala dan saat melihat adiknya yang dipukuli dengan membabi buta langsung saja Mark membalas orang tersebut.

Bahkan guru dan ayah dari orang tersebut sudah mencoba memisahkan mereka dan saking kuatnya tiga orang tersebut baku hantam sampai tak bisa dipisahkan.

Jangan tanyakan kemana wanita yang menghina Wendy tadi jelas saja ia masih memegangi pipinya yang ditampar Mark.

Sementara Wendy mulai pusing dengan kedua putranya yang susah dipisahkan dan malah baku hantam dengan temannya itu, sampai sebuah suara menghentika mereka bertiga terutama Renjun dan Mark.

*ceklek*

"PARK RENJUN, PARK MINHYUNG "





-----

Tak gantung bentar dah puyeng mau nulis apa 😭🤧

Nb:banyak typo bertebaran

28_06

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang