Hilang

167 21 2
                                    

Seorang pemuda berdiri disebuah toko bunga yang sudah tutup. Setelah orang yang ia tunggu keluar ia segera tersenyum kepada orang tersebut dan beranjak mendekati orang tersebut.

"Bundaa". Teriaknya dan menghampiri orang itu.

"Lho abang kok disini?. Adikmu mana?". Tanyanya karena heren kenapa anaknya kalau ia lembur selalu menjemputnya padahal ia bisa pulang sendiri.

"Jemput bunda kasihan bunda kalau pulang jam segini. Ini dah malam lho bahkan jam 10 malam". Ucapnya.

"Lha berati Injun sendiri dirumah?". Tanyanya ulang.

"Iya bun, lagian ia udah gedhe juga". Balasnya dan tersenyum kearah bundanya.

"Nanti ilang gimana adiknya". Canda Wendy karena ia tahu anak sulungnya ini sangat posesif kepada adiknya itu. Ingatkan kalian saat Lucas mengutarakan ingin tuker adik kepada Mark dan jawabanya apa?. Untuk mengingatkan  aja nih kalau enggak, boleh baca lagi aja bercanda kok.

"Gak bakal bun, dia itu brisik penculik bakal mikir 1000× kalau mau nyulik dia. Sini tasnya bun abang yang bawa aja". Ucapnya karena melihat bundanya membawa banyak barang.

Sementara Wendy hanya tersenyum dengan ucapan putranya itu, karena dia tahu kedua putranya saling menyayangi tapi mesti beralibi untuk langsung mengucapkan.

"Makasih abang, mampir minimarket depan ya kebutuhan rumah habis". Ucapnya dan merangkul tangan anaknya. Bila orang tak tau mungkin mereka akan mengira ia jalan dengan pacarnya karena anaknya yang tinggin dan ia terlihat mungil dan jangan lupakan mukanya yang awet muda itu.

Setelah sampai diminimarket yang ada mereka mencari keperluan rumah yang diperlukan.

"Bun beli ramyon ya 4 aja, dua abang dua adik". Ucapnya dengan sedikit merayu bundanya.

"Tapi abang dah beli ini lho". Ucapnya dan memperlihatkan mie pedas yang diambil anaknya. Bukan karena pelit tapi ia takut anaknya akan makan mie terus dan itu tak baik untuknya.

"Ayolah bunnn boleh ya please". Rayunya dan menggoyangkan tangan bundanya seperti anak kecil.

"Baiklah-bailkah ambil dua saja, satu abang dan satu adik oke".

"Oke bunda". Ucapnya dengan girang dan menaruh ramyon tersebut kedalam troli belanjanya.

Kemudian pergi kekasir untuk membayar belanjaan mereka dan sesudahnya ia pergi untuk menunggu bis menuju rumah mereka.

Saat akan menuju halte bis yang ada dia seperti merasa ada yang mengikutinya.

"Seperti ada yang mengikuti tapi siapa?". Batinnya dan sedikit menengok kebelakang untuk memastikan sesuatu.

"Mark ayo pulang". Ucap bundanya saat menyadari anaknya tak disampingnya.

"Ah iya bun". Ucapnya dan membawa belanjaan yang ia bawa.

Tiba-tiba ia merasaka tubuhnya disekap oleh seseorang.

"Sial siapa mereka mengapa menyekapku?". Ucapnya dan mencoba berontak karena jumlah mereka yang banyak jelas saja ia kalah telah.

"Lepaskan siapa kalian?". Ucapnya dengan memberontak.

Sedangkan Wendy yang merasa anaknya yang tak mengikutinya langsung saja ia menghentikan langkahnya dan menghadap kebelakang bahkan matanya membola karena melihat anaknya sedang berkelahi.

"MARK". teriaknya dan berlari menuju mark.

"Bunda jangan kesini lari bunda jangan perdulikan Mark". Ucapnya saat melihat bundanya menhampirinya.

"Gak Mark". Tolaknya.

"Bunda Mark mohon".

*bugh*. Karena mendapat serangan yang mendadak mark merasakan pening dikepalanya dan kesadarannya mulai menipis.

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang