Benar Benar Marah

246 30 5
                                    

"Aduhhh  pelan pelan". Teriak seseorang karena kesakitan.

"Makanya jangan berantem, jagan sok jogoan  baru dibersihin luka gini aja triak-triak". Murka Wendy karena mengetahui anaknya berkelahi saking emosinya ia sedikit menekan luka sang anak.

"Ya salah siapa dia hina bunda. Injun kan gak terima siapapun hina Bunda. Pokoknya..."

"Aduh Bundaaaa". Tidaknya lagi saat sang bunda menekan lukanya bahkan ia belum selesai dengan ucapanya tapi bundanya malah menekan lukanya.

"Kan mau jawab lagi, mau bunda tambah lukanya tau mau bunda obati". Ucap Wendy dengan sengaja menekan luka sang anak karena merasa geram  dengan jawaban anaknya.

"Pelan-pelan bundaa ini sakit". Balas Renjun dengan merajuknya berharap bundanya akan luluh dengan itu tanpa menggubis ucapan sang putra ia melanjut mengobati luka Renjun.

"Makanya dibilangin diem, apa mau jawab?". Bantah Wendy saat melihat Renjun akan menjawab ucapaannya.

Untung saja Mark tadi memilih diobati Daddynya jadi ia tak akan mendapatkan siksaan serta siraman Rohani dari sang bunda Seperti Renjun sekarang dan untuk luka memang luka Renjunlah yang lebih parah.

"Sudah Wendy kasihan Renjun". Ucap Chanyeol saat melihat muka memelas  sibungsu dan  menahan sakitnya.

"Mau apa kamu? mau aku buat seperti Renjun?". Murka Wendy kepada Chanyeol. Belum hilang sara kesalnya karena Chanyeol menggunakan kekuasaannya untuk membungkam orangtua teman Renjun malah ia berkata seperti itu, sementara Chanyeol hanya mampu menelan ludahnya karena melihat ekspresi Wendy yang tak bersahabat.

"Buset galak bener bini gue". Batin Chanyeol.

Sementara Mark hanya tertawa melihat adiknya yang tersiska karena diobati bundanya.

"Udah ya bun nanti sembuh sendiri kok". Rayu Renjun agar bundanya berhenti melakukan aktivitasnya.

"Lain kali jangan diulang, biarkan mereka menilai kita sebelah mata". Ucap Wendy dan merapikan kotak P3k tersebut.

"Ya gak bisa dong bund, pokoknya gak boleh ada yang hina bunda titik". Ucap Renjun.

"Mau ngelawan bunda?".

"Enggak bun".

"Memang kenapa kalau Renjun seperti itu?, lagian Renjun benar kok, apa yang dilakukan  Renjun  karena dia melakukan itu untuk melindungi orang yang dia sayangi, jadi apa salahnya coba?". Tanya Chanyeol kepada Wendy. (bapak satu ini kagak tau apa ya istrinya baru cosplay jadi macan?. Dahlah Thor terserah pak Chanyeol aja.)

"Nah bener tu kata Daddy, bun". Ucap Mark.

"Bunda gak usah kawatir selama ada Injun gak bakal ada yang berani hina bunda".

"Tapi gak usah pakai kekerasan-kan bisa?. Coba tadi kalau Renjun benar-benar dikeluarkan bagaimana? ". Ucap Wendy

"Dan kau Nyeol, daddynya malah mengajari anaknya apa-apa dengan kekerasan".

"Kan mereka laki-laki. Jadi wajar saja mereka berkelahi". Balas Chanyeol.

"Gak pokoknya gak ada yang berkelaki titik". Ucap final Wendy tanpa mau dibantah.

"Ya nanti kalau dikeluarkan ya tinggal cari sekolah lagi". Balas Renjun dengan Entengnya seperti tanpa beban hidup.

"Bunda tak perlu khawatir ayah kita itu Park Chanyeol". Ucap Mark dengan membanggakan sang ayah dan diangguki Renjun.

"Lagian kalau mereka macam-macam tinggal menyuruh daddy membeli perusahaan mereka. Atau memberi uang tutup mulut". Tambah Mark.

"Daddy juga bisa membuat mereka bangkrut". Ucap Mark dengan berbinar bahkan Renjun sekarang sudah bertepuk tangan.

"Apapun akan Daddy lakukan untuk kalian. Akan daddy bungkam mereka dengan uang daddy dan tak akan ada yang berani menghina ataupun berbicara yang tidak-tidak tentang anak Daddy". Balas Chanyeol dan tersenyum kepada kedua putranya dan dihadiahi tepuk tangan oleh keduanya.

"Daddy memang👍👍". Sorak girang Mark dan Renjun bersamaan.

Sementara Wendy semakin dibuat pusing oleh ketiga Park disampingnya, bahkan ia sudah memijat pelipisnya untuk mengurangi pusing yang melanda dirinya.

"Jangan kau ajari anakku dengan apa-apa bisa diselesaikan dengan uang dan kekuasaan". Ucap Wendy kepada Chanyeol.

"Bukanya semua bisa diselesaikan dengan kekuasaan?. Kenapa tidak?". Balas Chanyeol dan melipat tangannya didepan dada dan menyilangkan kakinya.

"Sekali lagi kau ajarkan anakku seperti itu maka kau akan tau akibatnya Park Chanyeol. Sudah Bunda pusing dengan kalian terserah kalian mau berbuat apa bunda capek". Ucap Wendy dan meninggalkan ketiga pria berbeda umur tersebut menuju kamarnya.

"Urus kedua anakmu Park Chanyeol". Tambah Wendy sebelum benar-benar hilang dibalik kamarnya.

*brakkk*
*glek*.

Ketiga pria itu mencoba menelan ludahnya dengan kasar karena takut dengan amarah Wendy yang tak main-main.

"Alamat tidur diluar, masa baru baikkan tidur diluar sih". Batin Chanyeol.

"Pokoknya ini salah Daddy kalau bunda benar-benar marah". Tuding Mark.

"Daddy yang harus minta maaf". Tambah Renjun.

"Lho kok jadi daddy yang salah?, kan yang berantem kalian, daddy hanya membela kalian, kenapa jadi daddy yang salah?". Tanya Chayeol dengan Herannya kenapa jadi dia yang disalahkan.

"Ya kan daddy suaminya bunda dan bunda gak mungkin marah dengan anak gantengnya ini".

"Dah Mark mau ganti baju dulu, ayo njun". Ajak Mark keadiknya.

"Bang tau bau apa gak ini? ". Ucap Renjun sebelum pergi kekamarnya.

"Bau sih gak bau apa-apa kok?". Balas Mark.

"Mau bakal ada yang berantem lagi ama tidur diluar kasihan bukan".

"Haaa". Ucap Mark dengan melongo karena belum sadar dengan pembicaraan adiknya.

"Bentar. Selamat membujuk bunda daddy dan semangat tidur diluar dadada". Ucap Renjun dan berlari menuju kamarnya.

"Oo alah. Hahahah kasihan daddy, mohon maaf dad mark tak menerima berbagi kamar, rasakan". Ucap Mark dengan tawa dan berlari menyusul adiknya untuk kekamarnya sendiri.

"Ahh sial sekali hidupnya ini, yang salah siapa yang kena semprot siapa".

"Lihat saja akan Daddy balas kalian semua, sudah lebih baik aku merayu Wendy saja". Ucap Chanyeol dan berjalan menuju kamarnya berada.

Memang ya pak kalau udah bucin mau sekejam apapun diluar kalau udah berurusan dengan pawangnya mesti takut dan gak berani macem-macem.

🌱🌱🌱

Tanpa mereka sadari terdapat seorang yang memperhatikan mereka dari kejauhan dengan amarah yang menggebu-gebu. Seperti menyimpan dendam tersendiri.

"Siapa dia? orang baru bisa mendekati tuan?"

"Harusnya dia tau diri dia hanya seorang asisten dirumah ini dan dengan beraninya mendekati tuan, pelet apa yang dia gunakan?".

"Dasar licik ia memanfaatkan anaknya untuk bisa tinggal dengan enak disini, lihat saja aku akan membuat perhitungan denganmu dan membuat kau diusir dari rumah ini tanpa rasa hormat ingat ini bahwa tuan Chanyeol adalah milikku". Ucap orang tersebut yang menyaksikan bertengkaran keluarga Park.



----

Memang anak pak Chanyeol gak suka lihat orang tuanya akur baru mau akur aja dah dibuat ribut lagi. Kayaknya mereka suka Pak Chanyeol tersiksa. Mana kompak lagi mereka😭😭

Nb :banyak typo bertebaran

28_06

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang