Perkiraan salah

175 24 6
                                    

*dor*.

"Akhhh". Teriak Haechan saat mendengar tembakan yang diarahkan kepadanya. Tapi tunggu kenapa ia tak merasakan panas atau pun sakit ditubuhnya?.

Karena ia bingung dengan apa yang terjadi kemudian ia membuka matanya dan melihat keganjalan apa yang terjadi dan ternyata musuhnyalah yang tergeletak ditanah.

"Hay boy waktunya bangun dan jangan pejamkan matamu". Ucap orang yang ternyata menembak musuh Haechan dan menepuk pundak Haechan.

"Uncle Lay". Teriaknya saat melihat kakak ayahnya didepannya dan memeluk orang tersebut.

"Chanie rindu". Ucapanya dan memeluk erat orang tersebut.

"Sudah lepaskan babaku Haechan". Ucap orang yang baru saja datang. Ayolah dia selalu cemburu dengan anak tengil itu yang pintar merayu dan mengambil alih segalanya.

"Aku tak merindukanmu karena aku sering melihatmu". Balasnya karena mereka saling berkelahi karena merebutkan sesuatu hal.

"Kalau sama aku". Ucap gadis manis nan cantik dari belakang punggung pemuda itu.

"Pengecualian untuk kamu". Ucapnya dan memeluk tubuh itu.

"Hay siapa yang bertanya kau merindukanku?". Lanjut pemuda itu karena masih sebal dengan Haechan.

"Tak ada aku cuma mengatakan apa salahnya?".

"Kau tak pernah salah adik kecilku".

"pasti karena aku adikmu jadi kau harus mengalah". Ucapnya dan masih memeluk gadis itu.

"Uncle kapan balik dari China?".

"Baru saja tapi Uncel mendengar adik dan ponakan manis Uncle ini sedang bermain makanya Uncel kemari dan ikut bermain dengan beruang kecil Uncle". Ucapnya dan melepaskan pelukan keponakannya.

"Ayo menyusul ayahmu kedalam dan melanjutkan pertarungan". Ucapnya dan menganggukakan kepalanya.

"Ayo Baba aku sudah ingin melihat genangan darah". Ucap gadis itu dan berlari terlebih dahulu.

Kemudian mereka juga berlari menuju kedalam gedung tersebut dan menyusul mereka yang terlebih dahulu masuk kedalam.

🌱🌱🌱

Sebuah ruangan hanya ada keadaan yang hampa dan tak menemukan apapun.

"Hay kenapa kosong jangan bilang Haechan salah sasaran".

"Chan Haechan jawab aku".

"Sial kemana Haechan". Ucapnya karena tak mendapat balasan dari orang sebrang sana.

"Sial mengapa dia hilang". Ucapnya setelah beberapa lama tak mendapat jawaban.

*prok prok prok*.

"Wellcome calon anakku". Sapa orang yang sedari tadi diruangan tersebut dan membalik kursi yang ia duduki.

"Siapa yang kau panggil calon anak?".

"Ya tentunya itu kamu anak manis".

"Cihh sudah beberapa kali aku katakan aku tak sudi menjadi anakmu".

"Apakah benar begitu?. Coba lihat ini". Ucapnya dan membuka pembatas dinding tersebut.

"Bundaaaaa, abang" teriaknya saat mengetahui wanita kesayangannya terikat.

"Bedebah sialan lepaskan bundaku dan katakan dimana kakakku".

"Hahahaha. Tak semudah itu anak manis".

*brak*.

"Lepaskan anak dan istriku sialan ". Ucapnya saat masuk dan mendobrak ruangan tersebut.

"Wah wah ternyata kamu tak sendiri anak manis tapi kau membawa ayah dan temannya". Ucapnya saat melihat teman-teman Chanyeol disana.

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang