masalalu 3

246 25 8
                                    

Sudah seminggu ini ia memantapkan hatinya dengan perasaan yang ada. Bahkan ia sudah menetapkan akan mengungkapkan pada malam hari ini saat menjemputnya.

Perasaan bahagia tengah menyelimuti hatinya bahkan senyum diwajahnya sangat terlihat jelas. Bahkan senyum itu tak luntur saat sampai dimana tujuannya berada.

Sesampainya disana tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk kedalam rumah tersebut terkesan sepi itulah yang ia rasakan saat masuk kedalam rumah tersebut.

Tak ingin mempunyai perisangka buruk dihatinya ia melanjutkan langkah kakinya untuk mencari orang tersebut akan tetapi nasnya orang yang ia cari tidak ada disana.

Sebelum ia menginggalkan ruangan tersebut sebuah benda mengkilat ia temukan diatas meja kamar tersebut buru buru ia menghampiri benda tersebut karena ia sangat mengenali benda tersebut.

Karena benda tersebut adalah benda pemberiannya sebagai bukti suatu pengikatan. Tapi yang membuat heran bukanlah benda itu akan tetapi sebuah kertas yang sangat menarik untuknya.

Dengan keraguan yang ada ia membuka kertas tersebut dan membacanya dengan teliti isi surat tersebut.

(Maafkan aku yang telah mengambil langkah ini. Saya meminta maaf kepada  tuan karena saya tidak bisa menepati janji saya untuk memberikan anak ini kepada tuan. Untuk uang yang telah anda keluarkan untuk pengobatan ibu saya akan saya kembalikan sepenuhnya

Terimakasih tuan, saya berjanji akan menjadi Minhyung dengan baik.

SW)

Setelah membaca surat yang ditemukan diatas meja emosi dalam dirinya langsung mendidih bahkan kertas yang ada ditanganya sudah tak berbentuk lagi karena sudah ia remas.

"Brengsek kau, ternyata wanita itu sama saja hanya memperlukan uang uang dan uang dan setelah apa yang ia tuju telah tercapai maka akan menghianati itu.". Ucapnya dengan menahan amarah.

Bukan bukan karena hatinya yang terluka akan tetapi lebih tepatnya perasaan serta kepercayaannyalah yang telah ia lukai.

"Awas saya kau, lihatlah apa yang akan terjadi dan akanku pastikan bahwa aku akan merebut apa yang seharusnya jadi milikku". Ucapnya dengan meremas kertas yang ada ditanganya.

Kemudia ia mengambil ponsel disaku jasnya untuk menghubungi seseorang.

"Cari dia sampai ketemu dan saya tidak mau tahu soal itu". Ucapnya dan tanpa menanti balasan dari pihak sana ia sudah mematikkannya.

"Ternyata mereka sama saja hanya mementingkan egonya saja"

Ucapnya dan kemudian ia menggalkan rumah kecil itu dengan perasan yang entah seperti apa.

🌱🌱🌱

*tok tok*

Terdengar suara pintu yang terketuk dari luar

"Masuklah".

"Maaf tuan telah lama membuat anda menunggu salama 2 bulan ini. Saya ingin menyampaikan kabar tentang hasil pencarian ini tuan". Ucap orang itu dan menyerahakn map yang berisi laporan yang ada.

"Apakah alamat ini dapat dipercaya?".

"Bisa tuan bahkan saya sendiri yang mendatangi rumah itu".

"Bagus saya suka kerja kamu. Dan malam ini kita akan langsung menemuinya juga".

"Baik tuan saya akan menyiapkan keperluan tuan kesana".

"Aaa jangan lupa kau membawa anak buahmu dan aku hanya memperlukan 5 orang".

"Baik tuan saya izin undur diri".

"Ternyata kau bersembunyi disini. Dan ternyata kau pintar juga dalam bersembunyi". Ucapnya.

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang