ketegangan

273 29 8
                                    

*ceklek*.

"Injun maafkan bunda ya karena meninggalkan Injun terlalu lama". Ucap orang yang baru saja masuk kedalam kamar inap tersebut.

Seketika semua atensi pandangan bertuju kepada orang tersebut.

"Wendy iiitu kamu-kan?". Tanya orang yang baru saja menghadap kebelakang dan mengetahui siapa yang datang dan menghampiri orang tersebut.

*deg*
"Kenapa dia ada disini". Batin Wendy.

"Kamu.. kamu Wendykan?".
*bruk*.
Ucap orang tersebut dan berlari memeluk Wendy.

"Kamu kemana saja?. Kami semua mencarimu Wendy". Ucap orang tersebut dan menangis dalam pelukan Wendy.

"Maafkan aku Seulgi, karena pergi tak bilang padamu". Ucap Wendy dan membalas pelukan Sulgi dengan tak kalah eratnya.

"Sebenarnya kemana saja kau pergi kenapa tak memberi tahu kami?".

"Aku tak kemana-mana kok hanya saja". Belum selesai Wendy menjawab pertanyaan dari Seulgi ia mendengar suara yang memanggil namanya.

"Bunda mana pesanan Renjun?". Tanya Renjun karena sudah menunggu susu coklat pesanannya.

"Sebentar Seulgi aku harus mengurus anakku dahulu". Pamit Wendy dan berjalan kearah Renjun.

Sedangkan Seulgi memilih duduk disamping sang anak dengan otak yang berfikir entah kemana karena telah bertemu sahabatnya yang lama menghilang dan datang-datang mengaku mempunyai anak yang sekarang berstatus pasiennya yang ditolong kakaknya.

"Injun udah makan?". Tanya Wendy setelah menghampiri Renjun.

"Belum, kan tunggu bunda".

"Kenapa enggak makan kasihan abang yang beliin Injun makan". Balas Wendy saat menyadari sisulung yang masih berdiri dan memegang kantong plastik yang mereka beli tadi.

"Abang mana makanannya bawa sini". Perintah Wendy kepada sisulung.

Kemudian Mark berjalan kearah Wendy dan menyerahkan makanan tersebut dengan muka bingungnya serta terkejutannya karena  Auntynya disitu dan bingung kenapa sang Aunty mengenal bundanya.

"Ini bunda". Ucap Mark dan menyerahkan kantong plastik tersebut.

"Terimakasih Abang Mark". Ucap Wendy dengan senyum diwajahnya saat menerima pemberian Mark dan mengambil satu bungkus untuk diberikan kepada Mark kembali.

"Berikan ini ke-Daddymu bilang kedia kalau disuruh makan ini harus mau, kalau tak mau bilang kedia jangan mencari penyakit disini, suruh dia pulang". Ujurnya setelah memberi bungkusan itu kepada Mark.

"Bunda aneh Daddy disamping Renjun kok gak ngasih langsung malah nyusruh Mark". Batin Mark akan tetapi ia tetap menjalankan perintah Bundanya.

"Nih dad, Daddy dengarkan apa yang dibilang bunda". Ucap Mark saat memberikan bungkusan tersebut kepada Daddynya.

Sedangkan Chanyeol melihat kearah Wendy yang sekarang sedang asik membujuk sang bungsu dengan sedikit rayuan karena drama tak mau makan walaupun lapar, katanya sih cuma mau minum susunya dengan merayu sang bunda dengan berkata "kan minum susu juga buat kenyang bunda dan mulut Injun sakit kalau buat makan". Ada-ada saja anaknya satu ini yang sakit dadanya yang buat alasan mulutnya. Bahkan sang  sulunglah  yang menyuapi sibungsu agar mau makan makanannya.

Sebenarnya Chanyeol juga ingin menawarkan apakah sang anak mau ia suapi  akan tetapi situasi yang tak mewadahi ia urungkan niatnya tersebut.

Kemudian Chanyeol mengambil bungkusan itu dan segera memakannya karena takut dengan aura kemusuhan sang istri yang terkesan lucu olehnya, bahkan ia hampur lupa bahwasannya disana ada keberadaan sang adik dangan kebingungannya karena tak segera mendapat jawaban dari Wendy.

"Dah lah Njun makan aja". Teriak Haechan berharap sahabatnya mau makan.

"Gak ah elu gak tahu rasanya Chan". Tolak Renjun dengan kekehnya.

"Apa mau Nana suapin aja?". Tanya Jaemin saat melihat sahabatnya menolak suapan sang bunda.

"Renjun kalau sakit reseh deh". Ucap Haechan lagi.

"Yang ada elu makan Na bukan nyuapin Renjun". Sewot Jeno ke Jaemin karena tau akal busuk sahabat satunya itu.

"Jeno tahu aja sih Nana ngincer bubur Renjun". Jawab Jaemin dengan cengiran khasnya.

"Dah  bun, sini abang aja yang yuapin Injun, bunda siapin obatnya aja".

Kemudian Wendy menggeser duduknya agar sisulung bisa menyuapi adeknya dengan leluasa, itung-itung agar kedua kakak beradik itu bisa dekat satu sama lainnya.

"Adek makan gini susah banget, kaya disuruh terjun kesumur aja, sampai semua orang nawarin". Ujur Mark dengan telatennya menyuapi adeknya sedangkan Renjun mau tak mau membuka mulutnya dan menerima suapan dari sang kakak dengan mata melotot serta menahan emosi atas ucapan kakaknya.

Bagaimana mau menjawab sang kakak dan dua sahabatnya baru mau berucap dan membuka mulut sang kakak telah memasukkan makanannya kedalam mulutnya dan mau tak mau ia harus menelan suapan sang kakak.

Dan dengan sedikit rayuan dan kegaduhan yang ada akhirnya makanan ditangan Mark telah berpindah kedalam perut Renjun.

"Anak?. Jadi Renjun itu anakmu, siapa ayahnya Wendy dan kenapa Mark panggil kau bunda juga?". Tanya Seulgi dengan penasarannya dan membuka suara setelah lama berdiam dan menyaksikan drama keluarga Prak tersebut.

Karena mengetahui situasi yang tidak pas Jeno menyenggol Haechan agar mau diajak pulang karena sepertinya mereka akan ada pembahasan permasalahan keluarga, dan setelah Haechan faham dengan kode yang diberikan Jeno akhirnya mereka berpamitan kepada Renjun dan Bundanya.

"Njun kayaknya dah siang deh gue pamit dulu ya takut dicari mamah nih". Pamit Haechan.

"Iya nih Njun cepet sembuh ya dah kangen main bareng nih". Timpal Jeno.

"Kami pulang dulu ya Bund". Pamit kedua kim tersebut dan meninggalkan ruanga  Renjun.

Setelah kedua marga Kim itu pergi dari ruangan Renjun sitausi semakin mencekeram bahkan Jaemin saja sampai bingung dengan tatapan mematikan sang bubu seperti isyarat ingin membunuh.

"Bubu Jaemin pulang ya". Bisik Jaemin agar bisa kabur dari ruangan yang menakutkan ini.

"Terserah". Balas Seulgi dengan tatapan masih mengarah keWendy bahkan tak menoleh kearah Jaemin sedikitpun .

Karena merasa tercuweki oleh ibunya dan tak mau mengundang kemarahan sang ibu ia memutuskan untuk berpamitan agar bisa pergi dari ruangan yang sedang panas-panasnya tersebut serta beraurakan kegelapan dari sang bunda.

"Ya udah, semua Jaemin pulang dulu ya bay bay Renjun cepat sembuh". Ucapnya dan tanpa menunggu jawaban yang ada Jaemin memutuskan untuk kabur saja dari pada melihat bubunya marah-marah dengan Uncelnya.

Karena menyadari situasi yang ada setelah memberi obat yang harus diminum Renjun. Dan melihat tatapan sahabatnya, Wendy membuka suara untuk memecah keheningan yang ada.

Sedangkan Chanyeol sekarang masih ada pada tempatnya tanpa bergerak sedikitpun serta keringat dingin yang menjalar ketubuhnya. Karena bagaimanapun ia menyadari semua ini kesalahan ada padanya.

Dari hampir membunuh Wendy, membawa Mark denganya, serta ia juga hampir membunuh anaknya yang kedua kalinya hanya bedanya dulu sang anak masih didalam kandungan ibunya.

"Baiklah aku akan menjawab ini semua, karena Mark dan Renjun sudah  besar mungkin kalian juga harus tahu ini semua".

"Terutama Renjun kau harus tahu siapa ayahmu". Ucap Wendy kemudian menarik nafas dan menceritakan apa yang terjadi.

Dengan penasaran yang ada tanpa menyelah ucapan sang sahabat ia diam dan hanya mendengarkan cerita tersebut.

"Jelaskan saja aku tak akan marah padamu". Ucapnya dan mendengarkan apa yang akan diceritakan sahabatnya ini.

"Sebenarnya".
























-----

Nb: banyak typo bertebaran.

Aku ucapain makasih buat yang setia membaca cerita ini dan terimakasih juga buat masukkan-masukkan kalain semua. Maaf banget yah kalau banyak kata-kata yang buat bingung.

👋👋👋
28_06

The Drak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang