~024~

37 3 0
                                    

Datang kerumah untuk menjemput sang pujaan hati, menemui camer nya

" Assalamualaikum om Tan " ujar Arkana dan Aidil tersenyum

" Kalian masuk" ujar Rahmat

" Saya mau ajak Andini jalan boleh om" tanya Aidil membuat Rahmat tersenyum

" Sayang tolong panggil Andini sekalian Andina " ujar Rahmat kepada Aprilia

" Kamu kenapa Arkana" tanya Rahmat

" Saya izin membawa Andina kerumah untuk menemui mama dan papa saya om " ujar Arkana

" Apa omongan kalian bisa saya percaya " tanya Rahmat

" Bisa om " kompak mereka membuat Rahmat tersenyum

" Arkana apa kamu bisa membujuk Andina, soalnya dia paling males jika keluar apalagi sama Laki laki yang bukan mahram " ujar Rahmat

" Saya bawa adek om, untuk menyakinkan Andina Karna nanti didalam mobil kami tidak berdua " ujar Arkana membuat Rahmat tersenyum

" Kamu Aidil " tanya Rahmat

" Saya juga bawa keponakan om, untuk menjaga kami " ujar Aidil

" Kalau gitu kalian boleh bawa putri om, tapi ingat setengah enam dia sudah sampai dirumah " ujar Rahmat

" Iya om " kompak mereka lagi membuat Rahmat tertawa


Cukup lama menyakinkan Andina, Karna sejak kecil dia berada dipesantren sedang kan Andini dia ingin bebas

" Boleh gak sebelum pulang, kita belok kanan dulu, Karna saya mau ngambil sesuatu kepada teman pondok saya " ujar andina

" Boleh sesuai keinginan tuan putri" ujar Arkana membuat Andina menunduk dan bermain dengan Lily adek Arkana

" Kakak cantik, Lily lapar " ujarnya membuat andina tersenyum

" Apa ada makanan Arkana" tanya Andina tanpa melihat Arkana

" Ni ada biskuit" ulur Arkana meletakkan dikursi belakang

" Ini, sebelum makan baca doa dulu" ujar Andina membuat Arkana tersenyum

" Anak pintar, cantik lagi " ujar Andina meletakkan Lily diatas pahanya dan menatap keluar jendela





Sore Sabtu Eliza berniat untuk mengunjungi sang kakek

" Pah eliz pamit ya" ujarnya

" Biar papa antar kebandara " ujar Ardan membantu putrinya itu

Sesampainya Bandara udara internasional Minangkabau, Eliza bertemu dengan kakeknya tapi anehnya dia membawa seorang yang dari tadi nunduk

" Kakek, pakai supir " bisik Eliza

" Bukan eliz, dia santri kakek " ujar Daud tersenyum

" Ooo, eliz kangen nenek loh kek" ujar Eliza

" Berarti kakek nggak nih " ujar Daud membuat Eliza memeluknya



Sesampainya dipesantren Eliza bertemu nenek dan pamannya

" Nenek " teriak Eliza membuat Zahra memeluknya

" Kenapa hmm, tumben hari hari sekolah kamu kesini" ujar Zahra yang menatap mata cucunya itu

" Nggak papa nek, eliz hanya kangen disini" ujar Eliza masih memeluk Zahra

" Istirahat sana, kamu pasti capek " ujar Zahra menuntun Eliza kekamar


Dikamar ini Eliza merasakan matanya yang memanas

" Eliza pokonya nggak boleh sedih " menghapus air matanya

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang