~032~

54 2 0
                                    

Duduk ditaman dengan memikirkan Rasyid

" Ya Allah zina pikiran " tepis Eliza menggelang kan kepalanya

" Rasyid baik sih, tapi apakah dia memang tidak pernah pacaran " gumam eliza yang tidak percaya bahwa Rasyid tidak pernah pacaran

Asik memikirkan Rasyid Eliza memanggil stela yang berjalan sendiri

" Stela " teriak Eliza membuat sang punya nama melihat

" Kesini " ujar Eliza sebenarnya Eliza rindu akan stela yang menceritakan tentang Rasyid

" Ada apa Eliza " tanya stela yang duduk didepan nya

" Gak ada gue lihat Lo kek orang bingung, makanya gue panggil " alibi Eliza membuat stela mangguk

Sambil bercerita tentang pacarnya stela, Eliza selalu menyebut nama Rasyid

" Eh " kaget Eliza saat orang dibelakang nya menceritakan tentang Rasyid yang pacaran dengan anak kelasnya

" Sumpah " Eliza berkata tanpa mengeluarkan suara

" Gak tahu " ujar stela pelan

" Biar gue cari tahu " ujar stela membuat Eliza mangguk

Cukup lama kuping Eliza panas, akhirnya mereka memilih pergi

" Kalau benar Rasyid pacaran gimana" tanya stela membuat Eliza menggelang

" Ya udah gue lupain" ujar Eliza tanpa sadar

" Jadi Lo sudah ada rasakan dengan Rasyid " stela menatap Eliza

" Gak, ada " ujar Eliza

" Banyak sih yang suka dengan Rasyid, tapi gak mungkin kalau Rasyid memilih Rachel " ujar stela

" Apa yang gak mungkin, dan sekarang terlihat bahwa Rasyid pacaran " ujar Eliza

" Tunggu gue kasih kabar yang real dulu," ujar stela

" Sudah lah stela, Rasyid itu serasi kok dengan Rachel" ujar Eliza

" Lo cemburu " tanya stela

" Gak cemburu kecewa saja " Eliza menutup mulutnya saat stela memancing omongan nya

" Apaan sih lu " ujar Eliza

" Dah lah, gue mau cari Andina " ujar Eliza yang ingin pergi tapi dipanggil stela

" Gue cari berita dulu, nanti gue sampaikan " ujar stela

Eliza mencari Andina karna ingin membeli kado untuk ustad nya yang pernah singgah dihati

" Dimana sih, orang capek " kesal Eliza mencari Andina

" Pakai acara beli hadiah, lebih baik kasih amplop saja " ketus Eliza

" Kado entah untuk siapa lagi " ujar eliza menggeleng yang ambigu

Dari kejauhan terlihat Andina berjalan kearahnya dengan membawa seorang laki laki

" Makasih" ujar Andina yang masih bisa didengar Eliza

Tersenyum menatap kearah Eliza yang wajahnya kusut

" Kusut amat neng wajahnya " ujar Andina

" Iya belum disetrika" ujar Eliza membuat Andina tertawa

" Sudah mau beli hadiah apa " tanya Andina membuat Eliza menggelang

" Gak tahu" ujar Eliza membuat Andina menggelang

" Yaudah, mana kunci motor Lo, biar gue bawa " ujar Andina semangat

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang