BRAKKKK" Kalian kalau mau itu itu jangan disini " gebrak Andina membuat semua menatap mereka
" Lo yang ngapain, orang duduk aja " ujar Eliza mengelak
" Duduk tapi dekat dekat gitu " ujar Andina membuat Eliza menoyornya
" Aaaaa sakit " ujar Andina menatap Arkana
" Duduk " titah Arkana membuat mereka mangguk
" Kalian nikah gak ngajak ngajak " ujar vio
" Ngapain nikah ngajak Lo, emangnya Lo mau langsung " ujar arvan
" Hehehe gak kok " ujar vio
" Kalian sana pesan Rasyid yang bayar" ujar Eliza membuat mereka girang
" Beneran bos " ujar Bobi membuat Rasyid mangguk
Pesanan Eliza tadi sudah sampai dan membuat Rasyid mengerutkan keningnya
" Kok mie " bingungnya membuat Eliza nyengir
" Bukannya tadi sudah diganti " Rasyid menatap Eliza yang nyengir
" Hehehe kamu mau mie ayam atau mie pedas " ujar eliza membuat Rasyid menatap nya
" Arkana tolong pesan bakso tanpa mie " ujar Rasyid saat melihat Arkana melangkah kearah mereka
" Bobi Lo mau nambah mie " tanya Rasyid
" Maulah bos" ujar Bobi membuat Rasyid memberikan mie pedas kepada temannya itu
" Gagal deh rencana " gumam Eliza
" Mau mie " tanya Rasyid memberikan Eliza sedikit mie bukan sesendok hanya satu mie
" Lagi " ujar Eliza membuat Rasyid tersenyum
" Makan ini " ujar Rasyid meletakkan bakso dihadapannya
" Makasih" ujarnya memberikan sesendok sambal dan meletakkan sambal jauh dari jangkauan Eliza
" Benar benar ya, yang halal itu beda" ujar Hanum membuat mereka tertawa
" Andini minta sambal " bisik Eliza
" Gue lagi dilarang makan sambal sama Aidil " bisiknya
" Gak pedas loh " ujar Eliza membuat Rasyid diam
" Kasihan deh Lo " ejek Andina mengambil sambal dan menuangkan dimangkuknya dua sendok
" Khem " deheman Arkana mengambil sambal sebelum Andina menuang kembali
" Hahahhaa rasain Lo " ujar Eliza tertawa puas
" Bobi Lo gak mau tempe " tanya Eliza membuat Bobi menggeleng
" Enak Lo " ujarnya mencopot tempe dipiring Bobi
" Enak juga setelah makan nya " ujar Rasyid mengambil sebelum Eliza
Setelah menunaikan shalat magrib berjamaah, Eliza menyimak hafalan suaminya
" Masya Allah" ujar Eliza saat mengetahui hafalan sang suami
" Bagus banget suaranya, aaaaa makin cayang " ujar Eliza memeluk Rasyid
" Alhamdulillah" ujar Rasyid mengelus kepala Eliza yang tertutup mukena
" Sayang bentar lagi kita akan wisuda dan saya akan kuliah ditimur tengah" ujar Rasyid
" Kamu tetap jaga hati buat saya" ujar Rasyid
" Iya, tapi aku masih bingung " cicit Eliza yang berada dipangkuan Rasyid
" Bingung kenapa hmm" ujar Rasyid
KAMU SEDANG MEMBACA
| Ulfa Eliza | •End•
Ficção Adolescentekisah pertemuan yang membuat salah satu diantaranya merasakan cinta, tapi cinta itu tidak akan pernah terbalaskan ~jika saat kamu menangis dan teringat namanya, berarti dia mencintaimu~~ ~bahwa orang yang masuk dalam mimpimu, bukan berarti dia menci...