Rintikan hujan mulai turun sekitar setengah sembilan, rencananya Eliza akan pergi cepat kepesantren bersama Andina" Hujan Andina, " ujar Eliza menatap Andina disampingnya
" Kita nunggu hujan aja, " ujar Andina
" Gue mau lihat ustad Ali dihias" sendunya
" Tunggu " ujar Andina menelpon seseorang
" Ya Allah apa ini ujian bagi hamba, agar tidak bisa melihat ustad Ali " sedih Eliza
Dipesantren semua orang sedang bahagia,
" Huft baju ini " ujar ustad Ali tersenyum saat melihat uminya dari pintu
" Umi " panggil ustad Ali dan memeluknya
" Sini putra ku, maafkan umi terlalu memaksa kan kehendak umi, seharusnya umi memikirkan kebahagiaan kamu juga" ujar umi Lisma
" Umi, Ali bahagia umi, Ali sangat bahagia dengan pernikahan ini " ujar ustad Ali memperlihatkan senyumnya
" Bibir kamu bisa menunjukkan senyum tapi mata kamu nak, tidak bisa membohongi umi " ujar umi lisma membuat ustad Ali terdiam
" Umi siapa yang umi maksud " tanya ustad Ali
" Kemaren umi membersihkan ruangan kamu, disana diatas surat abi kamu umi menemukan curhatan hatimu " ujar umi lisma
" Maafkan umi nak hiks " ujar umi lisma menangis
" Kamu pasti memiliki beban yang banyak, masalah pesantren sampai masalah pribadi " ujar umi lisma
" Kenapa kamu tidak cerita nak " ujar umi lisma
" Ali ingin kebahagiaan umi, jika umi bahagia percayalah Ali akan bahagia, karna ridho itu ada kepada ortu " tegar ustad Ali agar tidak mengeluarkan air mata
" Nangis la nak, jangan paksakan bibirmu untuk senyum " ujar umi lisma membuat cairan bening dari mata ustad Ali
" Umi ini hari bahagia, jangan sedih " ujar ustad Ali mencoba kuat, tapi sekuat kuatnya ustad Ali jika dia mendapatkan pelukan sang umi semuanya akan luluh dan ustad Ali akan bercerita isi hatinya
" Maaf nak " ujar umi Lisma, untung saja kamar ustad Ali kedap suara dan dikunci
" Ya Allah maafkan hamba, suamiku maafkan aku hiks, aku hanya tidak ingin anak kita memilih istri yang tidak baik tapi hamba salah hiks " batin umi lisma saat mendengar suara ustad Ali yang mengeluarkan isi hatinya
" Umi egois nak " ujar umi lisma membuat ustad Ali menggelang
" Umi Ali akan menjaga dan mencintai Aliana seperti Ali menjaga keluarga kita dan akan mencintainya melebihi rasa cinta yang pernah Ali rasakan dulu " ujar ustad Ali tersenyum
" Apa keinginan kamu untuk hari ini nak," tanya umi Lisma
" Ali ingin melihat Ulfa datang dan memastikan dia melihat Ali menikah dengan perempuan lain" ujar ustad Ali
" Ali tahu itu sakit, tapi Ali hanya ingin buat dia sadar, batin kami saling terikat tapi tidak akan pernah berjodoh " ujar ustad Ali membuat umi lisma memeluk nya
" Umi tenang bentar lagi acaranya dimulai " ujar ustad Ali menghapus air mata nya
" Maaf kan umi nak " ujar umi lisma lagi
" Umi ini sudah takdir mi, dan ini juga pengalaman bagi Ali " ujar ustad Ali
" Ini gak salah umi, " ujar ustad Ali
" Hiks nak hiks " tangis umi lisma
" Apa mimpi kamu sewaktu kamu berteriak itu " tanya umi Lisma membuat ustad Ali diam
KAMU SEDANG MEMBACA
| Ulfa Eliza | •End•
Novela Juvenilkisah pertemuan yang membuat salah satu diantaranya merasakan cinta, tapi cinta itu tidak akan pernah terbalaskan ~jika saat kamu menangis dan teringat namanya, berarti dia mencintaimu~~ ~bahwa orang yang masuk dalam mimpimu, bukan berarti dia menci...