~050~

56 2 0
                                    

Sudah seminggu lebih Eliza mengeluarkan unek uneknya, sekarang Rasyid membuat Eliza seperti perempuan yang sangat bersyukur hidup diatas dunia

Eliza dibangunkan dengan baik, Eliza merasa sangat beruntung memiliki Rasyid dan sedikit demi sedikit traumanya hilang Karna Rasyid

" Aku duluan " ujar Eliza membuat Rasyid menariknya

" Gak ada, kamu harus berangkat dengan saya " ujar Rasyid membuat Eliza mengerucutkan bibirnya

" Kenapa bibirnya seperti itu, mau dicium " ujarnya lantas Eliza menutup mulutnya

" Tunggu sayang, gak akan terlambat " ujarnya lagi

" Tapi kan, aku harus berangkat cepat lagian aku juga belum piket " ujarnya Karna sepulang sekolah dia lupa untuk piket dan hal hasil pagi ini dia harus nyapu

" Cepat, hari ini aku kebagian nyapu kelas " ujar Eliza





Jarak apartemen dengan sekolah tidak jauh membuat mereka sampai dengan cepat

" Biar saya yang sapu " ujar Rasyid

" Gak bisa, yang piket aku " ujar Eliza

" Kamu duduk sayang, badan kamu panas " ujar Rasyid membuat beberapa siswa memilih keluar dari pada baper

" Nanti yang lain bilang apa lagi " ujar Eliza mengikuti Rasyid yang sedang nyapu

" Kalau ada yang ngomongin kamu, bilang sama saya" ujar Rasyid membuat Eliza diam

" Emangnya kamu mau apain mereka" ujar Eliza sedikit keras saat mengetahui orang yang selalu menuduh dia berada dipintu kelas

" Saya bisa apain mereka, bunuh juga bisa " ujar Rasyid memelankan kalimat selanjutnya

" Apa " tanya Eliza

" Saya akan kasih mereka pelajaran jika menyakiti pujaan hati saya" ujar Rasyid membuat Eliza berputar

" Terbang adek bang " ujarnya tertawa sontak hal itu membuat Rasyid tersenyum

" Biar Abang peluk dek " ujar Rasyid membuat pipi Eliza merah

" Sudah jangan bicara lagi, bisa bisa aku mati kebaperan" ujar Eliza

Mengekor dibelakang Rasyid sejak tadi membuat Eliza bosan,

" Aku bosan " ujar Eliza

" Dikit lagi sayang" ujar Rasyid dan memberi sapu kepada siswa yang akan masuk kedalam kelas






Dikantin Eliza sedang berdebar karna nilai sosiologi nya rendah, beberapa menit selanjutnya papa nya mengabari kalau Eliza disuruh pulang

" Apa papa mau marah lagi ya" batinnya

" Bukankah papa sudah berubah setelah dimarahi kakek " batinnya

" Semoga aja sudah berubah " batin Eliza lagi

" Eliz kamu pesan apa " tanya stela sejak tadi

" Eh ngikut aja " ujar Eliza

" Kamu kenapa" tanya Rasyid membuat Eliza menggeleng

Makanan yang ditunggu datang Karna kantin cukup sepi

" Andina, Eliza kenapa " tanya Rasyid

" Oh Eliz sedih, nilai sosiologi nya turun " ujar Andina

" Kenapa bisa turun " tanya Rasyid

" Aku sudah bilang, kalau aku gak suka metode diskusi sama debat tapi guru bidang studinya selalu buat diskusi " keluh Eliza

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang