~056~

39 2 0
                                    


Tiga tahun berlalu Eliza sudah memasuki semester terakhir dimana dia akan melaksanakan sidang

" Semangat " ujar Tante Yani

" Nenek sama kakek pasti bangga sama kamu nak " ujar Sulaiman suami Tante Yani

" Iya pasti " ujar Eliza yang menahan air matanya






Flash back

Dipesantren akan diadakan sebuah acara penyambutan kepulangan Daud dari Mesir

" Nenek pasti sangat rindu dengan kakek " ujar Eliza membuat Zahra tersenyum

" Iya nak, kakek mu itu selalu membuat nenek senang " ujar Zahra

Asik berbincang handphone Zahra berbunyi dan tertulis "zauji"

" Assalamualaikum" ceria Zahra saat melihat wajah suaminya

" Waalaikum salam" senyum Daud

" Bagaimana kabarnya zaujati" ujar Daud

" Alhamdulillah baik zauji, masih lama , aku sudah rindu " ujar Zahra membuat Eliza terdiam

" Tenanglah istriku, aku akan pulang secepatnya" ujar Daud

" Jaga diri disana zaujati, pola makannya juga, jika nanti saya tidak kembali, jangan sesekali kamu menjatuhkan air mata kamu itu " ujar Daud

" Setetes air mata kamu jatuh, seperti pedang yang menembus jantung, hati suamimu ini " ujar Daud dari seberang sana

" Makannya cepat pulang, aku sudah rindu " ujar Zahra membuat Eliza terkekeh

" Yang bucin yang bucin " ujar Eliza membuat Daud tertawa

" Ada cucuku " ujar Daud membuat Eliza tersenyum

" Kakek cepat pulang nenek sudah rindu " ujar Eliza membuat Zahra mencubit nya

" Tutup ya sayang " ujar Daud meminta Zahra yang mematikan handphone

" Tutup aja " ujar Zahra

" Kamu yang duluan zaujati " ujar Daud membuat Zahra mangguk

" Assalamualaikum" tatap Zahra

" Waalaikum salam" balas Daud





" Nenek beruntung banget punya kakek " ujar Eliza

" Dibalik hubungan romantis kami nak, ada kisah yang tak terlupakan" ujar Zahra

" Dimana nenek mengagumi kakek kamu sampai berharap agar dia menjadi jodoh nenek" ujar Zahra

" Kisah sakit nenek setelah mendengar kabar pernikahan kakek mu, sampai ada seseorang yang datang di kehidupan nenek dia marah karna merebut kakek kamu dan perselisihan nenek dengan mertua nenek Karna kakek kamu lebih mendukung nenek" ujar Zahra

" Dan saat nenek tahu kisah cinta kamu nak, nenek sangat tahu perasaan kamu saat itu, dimana kita ingin rasanya hilang dari dunia ini" ujar Zahra membuat Eliza mangguk

" Iya nek, Eliza berpikir, eliz saat itu terlalu bawa perasaan tapi tatapan dia membuat Eliza menyukainya nek" ujar Eliza

" Iya nak, nenek tahu cinta itu memang sakit nak " ujar Zahra

" Apalagi melihat dia menikah tapi percaya lah nak, Rasyid lebih baik dari pada dia " ujar Zahra

" Kamu tidak perlu bersusah payah minta Restu nak, " ujar Zahra

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang