~039~

45 2 0
                                    

Jam menunjukkan setengah lima, Eliza melihat ruangan disekelilingnya

" Seingat gue, masih didalam pesawat deh " ujar Eliza melihat kesampingnya dan hanya mendapatkan dirinya sendiri

" Berarti gue mimpi nikah dengan Rasyid dong," ujar Eliza bingung

" Kok gue pelupa sih " ujar Eliza melempar bantal nya

" Tapi ini bukan kamar gue ini dimana sih " pikir Eliza berjalan melihat jendela

" Ini dimana " ujarnya bingung dan lebih memilih untuk mandi


Setelah mandi Eliza keluar dengan baju santainya

" Eh ini hari apa " kaget Eliza melihat handphone nya

" Senen " batinnya berlari mencari baju hari Senen dan memakainya

" Sejak kapan mama pindah rumah " bingung Eliza

" Eh kamu siapa " teriak Eliza melihat seseorang didapur sontak orang itu membalikkan badannya

" Kenapa " tanya Rasyid membuat otak Eliza seketika berputar

" Lo ngapa_ " ujarnya terpotong

" Suami " ujar Rasyid seraya meletakkan makanan yang dia masak

" eh iya ya " cengir Eliza membuat rasyid menggeleng

" Duduk sarapan setelah itu kita berangkat" ujar Rasyid membuat Eliza mangguk patuh

" Enak, siapa yang masak " ujar Eliza menikmati goreng ayam sambal hijau

" Saya " ujarnya membuat Eliza bengong

" Bersyukur kalau enak" ujar Rasyid

" Emm Rasyid " panggil Eliza pelan membuat Rasyid mengerutkan keningnya

" Emm nanti kan pembagian lapor sambil memasuki semester dua" ujar Eliza membuat Rasyid diam dan memperhatikan Eliza

" Jika nanti a..ak..ku gak bisa dapat juara atau nilai nya gak memuaskan kamu akan marah dan pukul aku " tanya Eliza gugup dan menunduk kan Kepalanya

" Atau kamu malu punya aku yang nilainya gak bagus " ujar Eliza lagi sambil menunduk

" Sayang " dengan lembut Rasyid memeluk Eliza

" Saya tidak akan melakukan hal itu, sudah jangan nangis " ujar Rasyid membuat Eliza mangguk

" Emangnya ada yang ngehukum kamu kalau gak dapat nilai bagus" tanya Rasyid membuat Eliza menggeleng

" Eh aku hanya takut kamu malu punya istri seperti aku" ujar Eliza membuat Rasyid menggelang

" Saya tidak akan menuntut kamu sayang " ujar Rasyid mengecup kening Eliza

" Tapi aku takut hiks " cicit Eliza membayangkan sesuatu yang pernah menyakitkan

" Saya disini akan melindungi kamu " ujar Rasyid

" Aku bawa motor saja " ujar Eliza membuat Rasyid menggelang

" Sama saya naik motor sekalian nanti kita cari kontrakan" ujar Rasyid

" Kontrakan " tanya Eliza membuat Rasyid mangguk

" Emangnya ini rumah siapa, kenapa tidak disini saja " tanya Eliza membuat Rasyid diam

" Gak papa, pokoknya nanti kita cari kontrakan " ujar Rasyid

" Aku mau naik motor, nanti kalau pihak sekolah tahu kita nikah bagaimana" ujar Eliza menatap Rasyid

" Katakan pada mereka kalau kita pacaran " ujar Rasyid membuat Eliza mendengus kesal









Sesampainya disekolah Eliza langsung masuk kelas tanpa mendengar suara Rasyid

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang