~031~

53 2 0
                                    

Setelah mendapat kan telpon dari sang umi, ustad Ali bergegas kembali ke rumah sakit untuk pamit kepada ortu Eliza dan eliza itu sendiri

" Gak ada orang " ustad Ali melihat kiri kanan nya dan membuka ruangan Eliza

" Assalamualaikum " ujar ustad Ali meskipun tak ada yang akan menjawab

Satu kata yang keluar dari mulut ustad Ali " sakit " saat melihat orang yang pernah singgah dihatinya sekarang terbaring lemah dibrankar rumah sakit

" Ulfa kamu harus sembuh " ustad Ali Menatap alat yang melengkat ditubuh Eliza

" Ulfa saya yakin kamu bisa melewati ini semua, saya percaya sama kamu" ustad Ali menunduk kan pandangan dan menangis

" Ulfa saya memang mencintai kamu, saya jujur saya cinta sama kamu, saya pernah menyebut nama kamu didalam doa saya, tapi ternyata kamu bukan lauhul Mahfudz saya Ulfa hiks" ustad Ali terisak merasakan kesedihan dan kerinduan yang harus dia tahan selama Eliza pindah

" Bolehkah saya cerita " tanya ustad Ali meskipun tidak dijawab

" Saya jatuh hati saat pertama kali melihat kamu, kamu itu tidak bisa saya gambarkan " ujar ustad Ali

" Saya tak peduli rasa itu, tapi Ntah kenapa dengan sifat jail kamu saya semakin ingin mengenal kamu, Sampai saya meminta kamu kepada pencipta mu " jujur ustad Ali membayangkan pertama kali bertemu Eliza

" Saat itu saya merasa, sikap cuek dan dingin saya tidak membuat kamu takut, dengan santai kamu memanggil dan menjaili saya " ustad Ali menghapuskan air matanya

" Kamu Eliza perempuan aneh yang membuat saya terhibur akan tingkah kamu dan menghilangkan rasa sedih, rasa pusing karna masalah pesantren" jujur ustad Ali tersenyum

" Saat itu saya menceritakan dirimu kepada umi Lisma, saat saya melihat umi lisma langsung bertanya kepada para ustadzah dan ustad mengenai sikap atau pandangan mereka terhadap kamu " ujar ustad Ali

" Tapi disatu sisi saya melihat sikap umi lisma dimana dia akan marah dan akan egois saat sesuatu tidak sesuai keinginan nya" ustad Ali mencoba mengangkat kepalanya

" Dan saya berpikir, jika kamu menikah dengan saya dan umi lisma kurang cocok dan kamu akan dimarahi dan itu akan membuat kamu tertekan " ustad Ali terdiam

" Makanya Ulfa saya meminta umi lisma yang mencari saya pasangan, agar pasangan saya tidak tertekan" ujar ustad Ali

" Dan saya peringatkan umi lisma, jika nanti saya menerima orang yang dia cari, dia harus berjanji jangan sesekali memarahi pasangan saya nanti, jika pasangan saya berbuat salah maka marahi saya bukan pasangan saya " ujar ustad Ali membuat Eliza mengeluarkan air matanya

" Besok status dan hati saya akan berubah, saya juga mohon hati kamu juga harus berubah " ujar ustad Ali

" Insya Allah saya akan menepati janji saya kepada kamu " ujar ustad Ali

" Terimakasih pernah masuk kedalam hati saya " ujar ustad Ali

" Saya pamit Ulfa, saya pakaikan gelang ini ditangan kamu, saya mohon jangan dilepas" ustad Ali memakai kan Eliza gelang tanpa memegang kulit Eliza

" Jika kita ditakdirkan pasti kita akan bersama, jika bukan didunia makan bersama diakhirat " ujar ustad Ali tersenyum manis

" Assalamualaikum Ulfa, saya pamit" ujar ustad Ali membuka pintu

" Waalaikum salam ustad, Ulfa juga pamit" batin Eliza yang mengeluarkan air mata

Setelah mengatakan itu alat EKG menunjukkan garis yang lurus dan bisa dipastikan kalau detak jantung Eliza telah berhenti membuat dokter segera menangani Eliza




| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang