Seperti sekarang Eliza tengah berada didalam mobil bersama papa dan mamanya" Kenapa bisa turun " ujar Ardan yang masih fokus nyetir
" Kenapa Eliza " ujar Ardan
" JAWAB! " Bentaknya membuat eliz diam
" Gak tahu pah, eliz sudah belajar " ujarnya
" Belajar dari mana, kamu sibuk soal perasaan kamu yang gak ada guna itu" ujar Ardan membuat Eliza diam
" Kamu harus dihukum, agar kamu paham " ujar Ardan
" Kenapa kalian hukum eliz kalau Eliz gak bisa dapat nilai baik, eliz sudah berusaha " ujarnya
" Mana usaha kamu ha " Ujar Wulan menatap nyalang Eliza
" Kamu lihat Rasyid, dia juara umum kamu cih" ujar Wulan
" Rasyid pasti malu dapat istri seperti kamu " ujar Wulan membuat Eliza diam
" Sudahlah dilawan pun susah" batin Eliza
Sesampainya dipekarangan rumah Ardan menarik tangan Eliza, sedangkan Eliza hanya pasrah karna setiap nilainya turun papa dan mamanya ngehukum dia
" DIAM KAMU DISITU" ujar Ardan mengambil kayu
" INI YANG NAMANYA BELAJAR HAH" bentak Ardan seraya memukul Eliza
" Sakit pah " ujarnya
" SAKIT, MAKANYA BELAJAR LAGI" pukul Ardan lagi
" Kamu harus mendapatkan juara semester depan kalau tidak " ujar Ardan memegang dagu Eliza
Sedangkan Wulan hanya diam, karna jika ditahan pasti Ardan akan marah kepada dirinya juga
" Jangan kasih dia makan dulu, " ujar Ardan
" Ayo Eliz kekamar " ajak Wulan
" Ke gudang antarkan " teriak Ardan tapi tidak dihiraukan Wulan
" Masuk kamar, mama kunci " ujar Wulan
" Ma " panggil Eliza
" Maafin eliz ya, " ujarnya membuat Wulan mengunci pintu kamar Eliza
" Aaaaaaaa kenapaa hah " ujarnya menangis
" Rasyid marah, sekarang gue harus apa" ujarnya
" Kalau saja bunuh diri tidak dilarang mungkin gue sudah mati, hiks " ujarnya terisak
" Sakit " ujarnya melihat lebam dipaha dan dipunggungnya
" Eliza kuat kok ya Allah" lemahnya membiarkan air mata mengalir
Cukup tenang Eliza mengambil handphone nya meskipun sulit untuk jalan
" Hallo " ujar Eliza
" Assalamualaikum" ujar Eliza
" Waalaikum salam" balasnya
" Kenapa" ketus Rasyid
" Kamu gak mau jemput aku " ujar Eliza
" Saya belum beli rumah kamu tetap disana saja " ujar Rasyid
" Masih lama " tanya Eliza
" Kenapa kamu nanya, bukankah kamu yang tidak mau tinggal dikontrakkan dengan saya " ujar Rasyid ketus membuat Eliza tersenyum perih
" Emm aku takut saja nanti gak bisa ketemu lagi didunia " ujar Eliza
" Sudahlah saya sibuk " ujar Rasyid mematikan telpon nya
KAMU SEDANG MEMBACA
| Ulfa Eliza | •End•
Novela Juvenilkisah pertemuan yang membuat salah satu diantaranya merasakan cinta, tapi cinta itu tidak akan pernah terbalaskan ~jika saat kamu menangis dan teringat namanya, berarti dia mencintaimu~~ ~bahwa orang yang masuk dalam mimpimu, bukan berarti dia menci...