~040~

62 1 0
                                    


Seperti sekarang Eliza tengah berada didalam mobil bersama papa dan mamanya

" Kenapa bisa turun " ujar Ardan yang masih fokus nyetir

" Kenapa Eliza " ujar Ardan

" JAWAB! " Bentaknya membuat eliz diam

" Gak tahu pah, eliz sudah belajar " ujarnya

" Belajar dari mana, kamu sibuk soal perasaan kamu yang gak ada guna itu" ujar Ardan membuat Eliza diam

" Kamu harus dihukum, agar kamu paham " ujar Ardan

" Kenapa kalian hukum eliz kalau Eliz gak bisa dapat nilai baik, eliz sudah berusaha " ujarnya

" Mana usaha kamu ha " Ujar Wulan menatap nyalang Eliza

" Kamu lihat Rasyid, dia juara umum kamu cih" ujar Wulan

" Rasyid pasti malu dapat istri seperti kamu " ujar Wulan membuat Eliza diam

" Sudahlah dilawan pun susah" batin Eliza

Sesampainya dipekarangan rumah Ardan menarik tangan Eliza, sedangkan Eliza hanya pasrah karna setiap nilainya turun papa dan mamanya ngehukum dia

" DIAM KAMU DISITU" ujar Ardan mengambil kayu

" INI YANG NAMANYA BELAJAR HAH" bentak Ardan seraya memukul Eliza

" Sakit pah " ujarnya

" SAKIT, MAKANYA BELAJAR LAGI" pukul Ardan lagi

" Kamu harus mendapatkan juara semester depan kalau tidak " ujar Ardan memegang dagu Eliza

Sedangkan Wulan hanya diam, karna jika ditahan pasti Ardan akan marah kepada dirinya juga

" Jangan kasih dia makan dulu, " ujar Ardan

" Ayo Eliz kekamar " ajak Wulan

" Ke gudang antarkan " teriak Ardan tapi tidak dihiraukan Wulan

" Masuk kamar, mama kunci " ujar Wulan

" Ma " panggil Eliza

" Maafin eliz ya, " ujarnya membuat Wulan mengunci pintu kamar Eliza

" Aaaaaaaa kenapaa hah " ujarnya menangis

" Rasyid marah, sekarang gue harus apa" ujarnya

" Kalau saja bunuh diri tidak dilarang mungkin gue sudah mati, hiks " ujarnya terisak

" Sakit " ujarnya melihat lebam dipaha dan dipunggungnya

" Eliza kuat kok ya Allah" lemahnya membiarkan air mata mengalir

Cukup tenang Eliza mengambil handphone nya meskipun sulit untuk jalan

" Hallo " ujar Eliza

" Assalamualaikum" ujar Eliza

" Waalaikum salam" balasnya

" Kenapa" ketus Rasyid

" Kamu gak mau jemput aku " ujar Eliza

" Saya belum beli rumah kamu tetap disana saja " ujar Rasyid

" Masih lama " tanya Eliza

" Kenapa kamu nanya, bukankah kamu yang tidak mau tinggal dikontrakkan dengan saya " ujar Rasyid ketus membuat Eliza tersenyum perih

" Emm aku takut saja nanti gak bisa ketemu lagi didunia " ujar Eliza

" Sudahlah saya sibuk " ujar Rasyid mematikan telpon nya



| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang