~017~

39 2 0
                                    


Seperti yang mereka janjikan, malam ini mereka akan pergi kepesantren Darun Huda untuk menuntut ilmu agama

" Gue bangga sama Lo bos " ujar Arvan sambil menepuk bahu Rasyid

" Pulang sekolah setengah tiga dan dilanjutkan kepesantren" balas Arvan kagum

" Jujur sebenarnya gue gak masuk SMA tapi pesantren karna disuruh kakek, tapi gue tolak mentah mentah" ujar Rasyid

" Sebelum kakek meninggal dia memberi amanat kalau semisalnya dia meninggal gue yang jadi imam," ujar rasyid

" Tapi semua itu tidak gue lakukan, karna sebuah penyesalan gue memutuskan kepesantren ini untuk belajar agama, " ujar Rasyid

" Tapi kenapa santri tadi hormat sama Lo, dan tadi dia manggil apa ya " pikir vio

" Gea gus " tebak Aidil

" Iya panggil Gus " ujar vio

" Pesantren ini milik kakek gue dan sebenarnya bokap gue yang meneruskan nya, " ujar Rasyid

" Makanya gue bisa datang kesini kapan saja " ujar Rasyid

" Lo bos bukannya tinggal di apartemen" ujar Aidil

" Bobi lebih tahu cerita gue " ujar Rasyid membuat mereka menatap Bobi

" Lo mau pulang atau tidur disini " tanya Rasyid

" Besok sekolah, bos " ujar vio

" Gue sih mau, tapi ini jauh, pagi banget besok kita ke sekolah " ujar Aidil

" Karna itu Rasyid tinggal di apartemen, ngerti Lo " ujar Bobi yang duduk di bangku taman

" Lo mau pulang kan, gue tidur disini, ada yang mau diurus " ujar Rasyid membuat mereka mangguk

Saat pergi ke parkiran mereka melihat beberapa santriwati yang menundukkan wajahnya

" Masya Allah, mereka semua ahli Jannah " kagum vio

" Ingat pacar woii" ujar Bobi

" Seperti nya besok gue kerumah Hanum deh, minta restu biar nggak dosa " ujar vio

" Nikah dong " ujar Arkana

" Menurut Lo, tapi keknya Andina nggak mau pacaran karna takut dosa kali " ujar vio membuat mereka mangguk

" Sudah tahu gue " ujar Arkana memasang helm nya

" Cepat gue mau pulang " ujar Arkana menghidupkan motor nya




Di ndalem Rasyid sedang diberi banyak pertanyaan oleh abinya

" Kenapa bi" ujar Rasyid

" Bagaimana sudah ketemu orangnya" tanya Buya Khairul

" Sudah bi, " ujar Rasyid

" Bagaimana apa kamu setuju, dia belum pernah pacaran " ujar umi Yunita

" Iya mi, iba sudah tahu tapi dia mempunyai trauma akan percintaan apalagi pernikahan" ujar Rasyid membuat Buya Khairul mangguk, iba adalah panggilan kesayangan umi Yunita

" Abi tahu, teman kakek mu sudah mengatakan nya kepada Abi, kalau dia takut untuk mencintai apalagi dicintai" ujar Buya Khairul

" iba akan buat dia melihat Abi, tidak semua laki laki kasar kepada wanita" ujar Rasyid

" Dia sudah tahu nak, tapi dia pindah dari pesantren ke SMA juga karna cinta" ujar Buya Khairul

" Maksud Abi " bingung Rasyid membuat Buya Khairul menggelang

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang