~073~

47 2 0
                                    


Pagi ini Eliza tidak melihat keberadaan suaminya disampingnya, dia melihat ke langit langit kamarnya

" Huft serasa gak bernyawa" ujarnya

" Apa dia masih marah " gumam Eliza sampai meneteskan air matanya

Eliza turun dan memasak makanan untuk Rasyid meskipun dirinya belum makan

" Semoga dengan ini dia tidak marah lagi " ujar Eliza memasukkan makanan




Saat mencari suaminya, Eliza berpaspasan dengan ustadz Yusuf

" Assalamualaikum ustadz" sapa Eliza

" Waalaikum salam" Balas nya

" Ustad apa ustad melihat, suami saya" tanya Eliza

" Maaf ustadzah saya tidak melihat nya" ujar ustad Yusuf

" Huft bisa saya minta tolong ustad" ujar Eliza

" Insyaallah bisa ustadzah " ujarnya

" Jika nanti ustad bertemu dengan suami saya, tolong kasih ini " ujar Eliza

" Baik ustadzah " ujar ustad Yusuf

" Kalau tidak, ustad saja. Yang makan" ujar Eliza

" Kalau ustadzah yang masak pasti enak " ujar ustad Yusuf

" Makasih ustad " ujar Eliza tertawa pelan

Dari arah lain, rasyid melihat Eliza sedang bahagia dengan ustad Yusuf dan itu sangat membuat dia kesal

" Assalamualaikum " ujar Rasyid

" Waalaikum salam " balas mereka

" Ustad ini tadi ustadzah Eliza titip " ujarnya

" Makasih ustad, untuk ustad saja" balas Rasyid dengan aura yang berbeda

" Kalau gitu saya dan istri saya pamit" ujar Rasyid pergi

Dalam rumah Rasyid melihat Eliza yang tengah menunduk

" Kenapa nunduk, tadi aja tertawa" ujar Rasyid

" Maaf " balas Eliza

" Maaf kamu, pasti akan diulang" ujar Rasyid membuat Eliza diam

" Saya tidak mau marah, tapi kamu malah mancing saya untuk marah" ujar Rasyid

" Kamu kenapa, apa kamu gak suka dengan saya hah " ujar Rasyid tanpa membentaknya

" Atau kamu mau balas dendam atas kehadiran Fatimah, ELIZA JAWAB " ujar Rasyid membuat tubuh Eliza bergetar

" Apa kamu suka dia, ingin bersama dengan dia" ujar Rasyid membuat Eliza menggeleng dan menutup matanya

" Kenapa tutup mata hah " ujar Rasyid

" Takut " ujar Rasyid dengan senyum tipisnya membuat Eliza mangguk

" Kalau takut saya marah, kenapa kamu tidak mendengar kan saya, bisakah kamu hargai saya, saya sedang banyak masalah Eliza " ujar Rasyid mensejajarkan tubuhnya dengan eliza

Cinta laki laki akan diuji saat dia marah, disaat emosinya meluap disitulah ekspresi laki laki terlihat jelas, serta bagaimana cara dia meluapkan emosinya.....

" Kemarin kamu tidak izin dengan saya, dan kamu pulang magrib hah " ujar Rasyid menatap kearah Eliza

" Saya gak tahu lagi, harus apain kamu sayang " ujar Rasyid membuat Eliza hanya diam dengan menahan gemetar tubuhnya

saking takut nya, Eliza sampai membayangkan sang papa didepannya sehingga membuat Eliza tambah takut apalagi dia memiliki trauma kepada laki laki, Karna menahan rasa takut membuat Eliza merasakan sakit diperut Karna belum makan dan sakit dikepala

| Ulfa Eliza | •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang