"Siap Ca?"
Caca yang tengah berbaring diatas ranjang mengangguk. Perempuan itu mengigit bibir bawahnya menunggu Kaffa yang hendak menyuntikkannya obat pengencer darah.
"Bismillah duluuu.."
"Iyaa. Tahan yaa. Bismillah.."
Caca menutup matanya dan menarik sprei. Kaffa mulai menyuntikkan obat ke perutnya. Caca langsung meringis karena sakitnya yang luar biasa sedangkan Kaffa memasang ekspresi seolah Ia juga sedanag merasakan sakit yang istrinya alami.
"Ahh.. 😣"
"Sshh.. Sakit yaa Ca?🙁"
Caca mengangguk. Kaffa mendekat kemudian mengelus pelan perut Caca dan memeluk perempuan itu.
"Kasian Kamu.. Perutnya sampe ada bekasnya begini"ucap Kaffa. Bekas-bekas suntikan di perut istrinya jadi berwarna ungu. Kaffa jadi tidak tega.
"Ya mau gimana.. Sakitnya bentaran doang kok. Gak yang sakit sakit banget"balas Caca. Ini setengah bohong karena sakitnya lumayan dan masih berasa sampe sekarang.
"Boong"
"Beneran.."Caca lalu mengelus rambut Kaffa meyakinkan lelaki itu.
"Kaffa.."panggil Caca.
"Mas Kaffa.."
"Kaffa..."
"Apaaaa"balas Kaffa setelah beberapa panggilan tadi Ia tak menjawab.
"Aku panggil Kamu Kaffa aja yaa??"
"Gak mauuu~maunya Kamu panggil sayanggg"ucap Kaffa sambil menggerakkan kepalanya ke ketek Caca.
"Geli tauu.. Rambut Kamu tajem"
"Tajem gak tuh. Itu rambut apa jarum Caa?"ujarnya sambil terkekeh.
"Gatau.. Dua-duanya kali"
"Ketek Kamu wangi banget sih"
"Aish! Gelii!"
Kaffa terkekeh kemudian kembali memeluk Caca.
"Hari ini Aku ada kerjaan di atas. Jam tiga timku bakalan dateng buat ke rumah.."
"Ngapain? Buat video apa kalian?"
"Ada. Ngerjain kerjaan. Aku udah nunda lama. Orangnya nagih nagih mulu karena belum di buatin juga videonya"
"Yaudah iyaaa. Tim Kamu ada berapa sih Ca?"
"Sembilan? Udah sama editorku"
"Oohh.. Iyaa"
"Aku mau kerja lagi soalnya harga obatnya mahal bangetttt.. Dua suntikan 500rb lebih. Itu kebayang berapa kali Aku suntiknya sampe lahiran yaa? Wahh mehong!"
"Gak usah di pikirin.. Insya'allah kita bisa lah"kata Kaffa. Dia tak ingin Caca jadi terbebani juga karena masalah obat.
"Iyaaa..."
"Yang penting Kamunya sehat, anak-anak Kita sehat. Udah itu aja"Kaffa mengelus rambut Caca dan mengecup pipi perempuan itu.
"Iyaaa.. Kamu juga Mas Kaffa"Caca juga gantian mengelus rambut Kaffa. Mereka itu satu kesatuan, jadi harus sama-sama sehat.
"Uhm.. Caa"
"Iya, kenapa?"
"Bales pelukan Aku dong"
Caca yang tadi sedang menutup matanya langsung terbuka usai mendengar ucapan Kaffa barusan.
"Kamu kok tiba-tiba banget sih jadi manja begini hah? Kenapa??"tanya Caca sambil terkekeh tapi kemudian tetap membalas pelukan Kaffa.