Dua Perkara

2.1K 313 69
                                    

"Minggu pagi jam 10 Kalian ada acara gak?"tanya Kenzie. Biru dan Ryan kompak menggeleng sementara Esa tak memberikan reaksi. Dia sudah tau maksud Kenzie menanyakan hal itu untuk apa.

"Kalau gitu ntar dateng ke rumah yaa. Di rumah ada acara aqiqahan adek Gue"

"Adek Lo? Lo masih punya adek bayi!?"Ryan terlihat sekali terkejut dengan ucapan Kenzie barusan.

"Iyaaa, adek Gue. Beda 17 tahun"balas Kenzie pelan. Sejujurnya agak malu sih mengatakan ini. Tapi yah mau bagaimana.

"Wahh mantap juga bokap Lu ya"ceplos Ryan. Biru yang duduk di sebelahnya menyikut lengan anak itu karena berucap sembarang.

"Yagitu dehh. Pokoknya harus datang yaa!"balas Kenzie cepat. Biru dan Ryan mengangguk semangat.

"Udah pasti datanglah kan dapet makan gratis😃"celetuk Biru.

"Yoiii. Tenang ajaa. Disana bakalan banyak makanan kok. Tapii, Lu juga harus siap-siap buat cuci piring ya. Di dunia ini gak ada yang grartis Biru"ucap Kenzie yang dengan sengaja untuk menggoda Biru.

"Enak aja. Gue dateng cuman buat makan abis itu pulang!😒"balas Biru. Mana mau dia cuci piring segala.

"Dasar gatau diri"sahut Ryan. Kenzie terkekeh. Tapi kekehannya langsung berhenti dan berganti memperhatikan Esa yang sejak tadi tak ikut menyambung obrolan Mereka. Anak itu pura-pura sok sibuk dengan ponselnya.

"Saa, Lu dateng kan?"tanya Kenzie. Biru dan Ryan kali ini memilih untuk diam membiarkan keduanya untuk mengobrol.

"Hmm"balas Esa dengan gumaman. Kenzie langsung tersenyum lebar dengan balasan irit yang Esa berikan.

"Oke deh. Kalau gitu Gue balik duluan yaa. Udah ditanyain mulu sama Nyokap"Kenzie pamitan. Sejak tadi ponselnya yang berada di dalam kantong jaket bergetar terus-terusan. Tanpa perlu melihat Kenzie tau kalau itu pasti panggilan dari Mamanya.

"Enak banget Kenzie ditelfon emaknya suruh balik. Bunda Gue mah apaan. Anaknya gak ada malah seneng"Sahut Biru.

"Lagian Lu dirumah berantem mulu ama adek Lu sih. Trus asal Lo tau ya suara teriakan Bunda Lo buat ngelarai kalian tuh sampe kedengeran ke rumah Gue"ucap Ryan.

"Lu gatau aja Yaan gimana nakalnya adek Gue. Hhh makin gede makin nakal aja dia. Kebayang gak, Lo udah hampir telat ke sekolah tapi pas keluar rumah nemuin tangki bensin Lu di isi air selang? Menurut Lo apakah Gue harus sabar??"Kenzie yang tadi sudah hendak membuka pintu langsung berbalik mendengar cerita Biru barusan. Begitupun dengan Esa yang sedari tadi sok sibuk dengan ponselnya mendadak menoleh.

"Njirr.. Kalau Gue udah bakalan stress sih"ujar Ryan. Esa diam-diam mengangguk.

"Nah kann. Buat Lo nih Zie pokoknya selagi adek Lo masih kecil Lo bakal aman. Tapi kalau dia udah gede.. Beuhh, hidup Lu udah gak aman lagi karena dia bakalan berubah jadi setan kecil!"ucap Biru yang memasang ekspresi seriusnya untuk memperingati Kenzie.

"Thanks Biru tapi tenang aja Gue udah terlatih kok. Anyway, Gue balik yaa"balas Kenzie. Mendengar cerita Biru tadi yang langsung terlintas di kepalanya adalah kelakuan dua sepupu kembarnya alias Kylo dan Koa yang hampir serupa. Sejujurnya dua anak itu membuat Kenzie khawatir jika nanti kelakuan Safi akan seperti mereka juga. Tapi untuk sekarang Safi masih menggemaskan di mata Kenzie.

Usai kepergian Kenzie tersisa mereka bertiga saja yang ada di studio latihan.

"Ke tempat biasa yokk"ajak Ryan. Biru langsung mengangguk sementara Esa berdiri dan mengambil tasnya.

"Malem ini Gue gak ikut. Lo berdua aja. Gue mau langsung balik.."Esa ikutan pamitan.

"Yaelah Saa.. Ayok lahh. Malem ini kalau menang hadiahnya lumayan"Ryan berusaha membujuk Esa.

SON|| SEQUEL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang