"Gue udah gaada duit lagi setan"ujar Kenzie kesal saat merasakan tangannya ditarik.
"Siapa yang Kamu sebut setan? Aku?"
Mendengar suara yang familiar Kenzie langsung mendongak dan menemukan Mikha yang menatapnya garang."Eeh Mikhaa.. Ehehe ya enggak dong"
ujarnya sambil cengegesan. Kenzie pikir itu Biru karena sejak tadi yang menganggu tidurnya ya anak itu. Siapa sangka malah pacarnya. Kalau Mikha Kenzie tidak mungkin bisa marah karena pacarnya itu jauh lebih galak."Tidur terus udah gamau pulang?"ucap Mikha. Kenzie baru sadar saat melihat sekelilingnya yang sudah kosong. Hanya ada mereka berdua saja.
"Ya ampunn.. Untung aja Kamu bangunin"Kenzie lalu buru-buru memakai tasnya dan menyusul Mikha yang berjalan keluar kelas lebih dulu.
"Semalam Kamu begadang lagi kan?!"hardik Mikha. Kenzie langsung menggeleng meskipun sebenarnya dia betulan begadang semalam. Apalagi kalau bukan bermain game online. Makanya tidurnya jadi pulas sekali sampai Kenzie tidak mendengar suara bel pulang.
"Gausah boong!"decak Mikha kesal. Dia sudah hafal dengan kebiasaan Kenzie.
"Iyaa, maaf. Aku emang semalam begadang. Tapi kan yang penting prku udah kuselesain"ucapnya mencoba mencoba mencari pembelaan.
"Iya sih selesai. Tapi gak ada yang bener satupun. Orang Kamu jawabnya asal-asalan yang penting selesai. Semalam pas Aku tanyain ada yang susah apa enggak malah gak dibales.. Nyebelin banget emang!"omel Mikha.
"Aku kan gamau ngerepotin Kamu terus. Makanya Aku usaha pengen ngerjain sendiri.."
"Hhh.. Kayak Aku pernah ngomong kalau Kamu ngerepotin. Itu sih cuman akal-akalan Kamu doang. Bilang aja biar gak keganggu pas lagi main. Halah!"cibir Mikha. Sekarang gantian Kenzie yang menghela nafas, Mikha makin hari makin cerewet. Kenzie diam-diam memelankan jalannya agar tak mendengar omelan Mikha lagi.
"Kenzie denger gak sih Aku ngomong apa!? Loh??"Mikha berhenti dan berdecak sebal saat menyadari Kenzie tak lagi berjalan bersamanya. Melihat Kenzie yang berjalan sambil menunduk membuatnya tiba-tiba merasa bersalah.
"Kamu udah makan belum?"ucap Mikha begitu Kenzie akhirnya sejajar dengan langkahnya.
"Belum.. Uangku abis di palak sama Biru tadi pagi"ujarnya. Katanya anak itu kena hukuman dari Bundanya gak dikasih uang jajan. Tapi dasarnya Biru tidak tau diri, semua uang Kenzie malah di ambil. Makanya seharian ini Kenzie tidak ke kantin dan hanya tidur di kelas.
"Hhh.. Yaudah Kita makan dulu sebelum pulang. Aku juga sekalian mau ngomong sesuatu. Penting"kata Mikha. Bukannya senang dengan ajakan Mikha, Kenzie justru langsung panik.
"Ngomong pentingnya bukan mau ngajakin putus kan!?"ujarnya. Mikha langsung menatapnya tajam dan menendang kaki Kenzie.
"Kamu mau putus emangnya!?"ucap Mikha sebal. Kenzie meringis sambil menggeleng.
"Enggaklah! Berarti bukan ngajakin putus kan!? Jawab dongg!!"Kenzie menahan lengan Mikha yang berjalan keluar gerbang sekolah.
"Ah tau deh! Tadi gak ada rencana sampe sana. Tapi--"
"Gaboleh. Kita gaboleh putus!! Ayo makann.. Aku laperrr"Kenzie menarik tangan Mikha dan membawa perempuan itu menyebrang bersama ke cafe depan sekolah mereka.
"Aku mau pesen ini, kalau Kamu apa?"tanya Kenzie. Dia menyodorkan menu ke Mikha tapi pacarnya itu hanya diam saja.
"Mikha? Gak laper?"tanya Kenzie sekali lagi. Mikha yang sejak tadi sebenarnya di buat salah tingkah karena ucapan Kenzie sebelumnya langsung mengerjap.
"Aku pesen minum aja. Masih kenyang"
"Ohh okedeh.. "
Sembari menunggu pesanan Mereka diantarkan. Kenzie melirik ke arah Mikha yang hanya diam saja.