Kenzie bergerak kesana kemari di atas kasur karena sedari tadi dia tidak bisa tidur. Kenzie lalu bangun dan menggaruk kepalan, dan menatap sekeliling kamar yang dulu di tempati Papanya. Di dinding ada beberapa foto yang di gantung. Foto-foto Papanya jaman dulu dan Kenzie berdiri untuk menatap satu persatu foto-foto itu. Ada foto Papanya pakai seragam SMA dan di sebelahnya ada Om Sean yang masih pakai seragam SD. Kenzie terkekeh melihat foto itu apalagi muka Om Sean bak anak polos dan sedang memeluk pinggang Papanya.
"Lucu"ucapnya. Kenzie tiba-tiba jadi membayangkan kalau nanti adiknya betulan lahir apa Mereka akan seperti itu juga? Mungkin saja Kenzie sudah kuliah atau bahkan menikah adiknya masih pake seragam SD. Mungkin juga adiknya bisa berteman dengan anaknya nanti.
"Kejauhan sih mikirnya"Kenzie lalu menggelengkan kepala. Dia lalu bergerak ke foto lain kali ini foto Papa bersama seorang wanita yang Kenzie kenal sebagai Oma tapi tidak pernah bertemu secara langsung. Di sana Papanya masih kecil dan memeluk Omanya dari belakang. Kenzie mengernyitkan kening, pose ini terasa familiar dengannya. Kenzie juga punya pose yang sama dengan Mamanya.
"Oma.. Sekarang udah punya banyak cucu loh. Om Sean bahkan kasih empat. Anaknya juga lucu-lucu, apalagi si kembar Kylo sama Koa.. Mereka lucu tapi Kenzie males deket-deket. Trus juga bentar lagi ada cucu baru. Oh iya, Oma disana ketemu Kenzo ya? Nakal ya dia Oma? Kalau nakal pites aja telinganya. Soalnya dia kalau ketemu Aku suka marah-marah.."
Kenzie lalu berjalan dan duduk di meja belajar. Disana ada banyak buku-buku yang Kenzie tidak akan menyentuhnya. Dia alergi buku. Jadi anak itu hanya membuka laci dan menemukan beberapa permainan lama dari dalam sana. Ada yoyo, tetris, kartu-kartu, lalu ada buku notes kecil. Kenzie penasaran lalu mengambilnya.
•Tujuan Hidup yang ingin di capai:
1. Hafal Al-Qur'an (✔)
2. Keliling eropa(?)
3. Kuliah di luar negeri (Insya'Allah)
3. Menikah muda(?) *kalau bisa*
4. Bahagiakan Papa & Sean*adikku* (Insya'Allah)
5. Ingin seperti PapaKenzie lalu membuka lembaran selanjutnya dan di isi dengan kata-kata motivasi bahasa Inggris yang dia tidak paham artinya apa. Dan di lembar terakhir buku note Papanya menulis nama-nama keluarganya.
Jeffry Gutomo
Tatyana
Kaffa
Sean"Kok lucuu.."Kenzie lalu menyimpan kembali buku notes tadi ketempatnya semula. Kenzie jadi berpikir dan membandingkan kehidupan Papanya dulu dan kehidupannya yang sekarang apalagi Kenzie tiba-tiba ingat ucapan Opanya tadi.
"Kamu harus pandai bersyukur Kenzie. Waktu seumuran Kamu dulu, Papa gak bisa dapetin apa yang Kamu punya sekarang. Dulu kalau ngerjain tugas atau apapun pasti perginya ke warnet, sekarang di rumah Kamu di pasangan wifi. Kemana-mana ada kendaraan sendiri. Papa Kamu dulu boro-boro. Masih pake kendaraan umum dia atau nebeng sama temen. Opa dulu juga masih dosen biasa. Gajinya belum cukup kalau harus beliin anak kendaraan sendiri. Sekarang Kamu kalau minta apa aja bakalan di turutin. Tau gak kenapa? Biar Kamu bisa dapetin apa yang nggak di dapetin Papamu pas dia seumuran Kamu. Jadi banyak banyak bersyukur nak, Kamu punya semuanya loh. Papa Mama masih sehat.. Semua yang Kamu mau pasti bakalan di kasih sama Mereka. Opa tau Kenzie anak baik, jadi sekolah yang bener yaa.. Gak harus dapet juara kelas seperti Papa, Kenzie hanya perlu paham dengan apa yang di sampaikan Guru"
*****
Kaffa turun dari dalam mobilnya dan berjalan menuju ke ruang guru. Langkahnya Ia percepat dan sesekali mengecek jam di pergelangan tangannya. Sekolah sudah sepi dan mungkin Kaffa satu-satunya orang tua murid yang tersisa. Lelaki itu datang terlambat karena tadi pagi harus ke kampus dulu untuk menyelesaikan urusannya. Dan ternyata malah memakan waktu yang lumayan makanya Kaffa sampai telat untuk ikut pembagian raport bersama dengan orang tua murid yang lain.