Rio merasa bingung sekaligus aneh karena melihat suasana di meja makan pagi ini. Terlalu sepi. Apalagi melihat tante Gita yang sama sekali tidak mengajak Kenzie berbicara. Tidak biasanya anak itu di diamkan seperti ini.
"Aku selesai, mau berangkat sekarang"kata Kenzie pamitan lalu mengambil tas yang Ia sampirkan di kursi. Dan ucapan Kenzie tadi hanya mendapatkan deheman dari Mama sedangkan Papa hanya mengangguk. Lagi-lagi Rio merasa ada sesuatu yang aneh.
"Aku beneran pergi nih Maaa"kata Kenzie lagi saat tak mendapatkan balasan yang sesuai keinginannya.
"Yaudah"ujar Caca. Perempuan itu sibuk memakan makanan di piringnya. Kaffa lalu melirik ke arah istri dan anaknya itu lalu memilih untuk tak ikut campur.
"Maa, jangan diemin Aku dong"
"Siapa yang diemin Kamu sih. Ini Mama lagi ngomong kan. Gak denger?"
"Tapi Mama gak ngeliat Aku. Mama juga gak nganterin Aku kedepan. Mama juga gak nyi--ah udah lah! Aku berangkat!"ucapnya yang hampir saja keceplosan jika Ia menginginkan ciuman brutal yang biasanya di lakukan Mamanya sebelum berangkat ke sekolah.
Kenzie berjalan terburu-buru keluar dari dalam rumah dan membuka pintu gerbang. Anak itu lalu mengeluarkan motornya dari garasi dan menggas motornya lumayan keras. Sengaja sebagai bentuk protes. Dia tidak suka kalau Mama jadi begitu cuek. Tidak seperti Mamanya yang dia kenal.
Usai memanaskan motor Kenzie langsung memakai helm dan pergi. Dia sengaja tidak menutup pintu gerbang. Lagi-lagi karena melangsungkan protes! Biarin! Biar Papa saja yang tutup!
"Ngambek tuh dia Caa"kata Kaffa yang akhirnya baru buka suara.
"Aku juga ngambek. Siapa suruh jadi anak nakal banget"balas Caca. Rio memilih untuk jadi patung saja.
"Rio, Kamu jangan sampe kayak Kenzie ya!"lanjut Caca lagi yang tiba-tiba menyebut nama Rio. Anak itu langsung panik dan mengangguk meskipun dia tidak tau yang jadi seperti Kenzie ini yang bagaimana.
"Apasih Kamu Ca"tegur Kaffa.
"Kamu tau kenapa Tante diemin Kenzie? Dia ketahuan nonton bokep Rio! Gimana gak emosi tante dengernya!"kata Caca. Rio yang mendengarnya langsung membulatkan mata kaget. What!? Seorang Kenzie!? Waduh! Pantes aja pawangnya marah.
"Kamu harus sering-sering ajak dia belajar Rio. Dari pada dia begitu"
"Kenzie udah janji gak bakal nonton begituan lagi Ca"
"Ya semoga aja. Aku gak suka sama orang yang ingkar janji"kata Caca sambil melirik Kaffa. Sekarang suasana sarapan pagi di rumah ini makin canggung. Apalagi bagi Rio.
"Ayo Rio. Kita juga harus berangkat"
Rio mengangguk dan mengikuti Kaffa pergi ke depan usai salim sama Caca. Sementara Caca mengantar sampai depan pintu seperti biasa. Setelah mobil Kaffa menghilang dari pandangan barulah perempuan itu menutup pintu dan masuk ke dalam rumah.
*******
"Muka Lu biasa aja Zie.. Santaii~"kata Esa bagitu datang dan langsung menegur ekspresi wajah Kenzie yang terlihat masam.
"Santai santai! Gue ketahuan sama bokap Gue tau gak! Di ceramahin!"
Esa lalu duduk di sebelah Kenzie dan meletakkan tas punggungnya di atas meja.
"Lo masih untung di ceramahin Zie. Lah Gue? Nihhh.. Liat hasil karya Rena!"ujarnya lalu menunjukkan daun telinganya pada Kenzie.
"Anjir! Merah banget!"kata Kenzie kaget. Masih ada bekas kuku di daun telinga Esa.