"Aku kok curiga Kenzie udah ngerokok ya Mas"
"Curiganya Kamu nih atas dasar apa Ca?"tanya Kaffa. Meskipun dia sedikit gugup juga mendengar ucapan istrinya barusan.
"Yah itu.. Setiap pulang Aku nyium ada bau rokok diseragam sekolahnya"
jelas Caca. Kecurigaannya ke Kenzie udah makin-makin. Apalagi semalam pas anaknya itu pulang dan kecium lagi bau rokok dari bajunya."Kamu kan tau sendiri Kenzie itu punya banyak temen yang ngerokok. Jadi mungkin dari asap rokok punya temennya nempel dibajunya"kata Kaffa membela Kenzie. Soal Kenzie yang merokok biar jadi urusan Kaffa saja. Caca gak usah sampai tau.
"Iya kalau beneran temennya, kalau anaknya yang begitu. Beneran bakal Aku marahin. Kamu juga Mas! Gimanapun anak itu juga mencontoh apa yang dilakuin orang tuanya.. Berapa kali Aku bilangin buat berhenti eh sekarang Kamu masih suka sembunyi-sembunyi"omel Caca dan mencubit lengan Kaffa. Membuat lelaki itu meringis berkat cubitan pedas istrinya.
"Ya ampun Caa. Iyaaa.. Aku ngerokok kan cuman pas mumet aja. Gak setiap hari juga dan gak dirumah, okey? Urusan Kenzie biar jadi urusanku.. Kamu gak perlu khawatir"balas Kaffa. Caca hanya mengangguk meskipun bibirnya manyun.
"Yaudah Aku berangkat, mukanya jangan cemberut begitu. Gak enak diliat. Suami berangkat kerja harusnya disenyumin. Biar semangat kerjanya"
"Iyaaa iyaaaa.. Udah sana ah"Caca memberikan tas Kaffa dengan ogah-ogahan. Kaffa hanya menghela nafas lalu melirik ke arah belakang dimana ada Kenzie yang barusan turun tangga. Saat tatapan mata mereka bertemu Kenzie mendadak berjalan mundur dan kembali naik ke atas. Kaffa sampai geleng-geleng kepala dengan tingkah anak sulungnya itu.
"Safi Papa berangkat dulu ya sayangg... Sampai jumpa ntar malem. Safi mau Papa bawain apa? Martabak keju? Oke deh!"kata Kaffa mencium kedua pipi Safi yang ada digendongan Caca. Kaffa sengaja berucap demikian biar Caca senang dan untungnya berhasil karena sekarang senyuman perempuan itu sudah melebar.
"Kejunya yang banyak ya Papaa~~Safi suka kejunya yang segunung!"ucap Caca.
"Siapp dehh.. Ayo Yo, kita berangkat"
Rio yang sejak tadi menunggu keduanya berpamitan mengangguk tak lupa salim dengan Caca terlebih dahulu dan berjalan mengekori Kaffa untuk masuk ke mobil.
Selepas kepergian mobil Kaffa keluar dari garasi barulah Kenzie berani turun tangga dan bergabung dengan Mama dan adiknya di meja makan. Mama sedang menyuapi Safi makan.
"Hari ini pulang jam berapa"tanya Caca tanpa menoleh. Perempuan itu sibuk membersihkan mulut si bungsu yang makan belepotan.
"Jam pulang kayak biasa. Cuman ntar sore Aku bakal berangkat buat pergi latihan lagi ke studio"balas Kenzie. Anak itu mengunyah nasi gorengnya dengan terburu-buru.
"Pelan-pelan dong Kak makanya. Nanti kesedak kamu tuh--nah kan!"Caca geleng-geleng saat melihat Kenzie yang tersedak didepannya. Ucapannya bisa langsung kejadian gak sampai sedetik.
"Minum air! Jangan cuman megap-megap begitu!"ujarnya galak dan menyodorkan air minum buat Kenzie.
"Ehehe.. Maaf"balas anak itu sambil nyengir.
"Yaudah Aku berangkat ya! Assalamualaikum!"pamit Kenzie dan mengambil tangan Caca untuk segera dicium. Tak lupa menghimpit pipi Safi membuat adiknya itu menangis.
"Bawa motor gausah ngebut-ngebut! Gapapa telat asal selamat Kenzieee!!"teriak Caca pada Kenzie yang sudah berlari keluar rumah.
"Iyaaa Maaaa!!!"balas Kenzie yang juga ikut berteriak dari luar.
"Kata siapa gak bakal ngebut. Orang udah telat begini kok.. Hari ini petugas piketnya galak Maaa"
monolognya dan langsung menstater motor melaju meninggalkan rumah menuju ke sekolah.
__________
