"Kenzie nanti--"
"Gak ah males.. Kenzie mau tidur. Capek"Ujar Kenzie dan langsung naik ke atas menuju kamarnya. Sepulang dari nyekar tadi memang suasana hatinya tidak baik. Makanya males-malesan begitu denger Mama ngomong.
"Mas Kaffa, Kenzie kok begitu sih jawabnya?😞"
"Biarin ajalah Ca.. Kek gak kenal Kenzie aja. Dia kan abis pulang dari sana langsung badmood.. Gatau tuh kenapa.."
Caca menghela nafas.. Gini nih susahnya ngadepin anak yang lagi puber. Soalnya lagi moodswing banget anaknya. Nah Kenzie tuh contohnya.
"Mandi yuk?"Ajak Kaffa tapi Caca menggeleng.
"Gak deh.. Aku mau nyuci piring aja. Kamu duluan ajalah"Balas Caca. Kaffa menghela nafas kemudian pergi ke kamar juga. Caca langsung berbelok untuk pergi ke dapur. Sebenarnya dia hanya sedang cari alasan saja. Caca lagi gak mood. Sama kayak Kenzie yang kalau pulang dari nyekar bawannya sensitif maka Caca juga begitu.
Kenzie menutup pintu kamarnya dan sekalian menguncinya. Anak itu melepas peci dan jam tangannya kemudian berbaring di atas kasurnya lalu menghela nafas.
"Oyy bro.. Whats up? What are You doing? Are You follow Me? Or Me it's You?"
"Ck.. Sok paling bener dah bahasa Inggris Gue. Padahal itu pelajaran paling anjlok.."
"Gak tau deh ini anak siapa.. Bisa-bisanya bego banget di mapel bahasa Inggris padahal bapaknya Dosen Bahasa Inggris? Siapa? Ya Kenzie lah!"
"Ck bego!"
Kenzie mengambil bantal gulingnya dan memeluknya kemudian menutup mata. Hal yang barusan dia lakukan yaitu berbicara dengan dirinya sendiri. Sedang membayangkan jika dia mengobrol dengan Kenzo. Andai anak itu ada yaa? Gimana jadinya keluarga mereka. Apa Papa & Mama bakalan lebih sayang sama Kenzo yang mungkin saja lebih dari pada dia? Apakah mereka akan di banding-bandingkan seperti apa yang teman-temannya keluhkan padanya? Apa mereka akan saling bertengkar seperti saudara kandung pada umumnya?
"Ahhh molla.. "Ujarnya lalu menggaruk kepala. Kenapa juga pikiran randomnya ini tiba-tiba datang. Menggangu saja.
Kenzie lebih suka seperti ini kok. Hanya ada dia. Mama & Papa fokus padanya. Apa yang dia mau orang tuanya akan mengabulkannya. Dia tidak harus berebut mainan dengan saudaranya sejak kecil. Dan kehidupan anak tunggal pada umumnya.
Tapi Kenzie masih belum merasa puas karena bagaimanapun, dia merasa Papa & Mama selalu tidak merasa cukup dengannya. Selalu ada ruang lain diantara mereka dan itu khusus untuk Kenzo.
Seperti ketika dia merayakan hari ulang tahunnya. Kenzie meniup lilinnya, berdoa, dan bahkan berbagi cake untuk Mama & Papa. Mereka bahagia tapi setelahnya akan ada salah satu dari mereka yang akan mulai berbicara.
"Andai yaaa.. Kenzo ada bareng sama Kita. Pasti bahagianya double"
"Andai yaa.. Kenzo ada, dia pasti udah segede Kenzie.."
"Andai..."
Dan banyak andai andai yang lain. That's why.. He think his not enough for Them.
*****
"Ihh! Mas Kaffa kok pintunya di kunci sih? Di luar kan ujan gede.. Nanti Kenzie pasti bakalan ngetok kamar Kita minta pindah"Ujar Caca bingung.
"Biarin lah.. Aku gak mau berbagi Caca malam ini"Balas Kaffa kemudian memeluk Caca erat dan menarik selimut mereka.
"Hhh si Bapak bisa aja.."
"Hehehhe.. Kamu jangan sedih-sedih terus dong sayang. Energi Kamu tuh mempengaruhi Aku tau gak"