16. a

5.8K 814 10
                                    

Thyme!!"

Ocean melemparkan dirinya pada Thyme yang saat ini sedang membuat tembok es besar disekeliling beruang-anjing laut. Ocean bisa sedikit bernafas.

"sebenarnya apa yang kamu lakukan" tanya Thyme pada Ocean yang masih berada dipelukannya "lepas! Baumu seperti rawa"

Saat sadar posisinya Ocean langsung menjauh dari Thyme "permainan mencari bendera, berakhir buruk. Tapi yang paling penting,  pelukan itu tidak disengaja ewhh bau ku seperti rawa"

"lakukan sesuatu,  ini tidak akan bertahan lama" ucap Igor yang entah sejak kapan berada disana dan membantu mengikat hewan itu menggunakan akarnya.

Wajahnya tidak terlihat bagus, persis seperti anak yang dipaksa bangun dari tidurnya karena harus melawan hewan besar berbulu. Dan itulah yang sebenarnya terjadi.

Bahkan setelah diikat dengan akar dan dibatasi tembok es hewan itu terus mengamuk dan mengikis tembok es Thyme, membuatnya semakin tipis dan Ocean yakin kalau sebentar lagi tembok itu akan runtuh.
"hei kalian lakukan sesuatu, bukan cuma ada 2 penyihir disini" Ocean menunjuk siswa lain yang tampak diam, entah karena tenang atau terlalu shock, namun sepertinya terlalu shock.

Jam sore seperti ini tak banyak yang masih berada di sekitar sekolah, bahkan para professor juga tidak terlihat dimanapun.

Tembok es milik Thyme akhirnya pecah setelah hewan itu terus menabrakkan dirinya. Hewan itu terus mengamuk dan merubuhkan satu tiang yang ada di jelas sihir.

Oke Ocean jadilah bertanggung jawab "hai dumb dumb" teriak Ocean sambil melempar bilah es pada hewan itu.
Ocean langsung mendapat perhatian si beruang-anjing laut. Sepertinya dia masih sangat kesal karena Ocean.

"Thalia apa yang mau kamu lakukan!" ujar Thyme panik melihat adiknya berbuat gila.

Baiklah ini gila dia baru saja dikerjar hewan 5 meter dan berlari ke sini untuk mencari bantuan. Tapi itu tidak berhasil dan jika terjadi hal buruk pada siswa lain itu akan jadi salahnya.

Tidak seperti siswa kesatria, para penyihir tidam terbiasa terluka. Jadi Ocean kembali menempatkan dirinya di posisi 'buruan lucu untuk dikejar', mengabaikan teriakan Thyme yang sepertinya ikut berlari mengerjarnya dibelakang beruang-anjing laut.

"kamu harusnya berterimakasih aku mengeluarkanmu dari danau!" Ocean terus berteriak dan berlari membuat hewan itu menjauh dari kelas sihir "jujur saja bendera di kepalamu itu konyol!!"

"Thalia!" itu suara orang yang telah membuatnya dalam posisi ini.

"tersesat?!" jawab Ocean kesal.

Isaac ikut berlari disampingnya, dia memperlihatkan tangan kirinya yang berada dalam posisi aneh "maaf tanganku sempat patah"

"eww gross, tanganmu masih patah!" mereka terus belari melintasi lorong sekolah, Ocean tidak tau lagi berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan hewan setinggi 5 meter itu. Ocean beruntung kalau dia tidak dikeluarkan setelah ini.

"kita lari kemana?" tanya Isaac yang tampaknya sudah kelelahan. Untunglah Ocean sempat berfikir untuk melukai kaki hewan itu, karena sekarang hewan itu jauh lebih lambat.
"tidak tau" jawab Ocean.

"apa maksudmu tidak tau! Kita tidak mungkin lari selamanya" ujar Isaac kesal.

"apa maksudmu ikut dikejar disini padahal kamu bisa cari bantuan!" jawab Ocean tidak kalah kesal.

"ya ucapanmu benar"

Ocean terus berlari hingga dia tidak bisa merasakan kakinya sendiri, saat ini mereka tengah melewati lapangan untuk yang mengarah pada markas kesatria. Langit mulai terlihat kemerahan, matahari akan segera tenggelam.

Ocean menoleh pada Isaac yang masih berlari sambil memegangi lengannya "Isaac lari lebih cepat"

"pikirmu dari tadi apa yang kulakukan!"

"matahari hampir tenggelam bodoh. Tugas kita cuma ngambil bendera" mereka berlari ke arah markas.

Dari luar Ocean bisa melihat beberapa siswa yang tadi bertanding dengannya sedang merendam kakinya dengan air hangat sambil mengobati luka satu sama lain.

Aww manis sekali.

Sayangnya sekarang tidak lagi, karena mereka berteriak panik melihat Isaac dan Ocean membawa hewan sebesar 5 meter mengarah ke markas.

"Jendral!!! Tim biru Isaac, Thalia membawa bendera emas ! Matahari masih belum tenggelam" Ocean berteriak dengan energi terakhir yang dia miliki, sementara Isaac susah payah mengambil bendera di saku jaketnya dengan satu tangan.

Jendral Luca datang di saat yang tepat, sambil tersenyum menyeramkan dia keluar dari markas dengan membawa pedang besarnya.
Untuk pertama kalinya Ocean melihat dia dalam keadaan sadar.

Isaac mengulurkan tangannya untuk menyerahkan bendera pada Luca. Tepat setelah itu Luca menghempaskan pedangnya pada si beruang-anjing laut.

Ocean tidak tau lagi apa yang terjadi, karena setelah itu dia luruh ke lantai.

...

Terimakasih telah membaca.

Anti Romantic QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang