Kediaman Leviathan
Keadaan rumah kacau. Pertemuan dihentikan, semua tamu dipulangkan lebih cepat.
Tapi Thyme menikmati itu semua.
Wajah kaku Alysia yang kesakitan, suara lolongan Diane Leviathan yang terus mengatakan Alysia tidak bersalah, wajah bingung Akaif Leviathan.
Dan juga ekspresi kesal yang dikeluarkan Thalia, seolah menuduh Thyme dalang dari kekacauan ini.
Tidak salah.
Thyme memang merencanakan ini. Posisi pewaris yang selalu dibanggakan Alysia dan Diane Levithan itu, Thyme menginginkannya.
Ketika dia menginginkannya, Thyme akan mendapatkannya dengan perlahan-lahan hingga ketika semua orang menyadarinya.
Semua sudah terlambat.
"Alysia tidak melakukan apapun! Lihat dia masih hidup kan!" Diane yang sebelumnya diungsikan karena tidak bisa mengikuti pertemuan kini berdiri dengan teguh sambil menunjuk-nunjuk Thalia.
Beraninya manusia ini.
"lalu siapa yang dibunuh Alysia" pertanyaan Thyme membuat wajah Diane seketika memucat.
"dia hanya.. Orang asing.. Tidak penting"
Mendengar jawaban ibu tirinya Thyme hanya tersenyum berbeda dengan Diane yang langsung panik melihat ekspresi Thyme. Sejak pertama kali datang ke rumah. Diane tau kalau Thyme adalah anak yang licik, karena itu dia berusaha keras menjauhkan Alysia pada kedua bersaudara itu.
Anggaplah Diane ibu tiri yang jahat, tapi semua ibu akan melakukan apapun agar anaknya tetap aman. Namun yang terjadi....
"Thalia masih hidup. Bukankah itu yang paling penting sekarang" Diane menatap putrinya dengan iba, lalu berlalu menuju Thalia. "syukurlah, syukurlah kamu hidup"
"jadi aku memang pernah mati? Jadi Alysia memang.." Thalia anmenjeda sebelum melanjutkan "membunuhku?"
Seluruh tubuh Diane menegang, dia kembali menatap Alysia yang duduk lemas dengan tangan terikat. Putrinya yang malang kenapa harus melalui hal buruk ini. "Bukan.."
Diane memejamkan matanya, menolak melihat wajah Thalia. Kedua anak utara itu, Diane memang tidak menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri tapi Diane bersumpah dia tidak membenci mereka.
Tidak akan ada yang mengerti berapa sakit hatinya berada diposisi ini. Tidak akan ada yang mengerti bahwa seorang ibu bisa melakukan hal seekstrim apapun untuk anaknya.
"bukan Alysia. Saya yang membunuhmu"
...
Thalia menatap ke bawah, dimana perutnya kini telah dilewati sebuah pedang perak dengan garis merah. Sakit, namun Thalia tidak bisa merasakan sihirnya. Tak ada es yang muncul bahkan setelah Thalia dengan putus asa menggerakkan tangannya.
Rupanya Lucien tidak hanya bicara omong kosong, pedang ini memang pedang untuk membunuh penyihir. Pandangan Thalia menjadi kabur tapi dia masih bisa melihat dengan jelas bagaimana mata merah Alysia menatapnya dengan tajam.
"kak..." Thalia tidak sanggup mengatakan hal lebih panjang daripada itu, seluruh energinya diserap pedang itu.
"ALYSIA!!" Mendengar suara Diane dibelakangnya, Alysia seolah baru tersadar. Dia langsung mendorong pedang ditangannya, membuat Thalia terjatuh kebelakang.
Sementara Alysia ikut jatuh terduduk dengan menatap kedua tangannya "mama aku membunuh Thalia"
"AKU MEMBUNUHNYA! aku gak sengaja, cuma tiba tiba...." Alysia terisak kencang "Aku pembunuh! Mama aku takut"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...